Badan Eksekutif Mahasiswa Ikatan Mahasiswa Indonesia (BEM IMI) di International University of
Africa kembali mengenalkan budaya Indonesia dengan mengadakan acara Indonesian
Culture Fest (ICF) yang tahun kemarin sempat ditiadakan. Acara tersebut
dilaksanakan di kawasan International University of Africa pada Sabtu (05/03).
Tema yang diangkat kali ini adalah “Islamisasi Melalui Budaya”
dengan mengenalkan berbagai budaya Indonesia kepada khalayak ramai, bukan hanya
untuk mahasiswa Indonesia saja melainkan untuk semua kalangan mahasiswa di
Sudan. Budaya yang diperkenalkan meliputi empat budaya, festival makanan
daerah, festival pameran Indonesia, festival permainan tradisional, dan opera
budaya Indonesia.
Festival makanan daerah diadakan dengan menghadirkan berbagai jenis
masakan khas yang berasal dari daerah masing-masing kekeluargaan. Terdapat 12
kekeluargaan yang berpartisipasi dalam festival tersebut. Banyak pengunjung
dari warga Negara asing yang turut meramaikan festival tersebut karena masakan
Indonesia sudah begitu terkenal di Sudan, terutama bakso yang sempat ditanyakan
oleh salah satu pengunjung festival dari warga negara asing.
Festival tersebut terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan pulau;
Sumatera, Jawa, dan Indonesia bagian timur. 12 kekeluargaan yang berpartisipasi
tidak hanya mengenalkan makanan dan minuman saja, mereka juga dapat mengenalkan
pernak-pernik asal daerah masing-masing, bahkan salah satu stan bazar sengaja
mengenakan baju batik.
Festival yang dibuka mulai siang hingga malam tersebut diadakan
dengan tujuan memperkenalkan makanan khas Indonesia agar nantinya warga negara
asing bisa mencicipi masakan Indonesia sebelum ia datang ke Indonesia.
“Jadi kami ingin bazar ini menjadi ibaratnya tutorial bagi warga negara
asing agar kenal dengan makanan khas Indonesia sehingga mereka sudah tidak
asing lagi ketika datang ke Indonesia. Dan ke depannya mereka bisa menargetkan
makanan khas Indonesia yang lain jika bazar seperti ini diadakan lagi,” ucap M.
Zulhadi Amiruzzaman selaku panitia penanggung jawab festival makanan daerah.
“Selain itu, kita juga pengen membantu kekeluargaan juga karena
banyak kekeluargaan yang minim pemasukan. Kami buka bazar ini dari siang hingga
malam dan kami tidak membatasi banyaknya makanan yang dijual. Jadi tujuan kami
memang untuk men-suport kekeluargaan yang minim pemasukan,” lanjutnya.
Zulhadi mengungkapkan bahwa bazar makanan kali ini merupakan bazar
yang terbesar karena biasanya hanya diperuntukkan kepada warga negara Indonesia
saja, sedangkan bazar kali ini tidak terbatas, artinya warga Negara manapun
boleh ikut. Walhasil, banyak pengunjung yang meramaikan festival makanan
tersebut, bahkan sangat antusias bertanya makanan-makanan dan pernak-pernik
yang dipamerkan oleh setiap kekeluargaan sehingga festival makanan tersebut
tidak hanya menjual makanan namun juga mengedukasi.
Salah satu pengunjung, Muhammad Mufid merasa sangat puas atas
festival makanan tersebut.
“Ini adalah bazar yang paling menarik dan memuaskan yang pernah
saya dapati, bukan sekadar menyuguhkan beragam jenis makanan tetapi antusias
warga Negara asing yang berpartisipasi pada bazar kali ini. Di samping itu,
kita juga bisa menonton permainan tradisional yang dilombakan di lapangan depan
stan bazar,” ucap Mufid.
Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi
Lukman Al Khakim
Mahasiswa Al-Quran Islamic Science University
0 Comments
Posting Komentar