Kylian Mbappé Lottin. Pemain muda Perancis berjuluk situan muda menghela napas. Berjalan menuju titik dua belas. Bersiap-siap melakukan eksekusi penalti. Harapan Les Bleus ada di pundaknya. Skor 2-0 sementara untuk Messi dan Argentina. Emi martinez menepuk sarung tangan, kiper dengan insting penalti terbaik itu sangat diunggulkan. Namun Mbappe yang mengetahui bahwa penaltinya akan mudah ditebak oleh Emi memilih melesatkan tendangan sekeras mungkin. Benar saja, Emi berhasil menebak arah pinalti tersebut namun bola dari Mbappe lewat cuek di telapak tangannya. Muncul secercah harap untuk Perancis. Tak lama setelah gol penalti tersebut. Keajaiban tiba. Mbappe menyamakan kedudukan dengan gol cantik tendangan volinya. Semuanya terjadi hanya dalam tempo 2 menit. Game on!
Argentina tetaplah Argentina. Para pemainnya tidak hanya berjuang untuk negara tapi lebih dari itu semua berjuanguntuk seorang Lionel Messi. “Kami bersedia untuk berperang sekalipun jika dia (Messi) meminta kami,” ucap De Paul.“Aku ingin memberinya hidup. Aku siap mati untuknya,” ucap Emi Martinez.
Akhirnya gol serangan balik tercipta melalui kaki kiri magis si Leo. Di Maria menangis di bangku cadangan usai gol itu. 10 menit lagi dan mereka sah menjadi juaranya. Sekali lagi jalan Messi menuju juara tak semudah itu. Mbappe, rekan satu tim Messi di PSG kembali menjadi batu sandungan. Ia mencetak gol penalti kedua kalinya dan sejarah hattrick di piala dunia sejak terakhir kali dilakukan Geoff Hurst pada 1966. It’s Final!
Adu penalti untuk kesekian kalinya pada turnamen piala dunia kali ini. Emi Martinez, pantas masuk dalam buku sejarah Messi kelak. Orang yang dua kali menolong Messi dalam dua partai final di Copa America dan kali ini final Piala Dunia. Ia kembali melakukan aksi heroik dengan insting penaltinya. Argentina juara. Lionel Andres Messi menutup karir dengan sempurna.
"The little boy from Rosario, Santa Fe, has just pitched up in heaven. He climbs into a galaxy of his own. He has his crowning moment and of course he is not alone.” Komentar puitis khas Peter Drury menutup kisah indah seorang Messi.
Dengan ini Piala dunia Qatar 2022 layak dinisbatkan sebagai piala dunia terbaik sepanjang sejarah sepakbola. Saya melihat semua orang bisa merasakan indahnya sepakbola pada kompetisi ini. Presiden FIFA Gianni Infantino memvalidasi hal tersebut dalam kalimatnya “2022 World Cup is the best World Cup ever.”
Bukan tanpa alasan, hal ini bisa kita saksikan dari berbagai banyak momen bersejarah dalam Pildun kali ini. Berikut 5alasan mengapa Pildun Qatar layak dinisbatkan menjadi yang terbaik dalam sejarah:
“Kami berada disini untuk bermain sepakbola, kami disini bukan untuk menyampaikan pesan politik, ada tempat yang lebih baik untuk itu. Kami hanya ingin menikmati sepakbola,” komentar Eden Hazard (Kapten timnas Belgia) saat ditanya pendapatnya terkait gestur menutup mulut para pemain Jerman.
Benar. Sepakbola akan selalu berkaitan mesra dengan politik. Sebagai olahraga terfavorit masyarakat dunia, negara dapat menggunakan sepak bola untuk menunjukkan posisinya, menanamkan pengaruh, ataupun menunjukkan prestise negaranya dalam politik internasional. Di saat itu pula, bukan tidak mungkin kepentingan suatu kelompok turut mengintervensi sepak bola itu sendiri. Padahal, asosiasi sepak bola nasional, regional, hingga dunia sepakat bahwa keindahan permainan sepak bola tidak boleh terkontaminasi oleh muatan politik apapun.
