Spirit doll telah menjadi trending
topik di berbagai sosial media. Mulai dari Twitter sampai Youtube.
Spirit doll adalah sebuah boneka yang berbentuk layaknya bayi. Beberapa
orang meyakini bahwa spirit doll adalah boneka arwah, yang setiap boneka
memiliki nama dengan maknanya masing-masing. Si pembawa keberuntungan, si
pembawa kebahagiaan. Dan berbagai hal lainnya.
Yang semakin
membuat beberapa orang heran, harga spirit doll bisa dibilang mahal.
Mulai dari dua juta sampai ratusan juta lebih. Padahal tak berbeda jauh
fungsinya dengan boneka dukun lainnya. Hehehe. Beberapa orang mengasuh spirit
doll karena kesepian, namun ada juga beberapa orang yang mengasuhnya
sebagai pembawa keberuntungan.
Bisa dibilang
ini adalah bentuk modern dari berhala. Bagaimana seseorang mempercayai dengan
mengasuhnya memberikan rasa tenteram, kebahagiaan, dan bahkan ada yang
mengatakan sebagai pengingat amal saleh. Ini jelas sangat aneh bukan? Karena
sejatinya boneka hanyalah boneka.
Padahal dalam
Islam sendiri telah menjelaskan tentang bagaimana cara kita memperlakukan
boneka itu sendiri. Jika boneka sebagai mainan anak kecil masih diperbolehkan,
seperti hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah radiyallahu ‘anha:
كُنْتُ أَلْعَبُ
بِالْبَنَاتِ عِنْدَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – وَكَانَ لِى صَوَاحِبُ
يَلْعَبْنَ مَعِى ، فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ
يَتَقَمَّعْنَ مِنْهُ ، فَيُسَرِّبُهُنَّ إِلَىَّ فَيَلْعَبْنَ مَعِى
“Aku dahulu pernah bermain boneka di
sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam.
Aku memiliki beberapa sahabat yang biasa bermain bersamaku. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam masuk dalam
rumah, mereka pun bersembunyi dari beliau. Lalu beliau menyerahkan mainan
padaku satu demi satu lantas mereka pun bermain bersamaku” (HR. Bukhari no.
6130).
Ibnu Hajar Al
Asqolani rahimahullah menyebutkan, “Para ulama berdalil dengan
hadis ini akan bolehnya gambar (atau patung atau boneka) berwujud perempuan
dan bolehnya mainan untuk anak perempuan. Hadis ini adalah pengecualian dari
keumuman hadis yang melarang membuat tandingan yang serupa dengan ciptaan
Allah. Kebolehan ini ditegaskan oleh Al-Qodhi ‘Iyadh dan beliau katakan bahwa inilah pendapat mayoritas ulama.”
(Fathul Bari,10:527)
Boneka sebagai
mainan anak-anak masih diperbolehkan karena menjadi media untuk mendidik anak
bukan untuk menandingi Allah. Berbeda dengan fenomena sekarang yang
memperlakukan boneka layaknya bayi sungguhan, bahkan para adopter
memiliki jadwal untuk memandikannya. Ini seperti memberikan tempat tinggal jin.
Ini jika kita
melihat dari sudut Pandang seorang muslim. Namun jika melihat dari kacamata
psikologi jelas berbeda. Seorang Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah
Malang (UMM) Dr. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si mengatakan di dalam artikel muhammadiya.or.id,
“Kemungkinan, mereka tidak dapat menjalin kedekatan yang memuaskan dengan
orang lain, keterampilan sosial rendah, ataupun tidak memiliki rasa percaya
pada orang untuk menceritakan isi hatinya. Bisa juga karena adanya keinginan
untuk menyalurkan rasa kasih sayang dan merawat orang lain namun tidak
terpenuhi. Hal-hal itulah yang mendorong beberapa orang mencari alternatif lain
sebagai pengganti teman yaitu spirit doll.”
Dari sini, kita
bisa menyimpulkan bahwa orang yang merawat spirit doll bisa saja
memiliki masalah dengan psikologinya. Namun, kembali lagi dengan akidah kita
sebagai seorang muslim. Melihat harga spirit
doll yang jelas tak murah itu, alangkah baiknya uang yang dimiliki untuk
diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan, yang jelas memberikan manfaat
bagi diri dan di akhirat kelak.
Wallahu ‘alam
Kuni Abida
Kamila
Mahasiswa
Internasional University of Africa
1 Comments
بارك الله فيكم
BalasHapusPosting Komentar