Lembaga El-Nilein
adakan festival literasi perdana pada Sabtu (5/2) di Aula
Indimi, gedung Faculty of Minerals and Petroleum, International
University of Africa. Acara yang menyajikan tiga bidang pembahasan seputar
literasi seperti kepenulisan, jurnalistik, dan media ini merupakan bentuk
kepedulian El-Nilein terhadap pengembangan literasi di antara
mahasiswa Sudan sekaligus menjadi ajang pengenalan lebih dekat bagaimana
lembaga literasi menghasilkan suatu produk karya.
Menjadi acara
literasi perdana yang diusung El-Nilein, hal ini merupakan suatu tantangan baru
dalam realisasi kegiatan ini, “Ya susahnya karena ini acara perdana yang belum
ada sebelumnya, jadi dalam pematangan kepanitiaan kita tidak punya acuan. Tapi
alhamdulillah itu semua terkover dengan para panitia yang
memiliki kemampuan mumpuni di bidangnya masing-masing.” tutur Arya
Kurniantoro, Ketua Panitia El-Nilein Fest 2022,
saat sesi wawancara.
Mengusung tema, ‘Make History through Literacy’, El-Nilein Fest mengemas festival literasi perdana ini dengan konsep talkshow untuk memberikan wajah baru pada El-Nilein yang sebelumnya hanya menyajikan sebuah pelatihan menulis dalam bentuk seminar atau webinar. Memberi sentuhan konsep milenial yang dipadukan dengan narasumber yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing, El-Nilein Fest ingin mengajak banyak kawula muda untuk turut bergabung dalam acara ini.
Dalam acara ini, El-Nilein mengundang Abdurrahman, jurnalis Majalah Limit yang bernaung di bawah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IUA, Habib Abdurrahman Izzudin, Kepala Pusat Kajian dan Literasi Persatuan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan Timur Tengah dan Afrika (PPIDK Timtengka), dan juga Muhammad Saifurrohman, Koordinator Media El-Nilein 2021/2022.
Acara yang dibuka oleh Ketua KUAI (Kuasa Usaha Ad Interm) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Khartoum, Dery Putera Iskandar, ini diharakan mampu menjadi pemantik para mahasiswa untuk semakin mengembangkan diri di bidang literasi. Supaya mampu menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang mampu menghadapi tantangan perkembangan zaman dengan modal literasi yang cakap. Apalagi dengan maraknya penyebaran berita hoaks yang terjadi di media sosial.
Dalam kesempatan ini, El-Nilein juga turut mengundang perwakilan majalah di Sudan untuk mengikuti festival iterasi ini. Diharapkan ke depannya setiap elemen lembaga literasi di Sudan mampu bersama-sama menghasilkan suatu produk dalam bidang literasi yang mampu memberi kebermanfaatan untuk sekitarnya di samping juga menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam bidang literasi dan media.
Acara berlangsung lancar dengan antusiasme kehadiran yang baik dan keaktifan peserta dalam bertanya terkait materi yang disampaikan. Sayangnya, keterbatasan penggunan aula mengharuskan panitia membatasi waktu penyampaian materi dan kuota bagi setiap penanya. “Salah satu kendala yang kita hadapi adalah teknis acara yang harus diubah secara tiba-tiba pas hari acara. Itu ngaruh banget dalam penyampaian dari tiga pemateri sekaligus host yang harus menyesuaikan kapasitas waktu yang baru.” kata Arya.
Terakhir, semoga dengan diadakannya El-Nilein Fest ini akan semakin banyak orang-orang yang tertarik untuk bergabung dalam lembaga literasi untuk bersama-sama membersamai perjuangan mengembangkan literasi di antara mahasiswa Indonesia yang ada di Sudan.“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada segenap panitia, sponsorship maupun donatur, tamu undangan, dan segenap peserta yang hadir dalam El-Nilein Fest kali ini. Kehadiran kalian juga turut memberi andil dalam menyukseskan acara hari ini.” tambah Arya.
Sumber gambar : Pubdekdok Elnilein
Faradilla Awwaluna Musyaffa'
Mahasiswa International University of Africa
0 Comments
Posting Komentar