Hal ini bertolak belakang dengan Pesta sepakbola terbesar di jagad raya di Qatar tahun ini. Meski menjadi catatan sejarah baru bagi Qatar sebagai tuan rumah karena untuk pertama kalinya Piala Dunia digelar di negara Timur Tengah. Namun, tonggak sejarah itu juga ikut menjadikan turnamen empat tahunan kali ini penuh kontroversi, mulai dari propaganda isu LGBT yang dilarang, dugaan korupsi, gestur menutup mulut para pemain Jerman, dan beberapa negara Eropa yang mengamcam dirinya keluar dari FIFA karena merasa dibungkam.
Pada akhirnya, semua propaganda di piala dunia kali ini tenggelam oleh sepakbola itu sendiri. Negara-negara yang sibuk sendiri dengan isu-isu politik seperti Jermandan Denmark kehilangan performa terbaik mereka. Berbeda dengan tim-tim lain yang hanya fokus untuk bermain. Matilah politik, Hiduplah sepakbola. Just football, only football.
"Teams like France, England, and Brazil played well in the first game. The teams who were mentally ready to focus on the competition and not on political demonstration," (Tim-tim seperti Perancis, Inggris, dan Brazil bermain bagus di pertandingan pertama. Tim yang sudah siap secara mental dan fokus terhadap kompetisi, bukan tim yang fokus dengan demonstrasi politik) sindir Arsene Wenger (Mantan pelatih Arsenal) untuk Jerman.
Karena pada esensinya sebenarnya sepak bola untuk dinikmati, menghadirkan cinta, bukan alat propaganda. Seperti slogan FIFA pada pildun kali ini “Football United the World”. Sepakbola menyatukan dunia. Dimana semua orang sangat ingin melihat pemain idolanya, klub sepak bolanya dan ada yang ingin melihat indahnya gaya permainan dalam sepak bola.
Tak lebih sebulan lalu sebelum pildun dimulai, orang-orang masih bertanya-tanya, "Ini ada Piala Dunia nggak sih?". Tak ada gegap gempita seperti yang sudah-sudah. Alih-alih sepak bola, hal-hal lain jadi pengantar ini helatan. BBC di Inggris bahkan tak menyiarkan langsung di televisi upacara pembukaan gelaran yang untuk pertama kalinya dalam sejarah digelar di negara mayoritas Muslim itu.
Pertandingan pertama, antara tuan rumah Qatar melawan Ekuador yang hasilnya sesuai tebakan, seperti menandakan bahwa Piala Dunia 2022 ini tak istimewa di luar aneka isu politik yang mengelilinginya. Kala Inggris mengalahkan Iran dengan skor telak 6-2, kesan normalitas itu masih terjaga.
Kemudian datang menit ke-53 pertandingan Grup C antara Saudi melawan Argentina, saat gol Al-Dawsari mengejutkan dunia. Argentina, sang kandidat utama itu, keok. Patah rekor 36 pertandingan tanpa terkalahkan. Kemenangan itu seperti percik api yang kemudian jadi nyala yang menjalar ke seantero kompetisi.
"Saya dan tim sukar percaya dengan hasil itu. Kami menyaksikan pertandingan Saudi melawan Argentina. Mereka bisa menang dan kami berpikir mungkin kami juga bisa. Kemenangan itu sangat menginspirasi tim kami," ujar pemain Jepang Kaoru Mitoma.
Benar saja, Jepang melumat Jerman dalam pertandingan perdana mereka di Grup E. Der Panzer yang datang membawa misi ideologis mereka jumawa memulai pertandingan. Para pemain menutup mulut dalam sesi foto sebelum pertandingan, Antonio Rudiger "mengenyek" pemain Jepang. Tapi determinasi dan kegigihan pada akhirnya menang. Untuk kedua kalinya, dunia terkejut kala Jepang akhirnya unggul dengan skor 1-2.
