Relevansi Attack On Titan dengan Kehidupan Manusia



Bagi para pecinta anime, pasti sudah tidak asing lagi dengan anime yang disebut dalam judul diatas. Ya, Attack On Titan, serial anime yang diadaptasi dari manga karya Hajime Isayama berhasil menarik perhatian para penikmat anime karena ceritanya yang berbeda dari anime lainnya, meskipun setiap anime memang memiliki kehebatan cerita masing-masing. Anime yang mulai merilis season satunya pada 2013 lalu ini, kini telah sampai pada season empat dengan ceritanya yang semakin menarik dan menambah rasa penasaran penonton. Namun, penulis disini tidak akan membahas panjang lebar mengenai jalan cerita dan detail dari anime Atack on Titan. Alih-alih memberikan spoiler, saya ingin mencoba menyimpulkan jalan cerita yang Hajime Isayama ingin sampaikan pada pembaca manga dan penonton anime.

Bagi para penonton, pasti akan merasakan hal yang sama ketika pertama kali menonton anime ini pada season 1. Kita akan beranggapan bahwa alur ceritanya akan mudah ditebak. Sesederhana sang tokoh utama, Eren Jaeger yang akan menumpas semua musuhnya, yakni para Raksasa (Titan). Akan tetapi, anggapan kita semua  tiba-tiba akan mulai meleset ketika melanjutkan season 2. Pada season ini, anggapan sederhana tadi akan terbantahkan ketika kita mulai mengetahui bahwa ternyata ada pengkhianat yang bertanggung jawab atas segala kekacauan yang menimbulkan luka dan dendam bagi Eren dan teman-temannya. Semakin berlanjut ke episode-episode berikutnya, otak kita dipaksa berpikir dan tanpa sadar, kita akan diuji berpikir ternyata dunia kejam yang dirasakan oleh Eren benar-benar terjadi di dunia nyata.

Coba kita komparasikan kisah kelam yang dialami oleh Mikasa Ackermann (Sahabat yang juga dianggap keluarga Eren). Ketika dia kecil, Kedua orang tua nya dibunuh begitu saja didepan matanya. Karena keluarga mereka lemah, terlebih Mikasa yang masih seusia bocah, pasti tak dapat melakukan apa-apa. Mereka yang lemah hanya akan menjadi bulan-bulanan kalangan kuat. Entah kuat secara fisik, harta maupun kekuasaan. Begitulah hukum rimba berlaku di dunia yang sempit dan kejam. Dari kisah Mikasa tadi, sudah jelas mengapa Mikasa memiliki mental membunuh yang kejam dan berani ketika menghadapi musuh. Dunianya yang seram sedari kecil memengaruhi sifat dan perilakunya.

Lalu, kisah sang tokoh utama, Eren Jaeger, yang juga memiliki masa lalu yang kelam dan itulah yang memicunya memiliki tujuan yang tidak disangka-sangka. Eren yang melihat dengan mata kepala nya sendiri ketika Ibunya dimakan oleh Titan, pasti merasakan kesedihan yang mendalam sehingga membuatnya memiliki dendam kepada semua Titan. Namun, seiring Eren tumbuh dan semakin dewasa,kekejaman dunia tidak hanya sebatas adanya Titan yang memakan manusia. Lebih dari itu. Dunia kejam yang disadari Eren ternyata juga disebabkan oleh manusia-manusia disekitarnya.

Pemerintah yang korup dan semena-mena, teman-temannya yang berkhianat dan juga dunia diluar pulau tempatnya hidup yang ternyata membenci seluruh manusia di dalam pulau tempat bangsanya tinggal. Ketika menyadari ini semua, Eren semakin membenci dunia. Mengapa dunia bisa sekeji ini memperlakukanya. Yang memandang dunia ini tak adil bukan hanya Eren, namun tokoh-tokoh lain yang memiliki latar belakang cerita masing-masing. Karena setiap manusia dalam kisah Attack On Titan memiliki tujuan dan obsesi masing masing, akhirnya mereka tak segan untuk memperjuangkan kebenaran yang mereka yakini. Baik Eren yang kita anggap sebagai tokoh utama,maupun musuh-musuhnya yang juga memiliki kebenaran masing-masing. Akhirnya mereka saling bunuh atas dasar kebenaran yang mereka yakini.

