Israel Lolos Piala Dunia di Indonesia; Tolak Apa Kita Terima?

                      
 


       Tim Nasional (Timnas) U-19 Israel secara mengejutkan lolos ke Piala Dunia U-20 setelah mengunci posisi kedua (Runner up) Grup B Piala Eropa U-19 2022. Meski menelah kekalahan 1-0 dari Timnas Inggris, posisi Israel tidak mungkin terkejar oleh tim terdekatnya, yakni Austria.

     Dengan hasil ini, Timnas Israel pun akan berlaga di Piala Dunia U-20 yang akan dilangsungkan di Indonesia pada 20 Mei 2023 mendatang. Ini akan sangat menarik jika kita melihat dari sisi politik, di mana tidak ada hubungan diplomatik antara negara kita dengan negara penjajah Palestina tersebut.

       Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia tentu berdiri di posisi yang sulit. Jika kita menolak Israel yang notabene negara yang “nggak ada akhlak”, maka sanksi FIFA terhadap timnas kita hampir pasti didapat. Pun jika kita menerima Israel berlaga di negara kita, akan ada kelompok atau ormas yang tentu akan menolaknya yang dikhawatirkan akan terjadi tindakan anarkis untuk mengangkat isu kemanusiaan.

      Bagaimana keputusan Indonesia? Ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) pada laman cnnindonesia.com menegaskan hal tersebut (Israel berlaga di Indonesia) sudah didiskusikan dengan pemerintah pada 2019 silam. FIFA juga menegaskan agar Indonesia menerima semua tim yang berhak berlaga di Piala Dunia U-20, tak terkecuali Israel. Tentu keputusan ini sudah dibicarakan matang-matang oleh pengurus PSSI dan pemerintah Indonesia.

       Jika kita melihat sejarah, Indonesia pernah akan bersua dengan Timnas Israel pada kualifikasi Piala Dunia 1958 silam. Namun, Indonesia menolak dengan tegas pertandingan tersebut sebagai bentuk penolakan keberadaan negara penjajah. Akhirnya Timnas kita harus rela menutup peluang untuk berlaga di Piala Dunia.

       Bukan hanya Indonesia, menurut situs panditfootball.com, Timnas Mesir dan Sudan serta beberapa negara Timur Tengah lainnya pun pernah menolak melawan Israel pada gelaran yang sama pada medio 50-70an. Hal ini yang membuat status Israel di persepakbolaan Asia dipersoalkan hingga pada akhirnya Kuwait membuat proposal agar Israel ditendang dari keanggotaan AFC (organisasi yang menaungi sepakbola seluruh Asia). Hasilnya 17 setuju dan 13 menolak, serta 6 negara abstain.

     Setelah dibuang AFC, Timnas Israel pun ‘mengungsi’ ke Oceania dan resmi bergabung pada 1974. Namun karena faktor geografis yang sangat jauh, membuat Israel tak betah. Bingung cara ‘pengungsian’, organisasi yang menaungi sepakbola seluruh Eropa atau UEFA pun menampung Israel. Lalu UEFA pun resmi mengakui keanggotaan Israel pada 1994 hingga kini. Itulah mengapa Israel selalu mengikuti ajang sepakbola di Eropa padahal wilayahnya di Asia.

     Walau bagaimanapun, sebagai supporter Timnas Indonesia, kita seyogyanya menerima keputusan PSSI dan pemerintah saja. Bukan kok kita mengakui keberadaan Israel. Namun untuk menghindari sanksi dari FIFA. Pengalaman pahit sanksi FIFA terhadap Timnas kita masih segar dalam ingatan. Betapa terpuruknya Timnas Indonesia setelahnya, hingga pernah menempati posisi 191 pada 2016 lalu. Juga menimbang-nimbang standar ganda FIFA dan UEFA yang seharusnya tidak mengakui negara yang penjajah sesuai statuta FIFA pasal 3.

  Sumber gambar: goal.com

Oleh: Muhammad Najmuddin

Mahasiswa University of Africa

Posting Komentar

0 Comments

Formulir Kontak