Secara total, 12 pertandingan dimenangkan mereka-mereka yang yang tak diunggulkan pada fase grup. Jumlah ini yang terbanyak dalam sejarah, melampaui sembilan pertandingan pada Piala Dunia 2002 dan 2010.
Tujuh negara yang berada pada 20 besar peringkat FIFA tak lolos. Tiga negara AFC lolos ke babak selanjutnya, melampaui capaian-capaian terdahulu. Dua tim Afrika juga melaju, mengulangi capaian pada 2014. Semua benua yang dihuni manusia mengirimkan wakilnya ke fase gugur kali ini.
Dua pertandingan, Saudi vs Argentina (2-1) dan Kamerun vs Brasil (1-0) memegang rekor pertandingan dengan hasil paling tak terduga sepanjang sejarah Piala Dunia. Maroko dan Jepang jadi juara pada grup neraka. Mengangkangi kekuatan-kekuatan di atas kertas seperti Belgia, Kroasia, Jerman, dan Spanyol.
Terakhir, sebuah tim yang mampu memenangkan hati para penggemar sepakbola di luar sana ialah The Atlas Lion atau Maroko. Di luar nalar mampu mencapai semifinal dengan permainan khas mereka counter pressdan sirkulasi bola yang cepat. Mampu membisukan gaya permainan ball possesion Eropa seperti Belgia, Portugal, dan Kroasia. Semua keajaiban ini hanya bagian dari sepakbola.
Selalu ada kejutan. Ungkapan yang cocok untuk menggambarkan piala dunia kali ini. Terlepas dari statistika, di dalam lapangan sepanjang pertandingan, tak kalah menggairahkan. Setiap pertandingan semacam memiliki urgensinya sendiri-sendiri, seperti laga hidup mati. Mulai dari gol penentu kemenangan Saudi, dua gol perpanjangan waktu Iran melawan Wales, gol di garis tipis Jepang yang menyingkirkan Jerman, determinasi Pasukan Taeguk, drama Portugal lawan Ghana, Kamerun yang mengejar ketertinggalan dua gol dari Serbia, Maroko menghabisi Belgia sang peringkat dua dunia, tensi politik saat para pemain keturunan Kosovo-Albania membawa Swiss menaklukkan Serbia.
Itu baru di fase penyisihan. Di fase gugur, lebih dari segalanya. Maroko yang mengugurkan Spanyol dalam adu penalti dan membawa naik nama Yassin Bonou yang sepantasnya sudah dari dulu layak dikenal. Aksi hormat pelatih Jepang setelah menyuguhkan permainan mengesankan melawan Kroasia. Tangisan Neymar yang kembali gagal membawa negaranya. Namunpertandingan paling mencolok ada pada Argentina melawan Belanda. Final terlalu dini kata orang. 17 kartu kuning, tensi tinggi, emosional pemain, tendangan Paredes ke arah bangku cadangan, aksi heroik Weghourstdi injury time, psywar Lionel Messi dengan Van Gaal, selebrasi jari tengah Emi Martinez. Layak dianugerahi match of the tournament.
Tak berhenti disitu. Final kali ini. Tidak perlu dijelaskan. Semua orang yang bahkan bukan penikmat bola sekalipun, turut merasakan euforianya. Tidak ada kata yang bisa menggambarkan final tahun ini.
Salah satu hal yang bisa kita syukuri saat ini adalah bisa menyaksikan rivalitas terhebat dalam sejarah sepakbola bahkan seluruh olahraga. Ronaldo vs Messi. Tak perlu diragukan lagi, Ronaldo dan Messi jelas merupakan dua pemain terbaik di dunia dalam satu dekade terakhir. Mereka mendominasi dunia dengan trofi kolektif bersama tim masing-masing atau penghargaan pribadi. Perdebatan siapa yang lebih baik di antara Messi atau Ronaldo sudah tak ada guna, sebaiknya kita menikmati saja selama mereka masih bisa bermain.
