Terngiang-ngiang obrolan seorang youtuber dari “Korea Reomit” mengatakan perbedaan orang Indonesia dengan orang Korea, orang Indonesia selalu menikmati setiap alur kehidupan berbeda dengan orang korea yang sangat ambisius hingga hanya menikmati ketika mencapai sesuatu. Cara pikir ini hidup yang harus tetap dilestarikan di mana pun kita berada, bahkan ketika di Sudan.
Kita lihat kantor jawazat akhir-akhir ini sangat penuh dengan permasalahan mahasiswa dari salah rusm biasa hingga akut, atau urusan ijazah yang belum segera terlihat titik terangnya belum lagi di kantor lain, birokrasinya Sudan selalu berhasil membuat kita muntah. Tapi masalah tetap masalah yang harus segera diselesaikan, tidak peduli bagaimana caranya, kita tetap hanya mencari kata selesai.
Sejatinya masalah dimata Allah bukan cara menghancurkan dan menghukum kita, tapi jalan menaikkan kelas kita.
“Kami pasti mengujimu dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta jiwa dan buah-buah. Sampaikanlah kabar gembira bagi orang yang sabar” (Al-Baqarah:115)
Jangan terlalu terpaku dengan hasil, menyalahkan faktor disekitar kita, tersiksa dengan keberhasilan seseorang, sehingga proses dianggap sebuah kegagalan. Hilang sudah tradisi kita untuk selalu menikmati usaha dan berpikir positif di setiap kejadian. Alasan kita diuji (menderita) adalah karena secara biologis penderitaan itu bermanfaat, dengannya kita berevolusi, berinovasi dan bertahan hidup. ketidakpuasan membuat kita bertarung, berjuang dan menaklukkan, ujian bukanlah hama.
bahkan dalam islam diajarkan masalah adalah alat uji keimanan, kesabaran, mengukur tauhid, kedekatan kita dan ketergantungan kita dengan Allah, kadang masalah adalah tamparan untuk menyadarkan nurani kita untuk kembali mengingat ajaran agama kita sudah lama longgar, karena dengan izinNya lah masalah kita bisa terselesaikan. Sesungguhnya Allah selalu bersama kita, tidak meninggalkan kita di kondisi apapun.
Tidak ada manusia yang mulus dalam menggapai sesuatu. Kenikmatan terlalu melenakan tidak akan bernilai, demikian juga kesengsaraan tidak bermakna jika tidak dilakukan dengan tujuan tertentu. Rasa sakit dan kehilangan tidak dapat dielakkan dan kita harus belajar dan kita harus belajar dengan berhenti menolaknya, pelajaran dari Budha.
Tips menghadapi masalah menurut ajaran islam:
● Tidak memperbesar masalah.
● Berserah diri.
Bukan dimaksud dengan pasrah, tanpa usaha tapi tetap berusaha dengan menyerahkan hasil kepada Allah agar pikiran dan hati tenang.
● Berdoa, minta agar dipermudah urusan dan diberi hasil yang memuaskan. Jangan lupa berdoa agar selalu diberi taufik dan hidayah agar selalu berada di jalan yang benar (tidak melenceng ketika dihadapi masalah).
● Bersyukur, syukur masih diberi kesempatan dan pemahaman untuk melanjutkan hidup meskipun compang camping.
Sumber ilustrasi : pinterest
Oleh: Muhammad Nur Wahid
Mahasiswa International University of Africa
0 Comments
Posting Komentar