Transformasi Global; Generasi Intelektual Muda Islam Nusantara Siap dari Segala Aspek

 



     Perkembangan zaman terus-menerus terjadi dalam setiap detik jarum jam, semakin banyak detik berganti maka semakin banyak hal baru bermunculan. Namun, hal baik ini selaras dengan bertambahnya problematika atau permasalahan yang hadir di hadapan umat manusia. Sebuah fenomena gamblang dan masif sedang kita saksikan jelas melambai-lambai seakan meminta atensi yang serius.

       Sebuah tantangan transformasi global dalam tatanan kehidupan manusia saat ini sudah seharusnya menjadi tanggung jawab manusia zaman now. Adapun kita sebagai pelaku generasi intelektual muda selanjutnya, tentu dituntut kritis dan sudah menjadi kewajiban guna memperlihatkan gairah progresivitas berpikir, sebagai bentuk stimulus dalam merespon fenomena aktual agar tidak berdampak buruk dalam kehidupan mendatang.

     Adapun transformasi global mencakup berbagai ragam varian aspek, mulai dari spiritual (agama), intelektual, dan sosial (budaya). Dampak negatif yang ditimbulkan membuat sejumlah elemen masyarakat, termasuk pemerintah, sadar akan tantangan hebat yang bakal dihadapi oleh Indonesia ke depan.

   Jika dilihat dari sejarah, fenomena perubahan dalam kacamata Islam bukan suatu hal baru. Pembaharuan atau tajdid ini mulai terasa pada akhir masa pemerintahan sahabat Ali bin Abi Thalib di mana berakhirnya masa kepemimpinan Khulafaurrasyidin dan munculnya Dinasti Muawiyah sekitar abad ke-3 Hijriah.

    Dasar perubahan merupakan suatu ekstraksi dari kemajuan, kita dapat menyaksikan transformasi global membuahkan berbagai ragam varian produk baru, baik berdampak baik maupun buruk. Dari hal itu, perlu digarisbawahi bahwa kematangan dan kecakapan sumber daya manusia khususnya generasi intelektual muda Islam (santri) berperan penting untuk menjaga stabilitas prinsip moral Islam dari penyimpangan atau penyelewengan akibat dampak buruk yang ditimbulkan.

     Kali ini, penulis mencoba mengambil ungkapan ilmuwan Mesir Dr. Abdel Mun’im al-Qi’iy dalam bukunya “Koridor Berpikir Islam”, “Islam adalah kekuatan spiritual, intelektual, emosional, dan material peradaban.” Pandangan ini sedikit banyak tercermin dalam laku kehidupan umat Islam khususnya umat Islam nusantara yang kaya dengan realitas keberagaman dan keberagamaan. Dari sinilah salah satu alasan kita sebagai generasi intelektual muda Islam (santri) untuk terus optimis jika masyarakat Indonesia mengambil peran transformasi global bagi peradaban dunia.

    Berangkat dari pembahasan di atas, sekiranya kita dapat menangkap beberapa poin untuk menjadi solusi dari konteks transformasi global ini. Pertama; pentingnya kapabilitas generasi zaman selanjutnya berupa kecakapan etik moral dan wawasan intelektual inklusif.

        Salah-satu aktivis organisasi masyarakat Islam terbesar di dunia, Yeni Wahid, mengatakan, "Saya sangat berharap santri bisa menjadi anak muda yang sukses memberikan dampak yang positif, bisa jadi contoh bagi yang lainnya, dan tidak meninggalkan ilmu agama. Skill dapat dan keimanan juga kuat," menurut Yenny, alasannya berharap santri bisa menjadi role model karena baginya santri paling siap menghadapi dunia milenial. Karena dunia milenial itu yang dibutuhkan bukan hanya keilmuan eksak, tapi juga kecerdasan, kreatifitas, dan disiplin. "Santri terbiasa dengan hidup disiplin dengan pola yang diatur dalam proses belajar di pesantren," imbuh Yenny.

    Kedua; dibutuhkannya keterampilan dalam menganalisis serta menyikapi ragam kasus atau isu-isu aktual berupa mediasi dengan kondisi yang dimiliki pada konteks laku penduduk Indonesia. Dari banyak sisi, karena kenyataan harmoni Indonesia memang begitu “indah”. Ini membuat para ulama Timur Tengah terheran-heran ketika berkunjung, seperti pengakuan Syekh Abdul Aziz As-Syahawi saat di Indonesia dan berkata; “Di Indonesia segala sesuatunya sangat Indah”.

     Dari dua poin tersebut masih sangat kurang apabila tanpa adanya wadah untuk mengimplementasikan dan mengembangkan kapabilitas intelektual dan keterampilan. Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (LAKPESDAM) Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Sudan berupaya penuh untuk menjadi wadah dari pengembangan kapabilitas setiap kader muda Indonesia terkhususnya Nahdlatul Ulama dalam mempersiapkan jawaban dari beragam isu-isu mendatang.

        Pada kesempatan kali ini, Lakpesdam NU Sudan telah merancang kompossisi guna mengembangkan kapasitas diri dalam khazanah keilmuan. Mulai dari, kajian berkelajutan (kontinu), kajian aktual, bahtsul masa’il, dan forum keilmuan lainnya. Dari semua yang telah digalakan oleh Lakpesdam ini akan bermuara pada satu acara besar, Seminar Internasional Lakpesdam PCINU Sudan 2022.

     Seminar Internasional 2022 sekarang mengangkat tema besar “Metodologi Istinbath Hukum antara Nahdlatul Ulama dan Majma’ Fikih Islami Sudan”. Lakpesdam PCINU Sudan telah menjalin kerja sama dengan Majma Fikih Sudan (Majelis Ulama Republik Sudan). Acara ini merupakan soft diplomacy penghubung antara tokoh agama negara Indonesia dan Sudan untuk ke depannya.

      Kondisi zaman baik kemunduran atau kemajuannya terletak penuh dalam genggaman setiap generasinya. Isu tranformasi global merupakan pantikan nyata yang harus kita siapkan Bersama guna merespon dan kita berlaku sebagai pemegang kendali dalam stabilitas tatanan kehidupan manusia. Pentingnya persiapan yang matang pastinya.

     Orang berakal adalah orang yang memiliki visi jauh ke depan. Ia selalu berpikir tentang segala akibat sesuatu sebelum terjadi. Bahkan, ia juga memperhitungkan tentang masa depan. Disampaikan sejak lama oleh Imamuna Muhammad bin Idris as-Syafi’I;

فماذا يرجّى منكم إن عزلتم • وعضّتكم بأنيابها عضا

وتسترجع الأيام ما وهبتكم • ومن عادة الأيام تسترجع القرضا

       Imam Syafi’I bermaksud, dunia memang sangat mengharapkan perhatian dari manusia agar terjadi suatu perubahan yang baik, dan sangat disayangkan jika manusianya sendiri acuh terhadap kondisi sekitar apalagi terhadap dirinya sendiri. Wallahu a’lam bis showab.

Sumber ilustrasi: Dokumentasi Pribadi

Oleh: Hadziq Mubarok

Mahasiswa International University of Africa

Posting Komentar

0 Comments

Formulir Kontak