Menurut Mourinho, Messi dan Ronaldo sebenarnya saling mendorong untuk mengembangkan permainan mereka dalam beberapa tahun terakhir. Inilah sisi baiknya, Messi tidak bisa bersantai, sebab Ronaldo selalu membayangi. Pun Ronaldo tidak bisa berhenti berlatih untuk mengejar bakat alamiah Messi. Mereka mendorong satu sama lain, tapi sayangnya mereka juga harus bersaing. Ada kalanya, Messi tertunduk ketika dikalahkan Ronaldo. Hal yang sama juga dialami Ronaldo ketika Messi jauh lebih baik.
Sayangnya, Ronaldo dan Messi tidak bisa bermain selamanya. Mungkin kita tidak akan menyaksikan rivalitas dua atlet ini setelah piala dunia. Adalah waktu yang hebat melihat itu semua sengit sampai akhirnya berakhir hari ini. Ronaldo tetaplah salah satu yang terhebat yang pernah ada. Karena berhasil menjadi inspirasi seorang manusia biasa yang mampu menyaingi alien (Julukan Messi). Tapi si alien, tak tersentuh; ia kini sah berjalan sendiri sebagai yang terbaik sepanjang masa setelah resmi menamatkan trofi piala dunia.G.O.A.T (Greatest of All Time).
"Montiel....,"
"Argentina, juara dunia. Lagi. Akhirnya. Dan seluruh negara akan menari tango sepanjang malam. 36 tahun yang lalu, sejak Maradona dan Meksiko, di sini akhirnya kerumunan baru bangsa yang abadi. Scaloni telah ditakdirkan, Messi akan menjadi orang suci,"
"Lionel Messi telah bersalaman dengan surga,"
"Bocah lelaki dari Rosario, Santa Fe, baru saja naik ke surga. Dia naik ke galaksi sendiri. Dia berada dalam momen puncaknya dan tentu saja dia tak sendirinya. Dan satu perasaan untuk Mbappe, yang mencetak hattrick di final Piala Dunia dan kalah, bagaimana mungkin?,"
Bagi dunia sepakbola, siapa yang tidak kenal Peter Drury? Peter Drury adalah Goat-nya dalam dunia komentator bola. Si dewa komentator. Kalimat yang ia lontarkan tidak hanya sekedar kehobahan seperti ‘Ahay’ dan ‘Jebrettt’. Lebih dari itu, tak hanya cuap-cuap belaka namun sarat akan riset. Komentar puitisnya selalu mencuri perhatian, dan dia ditunjuk khusus sebagai komentator utama bahasa inggris pada pildun kali ini.
Diawal adalah cuplikan komentar Peter usai Montiel penentu kemenangan Argetina berhasil mengeksekusi penalti, memastikan Argentina menjadi juara. Salah satu momen ikonik Peter juga terlihat saat komentarnya terhadap timnas maroko saat mengalahkan Ronaldo cs.
"Drink it in Casablanca, relish it Rabat, this is your night. See it from atop the Atlas Mountains, all above the Marrakech express, a night Morocco will never forget."
Juga pada saat Messi menyelamatkan Argentina saat melawan Meksiko. "The Magic Man! One more Messi moment and Argentina are alive."
Dan masih banyak puisi-puisi lain yang ia lontarkan dalam perhelatan piala dunia kali ini.
Tentunya masih banyak momen-momen unik dan bersejarah yang tidak terekam dalam basa-basi ini. Piala Dunia Qatar 2022 akan dikenang sebagai salah satu yang terbaik atau bahkan yang terbaik. Dengan tidak menafikkan bahwa Piala Dunia Afrika Selatan 2010 tetap memiliki euforia yang tidak kalah seru. Namun dari segi pertandingan. 2022 tetap menyuguhkan terbaik yang pernah ada. Seandainya setiap sepakbola bisa dinikmati seperti ini, bukan tidak mungkin kejadian seperti tragedi kanjuruhan akan hilang dan tidak akan terulang kembali. Thanks Qatar, thanks football!
Oleh: Muhammad Saifurrohman
Sumber Ilustrasi: CNN
0 Comments
Posting Komentar