Semenjak Eren mengetahui dunia yang sebenarnya setelah berhasil keluar dari pulau tempat dia hidup (pulau Paradis), ia semakin yakin sejak awal dunia memang penuh dengan kekejaman. Perang yang  terus berkecamuk, pembunuhan dan ketidakadilan terus-menerus mewarnai dunia. Ketika Eren menyadari dan kebenciannya terhadap dunia semakin menjadi-jadi, akhirnya ia memiliki tujuan untuk mengakhiri dunia dengan cara yang ia yakini benar. Ia merasa harus menghancurkan dunia yang sudah memperlakukanya dan bangsanya dengan kejam. Seakan sudah tak ada harapan lagi untuk hidup bersama orang-orang yang kejam.

Memang, awal mula segala kesengsaraan manusia dalam dunia Attack On Titan adalah karena mereka saling berbalas dendam atas luka yang mereka alami. Para manusia merasa tidak puas ketika dendam mereka tak terbalaskan. Seakan tak ada jalan lain karena mereka merasa memiliki dalih dan pembenaran atas balas dendam mereka. Pada akhirnya, orang-orang tak bersalah pun terkena dampak dari pembalasan dendam kalangan yang sedang bertikai. Korban berjatuhan. Anak kecil, wanita, orang tua dan banyak warga sipil pun akhirnya tak terselematkan nyawanya. Mereka yang kehilangan anggota keluarganya pun timbul rasa benci. Mereka terseret kedalam lingkaran balas dendam yang tak dapat terelakan.

Namun, apakah dunia memang sekejam itu? Bagaimana dengan dunia nyata? Ternyata memang tidak jauh beda. Sedari awal, semenjak dunia dihuni oleh manusia, darah selalu tertumpahkan karena ambisi pribadi. Yang lemah harus mengalah dan yang memiliki kuasa merasa tak bersalah membantai yang tak bersalah. Berapa banyak peperangan terjadi? Sudah berapa nyawa manusia terbunuh sia-sia karena ulah mereka yang egois dengan kebenarannya? Kita akan mulai menyadari bahwa ternyata bukan dunia yang kejam. Tetapi manusia yang hidup didalamnya. Manusia yang serakah akan dunia dan mencoba menguasainya sendiri demi kepentingan pribadi. Lalu terciptalah dunia yang kejam. Dunia yang memandang rendah sebuah nyawa. Dunia yang menyeret manusia menuju kesengsaraan abadi.

Meskipun demikian, kita akan selalu menemukan cahaya meski hanya secercah untuk mengarungi dunia ini hingga pada akhirnya kita dapat mengatakan bahwa dunia Ini juga indah. Seperti yang dikatakan Mikasa “Dunia ini kejam, tapi juga indah”. Tinggal bagaimana cara kita menjalani hidup. Dengan pedoman apa kita menjalaninya. Dan dengan tujuan apa kita berjuang untuk hidup. Harapan akan selalu ada bagi mereka yang mempercayai harapan.

Demikian sudut pandang yang bisa dituliskan, tentunya ini merupakan pandangan pribadi yang mungkin jauh dari maksud Hajime Isayama. Ternyata, semakin kita dewasa, anime yang kita tonton bukan hanya tentang hiburan semata, namun lebih dari itu, tanpa disadari juga dapat membuka persepsi dan pikiran kita untuk memiliki pandangan baru. Attack On Titan sudah membuktikan pada dunia, bagaimana kenyataan dunia ini. Bagaimana keadaan dunia ini. Seperti inilah dunia berjalan. Kita tak bisa menilai dunia dengan hitam dan putih saja. Ada putih didalam hitam. Ada hitam diantara putih. Kebijaksanaan lah yang akan menuntun manusia dalam menilai dunia. Beruntunglah mereka yang mengenal Tuhannya. Karena dengan pengenalan terhadap Tuhanlah, manusia dapat dituntun kepada kebijaksanaan hakiki.

 

Sumber gambar : imdb

Hasan  Al-Banna

Mahasiswa University of The Holy Qur’an and Taseel of Sciences Wad Madani

Posting Komentar

0 Comments

Formulir Kontak