Semua manusia yang ada di muka bumi ini memiliki ujian hidup masing-masing. Ada yang diuji dengan kehilangan orang yang dicintai, ada yang diuji dengan kehilamgan harta benda, dan lain sebagainya. Semua sudah punya porsinya masing-masing. Pada hakikatnya semua ujian hidup yang Allah berikan yaitu untuk melatih kita untuk kuat, sabar, dan ridha atas ketetapan-Nya.
Sungguh ujian yang diberikan Allah adalah cara untuk mengetahui tingkat keimanan hamba-Nya. Apakah dengan ujian itu, menjadikan hambanya siap memasuki surga. Seperti di dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 214 Allah berfirman yang berarti: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.
Tidak ada manusia yang senang dengan kehilangan. Bagaimana respon kita atas sesuatu yang terjadi menimpa kita. Apakah kita mencaci maki Allah, apakah kita marah pada Allah, apakah kita menggugat Allah. Atau malah sebaliknya, kita berusaha tenang dan bersabar atas ujian yang sedang kita alami. Siapa kita yang berani mencaci maki Allah, siapa kita yang berani menggugat Allah, itu bukanlah sikap orang beriman.
Ada sebuah kalimat yang menenangkan hati “Semua yang ada di dunia ini hanyalah titipan”. Jadikanlah kalimat itu sebagai pegangan ketika kita sedang diuji dengan kehilangan, maka hati akan terasa tenang dan damai. Kita sebagai manusia tidak perlu menghakimi Allah atas semua yang telah terjadi. Cukup syukuri apapun kondisinya, kita harus ingat bahwa ada orang yang ujian hidupnya lebih berat, tapi tak seriuh kita keluhnya.
Allah memberikan ujian kepada kita sebagai hamba-Nya, Allah tahu bahwa hamba-Nya mampu untuk melalui ujian yang Dia berikan. Allah berfirman di dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 286 yang berarti: “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.
Sungguh kita adalah manusia yang sangat lemah, Allah lah yang memberi kekuatan pada hamba-Nya. Maka dari itu teruslah meminta kekuatan kepada Allah, dan jadikanlah salat dan sabar sebagai penolong.
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi
Oleh: Nova Rosawanda
Mahasiswa International Institut For Arabic language
0 Comments
Posting Komentar