Produktif di Rumah dengan Virtual Office Working


     “Rumah bukanlah tempat asal Anda, rumah adalah tempat Anda menemukan cahaya saat semuanya menjadi gelap” ― Priece Brown.

    Menemukan cahaya di rumah saat semuanya menjadi gelap yaitu, apabila kita dapat bertahan hidup menghadapi segala bentuk dinamika kehidupan. Sejak merebaknya pandemi virus Covid-19 telah memaksa banyak orang untuk beradaptasi terhadap kebiasaan baru tidak bekerja dari kantor, melainkan bekerja dari rumah (WFH). Rumah yang tadinya hanya sebagai tempat beristirahat kala penat, berubah menjadi tempat menjalankan segala bentuk pekerjaan sehari-hari.

     Pemberlakuan WFH dilakukan untuk mematuhi peraturan pemerintah untuk mengatasi Covid-19. Antara lain mulai dari pemberlakuan Pembatasan Sosial Massal (PSBB), hingga pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Tingkat 4. Jadi tidak hanya individu, perusahaan sebagai tempat bekerja pun wajib mematuhi peraturan pemerintah akibat pandemi Covid-19.

  Walaupun demikian, ternyata pemberlakuan WFH memberikan dampak yang bagus bagi perusahaan maupun karyawan, seperti membantu pemilik atau karyawan perusahaan untuk meningkatkan produktivitas kerja. Sebab, kedatangan dan kepergian tersebut berlangsung secara daring yang tidak secara fisik datang dan hadir di lingkungan kantor.

Produktivitas Pekerja WFH

  Menurut WHO (World Health Organization), perusahaan dapat mengambil beberapa langkah alternatif untuk membuat kerja jarak jauh lebih sehat bagi semua orang, antara lain sebagai berikut:

1. Mendorong karyawan untuk menetapkan batasan jam kerja dan jadwal kerja reguler agar tidak bekerja secara berlebihan.

2. Manajer dan pekerja perlu mendiskusikan bagaimana memberi tanda ada atau tidaknya seseorang pada ruang kerja.

3. Partner dan bos harus tetap berhubungan melalui pembaruan rutin dan pertemuan brainstorming. Hal ini karena stres dapat dikurangi dengan meningkatkan komunikasi. Namun, perhatikan waktu yang dihabiskan seseorang untuk rapat daring.

4. Mendorong pekerja untuk melakukan hal-hal sosial dan aktif seperti istirahat dan olahraga.

5. Memastikan karyawan Anda memiliki semua yang mereka butuhkan untuk menciptakan ruang kerja yang ergonomis.

6. Melatih karyawan jarak jauh tentang etiket digital dan pastikan mereka tahu cara mengidentifikasi dan melaporkan penyalahgunaan secara daring.




   Sebuah studi oleh Mckinsey yang membandingkan WFH dan WFO oleh pekerja di Amerika Serikat menemukan bahwa 80% pekerja lebih menyukai WFH dan 20% lebih menyukai WFO. Hasil riset ini juga menunjukkan bahwa 41% pekerja merasa WFH lebih produktif, dan 28% merasa sama produktifnya baik WFH maupun WFO. Sebagian besar karyawan tidak perlu melakukan perjalanan jauh ke kantor selama WFH, yang meningkatkan produktivitas, membuat mereka merasa segar di pagi hari dan jam kerja yang fleksibel. Sementara itu, rata-rata 31% pekerja merasa lebih produktif saat WFO dibandingkan saat WFH karena khawatir dengan kondisi dan pekerjaan rumah. Misalnya, seorang karyawan yang memiliki anak kecil di rumah dan tidak memiliki ruang kerja khusus.

Hasil Penelitian Mckinsey

Pemanfaatan Rumah Sebagai Virtual Office

     Syahdan, bekerja di rumah juga dapat dilakukan bukan hanya oleh pekerja perusahaan saja. Akan tetapi, bagi mereka yang memilih freelance atau bisa juga oleh mereka yang memiliki UKM dan usaha kecil mikro atau para pekerja industri kreatif & IT. Adanya komunitas informal di kantor bersama ini bertujuan untuk berbagi biaya sekaligus berkolaborasi dan berkomunitas, selain interaksi untuk berbagi ide.

    Pemanfaatan rumah ini juga bisa digunakan sebagai tempat untuk menciptakan kantor virtual. Bahkan, sistem ini memiliki peluang besar untuk berkembang dengan penggunaan yang bisa lebih luas. Hal ini disebabkan karena memiliki nilai keuntungan yang lebih signifikan, dibandingkan beberapa kelemahannya. Perusahaan masih memiliki kantor yang didukung oleh domisili sah, resepsionis, bahkan biaya pertemuan tanpa mengeluarkan biaya ekstra.

       Menurut Dihan Archika dan Hapzi Ali, kantor virtual (virtual office) adalah suatu konsep yang memperkenalkan pekerjaan kantor secara virtual dengan menghubungkan para pekerja yang berada pada tempat yang berlainan. Para pekerja ini biasanya saling berkoordinasi melaksanakan pekerjaannya menggunakan sistem komunikasi elektronik. Melalui kantor virtual, para pekerja dapat bekerja dengan aman dari rumah, dan dapat menghemat waktu dan biaya operasional hingga 90% dibandingkan dengan bekerja secara konvensional.

