Sumber: Pinterest |
Dalam menjalani
kehidupan sehari-hari, rasanya wajar jika setiap orang memiliki masalah dan tak
jarang jadi beban pikiran. Beban yang tak kunjung terurai ini pun lama-kelamaan
akan bertumpuk dan menjadi masalah bagi kesehatan mental. Pentingnya menjaga kesehatan
mental sangat berdampak dalam banyak hal, orang yang memiliki mental sehat
mampu berpikir positif yang dapat menuntun mereka menjadi lebih baik dalam
menyikapi masalah.
Kesehatan mental
adalah salah satu bidang yang paling menarik di antara bidang-bidang lain dalam
psikologi, baik di kalangan para ahli ilmu kemanusiaan bahkan orang awam.
Disebut sebagai bidang yang paling menarik karena setiap orang bercita-cita
untuk mencapai tingkat yang sesuai dalam kesehatan mental. Namun, nyatanya
kehidupan di zaman modern ini telah menyeret manusia kepada kegersangan
rohaniah, karena banyaknya unsur nilai-nilai normatif yang telah terabaikan
sehingga memunculkan masalah kejiwaan yang beragam.
Masalah kejiwaan
atau mental yang dihadapi seseorang sering mendapat reaksi negatif dari
orang-orang yang berada di sekelilingnya. Hal ini disebabkan karena terbatasnya
pemahaman masyarakat mengenai gangguan jiwa. Tradisi dan budaya yang
menghubungkan kasus gangguan jiwa dengan kepercayaan masyarakat setempat,
menyebabkan sebagian masyarakat tidak terbuka dengan penjelasan-penjelasan yang
lebih ilmiah dan memilih untuk menyampingkan perawatan medis dan psikiatris
terhadap gangguan jiwa.
Gangguan mental
dapat dikatakan sebagai perilaku abnormal atau perilaku yang menyimpang dari
norma-norma yang berlaku di masyarakat, perilaku tersebut baik yang berupa
pikiran, perasaan, maupun tindakan. Stress, depresi, dan alkoholik tergolong
sebagai gangguan mental karena adanya penyimpangan.
Pandangan Islam
tentang gangguan jiwa tidak jauh berbeda dengan pandangan para ahli kesehatan
mental pada umumnya. Kesehatan mental manusia dipengaruhi oleh faktor eksternal
dan internal. Faktor internal adalah yang berasal dari dalam diri seseorang
seperti bakat, sifat, keturunan dan lain-lain, sedangkan faktor eksternal
merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang seperti lingkungan atau
keluarga. Faktor luar lain yang berpengaruh seperti hukum, politik, sosial
budaya, agama, pekerjaan, dan sebagainya. Faktor eksternal yang baik dapat
menjaga mental sehat seseorang, namun faktor eksternal yang buruk dapat
menimbulkan mental yang tidak sehat.
Menurut Dr.
Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama”, disebutkan bahwa kesehatan mental
merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang,
tenteram, dan aman. Upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan
antara lain dengan berpasrah diri sepenuhnya kepada Tuhan. Sesuai dengan pengertian
Islam ditinjau dari segi bahasa dan asal katanya, Islam memiliki beberapa
pengertian, diantaranya; berasal dari ‘salm’ yang berarti damai, berasal
dari kata ‘aslama’ yang berarti menyerah, berasal dari kata ‘istaslama’
yang berarti penyerahan total kepada Allah, berasal dari kata ‘saliim’ yang
berarti bersih dan suci, berasal dari kata ‘salam’ yang berarti selamat
dan sejahtera.
Dihubungkan dengan
pengertian Kesehatan mental dari perspektif Islam merupakan suatu kemampuan
individu dalam mengelola terwujudnya keserasian antara fungsi kejiwaan dan
terciptanya penyesuaian dengan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan
sekitarnya secara dinamis berdasarkan Al-Quran dan Sunah sebagai pedoman hidup
menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam Islam, memelihara
kesehatan jiwa penting bagi seorang muslim. Bahkan Islam sudah mengajarkan
tentang kesehatan jiwa dalam ajarannya. Dari Abu Hurairah R.A ia berkata:
Rasulullah bersabda: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah
dari pada mukmin yang lemah” (HR. Muslim). Penyelesaian masalah kejiwaan bisa
dilakukan dengan dua hal, menemui praktisi kesehatan jiwa ataupun melalui
pendekatan agama. Dalam hal agama, Al-Quran bisa berfungsi sebagai obat untuk menyembuhkan
penyakit fisik Maupun rohani.
Dalam Al-Quran
terdapat banyak surah yang menjelaskan tentang kesehatan. Ketenangan jiwa juga
dapat dicapai dengan berzikir kepada Allah SWT. Rasa takwa dan perbuatan baik
merupakan metode pencegahan dari rasa takut dan sedih. Dalam kehidupan sosial manusia,
agama tak bisa dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari, karena Fitrah manusia
sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, mempunyai naluri bersama, disebutkan dalam
salah satu ayat yang berbunyi, “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, ingatlah hanya dengan mengingat
Allah lah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’ad: 28).
Al-Quran merupakan
kitab suci yang di dalamnya mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, begitu
juga dalam mengatur tatanan kehidupan di bumi guna menuju kebahagiaan dunia dan
akhirat. Implikasi atau keterlibatan Al-Quran terhadap kesehatan mental dapat
dilihat dari peranannya bagi kehidupan manusia, yang dapat dikemukakan bahwa
Islam dalam Al-Quran memberikan tugas dan tujuan bagi kehidupan manusia di
dunia dan akhirat. Sebagaimana Al-Quran menyebutkan untuk beribadah kepada
Allah, dalam firman-Nya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali
untuk beribadah kepada-Ku” (QS.Az-Zariyat:56). Manusia mempunyai beban amanat
dari Allah untuk melaksanakan syari’at-Nya dalam beribadah.
Kesehatan mental
dalam pandangan Al-Quran adalah pengembangan dan pemanfaatan potensi-potensi
jiwa dengan niat ikhlas beribadah. Kepasrahan dan ketabahan yang diamalkan
merupakan bentuk dari ketaatan kepada Allah. Memohon pertolongan dan harapan
atas masalah yang dihadapi hanya kepada Allah, sehingga akan muncul rasa
optimis dan kekuatan karena keimanan yang tinggi akan membantu kesulitannya.
Dengan demikian manusia tidak akan mudah putus asa dalam menghadapi problematika
kehidupan.
Muhamad Azka Azwadi
Mahasiswa International University of Africa
Peserta Lomba Menulis Opini El-Nilein Minor tema “Kesehatan
Mental"
Posting Komentar