Menjadi Produktif di Rumah

     Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwasanya bekerja di rumah dapat membuat produktifitas seseorang meningkat. Akan tetapi, apakah hal itu akan terjadi begitu saja? Ketika seseorang sudah terbiasa bekerja di kantor atau di lapangan akibat pandemi, tiba-tiba diperintahkan untuk bekerja di rumah bahkan ada yang sampai diberhentikan. Tentu saja hal itu akan membuat sebagian orang tidak menerima dengan perubahan yang terjadi, dan sayangnya sampai menimbulkan depresi. Yang demikian itu terjadi disebabkan karena beban pekerjaan di rumah semakin berat, sehingga menimbulkan masalah psikologis terhadap karyawan.

   Padahal, jika saja mereka mau memejamkan mata barang sebentar sambil berpikir perihal apa yang bisa dilakukan di rumah, tentu perasaan tidak nyaman itu akan sirna. Sehingga walaupun hanya di rumah, seseorang pun dapat menciptakan ruang kerja yang kondusif dengan memanfaatkan kesempatan yang ada guna menjadi produktif. Maka hal itulah yang mesti dipikirkan dan renungkan, perihal apa saja yang bisa dikerjakan/lakukan di rumah, terlepas semua pekerjaan kantor jika ada.

       Hal pertama yang mesti dilakukan adalah mengenali diri sendiri. Hal ini dapat terwujud jika seseorang itu meluangkan waktu untuk hanya sekadar bertanya, sebetulnya apa maunya. Walaupun bekerja di rumah, apa yang bisa dilakukannya untuk menciptakan suasana kantor yang dirindukannya. Atau walaupun diberhentikan bekerja, apa yang bisa diperbuat untuk memperolah penghasilan.

     Kedua, setelah mengenali diri sendiri, langkah selanjutnya adalah memahami diri sendiri. Betulkah keinginan-keinginan atau kemauan itu berasal dari diri sendiri atau hanya tuntutan ego semata? Jangan sampai bekerja di rumah membuat seseorang semakin menaruh tekanan terhadap dirinya sendiri. Yang mana bukan produktif yang akan didapatkan, tetapi rasa putus asa tiada ujung.

      Ketiga, setelah mengenali dan memahami diri sendiri, sudah saatnya seseorang itu meningkatkan pribadi dan kualitas hidupnya. Mengembangkan kapasitas diri dengan berbagai aktivitas yang menunjang produktivitas. Seperti bagaimana menyikapi persepsi diri, menggali potensi, bakat, keterampilan dan kemauan.

     Syahdan, jika seseorang mampu untuk bukan hanya melihat dirinya sendiri dalam menyikapi keadaan ini, dapat dipastikan dia akan lebih produktif walaupun tidak lagi bekerja di kantor atau lapangan. Lihat saja mereka yang bisa memaksimalkan potensi diri mereka walaupun di rumah! Dengan hanya membuat kerajinan tangan, bisa mendapatkan penghasilan yang bahkan lebih dari gaji orang kantoran. Jadi, semuanya akan kembali pada bagaimana pola pikir seseorang dalam menyikapi hal tersebut, mau berlarut-larut dalam kegalauan atau bergerak maju walaupun dari rumah.

Sebuah pesan oleh Rasulullah saw. yang berbunyi:

أَكْثِرُوا مِنْ تِلَاوَةِ اْلقُرْآنَ فِيْ بُيُوْتِكُمْ فَإِنَّ اْلبَيْتَ الَّذِى لَا يُقْرَأُ فِيْهِ اْلقُرْآن يَقِلُّ خَيْرَهُ وَ يَكْثَرُ شَرُّهُ وَيَضِيْقُ عَلَى اَهْلِهِ) رواه الدارقطنى من أنس بن ملك)

Artinya:

    “Perbanyaklah membaca Al-Qur’an di rumah kamu, sebab rumah yang tidak pernah dibaca Al-Qur’an padanya sangat sedikit kebaikan rumah itu, sangat banyak kejahatannya, dan membuat penghuninya merasa sempit”. (H. R. Ad- Daruquthni dari Anas bin Malik)

    Hadist ini mengisyaratkan kepada kita semua agar tidak hanya menjadikan rumah sebagai tempat tinggal, melainkan menjadikan rumah sebagai tempat menemukan kebahagiaan dan ketenangan hidup. Berbagai macam aktivitas di rumah, sudah seharusnya membuat kita merasa aman dan nyaman karena lebih terlindungi berada bekerja di rumah. Maka, walaupun beragam aktivitas dilakukan di rumah, tetaplah menjaga tanggung jawab terhadap keluarga, dan terutama kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Referensi

    Archika, Dihan, dan Hapzi Ali. (2017). “Sistem Informasi Manajemen”. Makalah. Yogyakarta: Universitas Mercu Buana.

Zulfa, Ardhini, dan Nur Wening. (2020). “Evaluasi Blue Ocean Strategy dalam Penerapan Virtual Office Working pada Industri Konsultan Arsitektur”. JMK: Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 6 (1); h. 26-41 doi: http://dx.doi.org/10.32503/jmk.v6il.1161

https://today.line.me/id/v2/article/LpgMVl

https://binus.ac.id/knowledge/2021/12/wfh-vs-wfo-manakah-yang-lebih-meningkatkan-produktivitas/


Sumber ilustrasi: Getty Images

Oleh: A. Muh. Farid Khuzairi, Devita Lailia N.

Posting Komentar

0 Comments

Formulir Kontak