Dewasa ini, pengaruh globalisasi semakin terasa. Terjadinya
perubahan tata nilai dan sikap serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi menjadi bukti nyata. Hal ini membuat penyebaran informasi menjadi
cepat, jaringan komunikasi semakin lancar dan beberapa indikasi positif lainnya
yang menguntungkan bagi kita sebagai makhluk sosial yang tentu membutuhkan
orang lain untuk survive dan melanjutkan kehidupan. Bukan hanya berdampak
positif, pengaruh globalisasi juga membuat problem yang kita hadapi bukan hanya
berasal dari lingkungan sekitar, tetapi juga berasal dari jangkauan yang jauh.
Bagaimana tidak, masalah orang lain yang bukan menjadi urusan kita malah
menjadi sasaran empuk untuk diperbincangkan dan diperdebatkan. Beberapa orang
tidak sadar bahwa hal ini dapat memicu terjadinya gangguan kesehatan mental
bagi orang lain atau bahkan bagi diri mereka sendiri.
Kesehatan mental, sebuah istilah yang ditujukan
pada kondisi batin dan jiwa seseorang yang berada dalam kondisi seimbang,
nyaman, dan tentram sehingga dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan dapat menikmati
hal tersebut tanpa adanya beban ataupun tekanan. Kesehatan
mental juga dapat membuat pribadi seseorang mampu mengendalikan emosi dengan
baik sehingga dapat menghargai orang lain dan mampu memberikan manfaat bagi
orang lain. Tahukah anda bahwa kemampuan individu dalam melakukan adaptasi dan
resignasi juga dapat mempengaruhi kesehatan mental?
Dalam menghadapi masalah yang terjadi, manusia
dituntut untuk memiliki beberapa sikap positif sebagai respon
dari problematika yang terjadi, salah satunya adalah sikap adaptif. Sikap
adaptif memang harus dimiliki oleh setiap manusia guna meminimalisir terjadinya
gangguan pada kesehatan mental. Kesehatan mental memiliki beberapa indikator
seperti yang disebutkan di atas, tentu mengharuskan pribadi seseorang mampu menghadapi suatu masalah dengan tenang sehingga mampu menemukan
solusi serta jalan ke luarnya. Adaptasi adalah
cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk tetap bertahan hidup di bawah
tekanan lingkungan sekitarnya. Tekanan bisa jadi bukan hanya berupa peer
pressure atau tekanan sosial saja tapi juga hal lain yang dalam mindset seseorang
bisa menjadi tekanan bagi dirinya.
Tekanan bisa jadi salah satu masalah yang urgent dan dapat
dengan telak mengganggu kesehatan mental manusia. Perspektif yang berbeda-beda
dari seseorang dalam memandang sesuatu tidakan, lantas membuat kejadian dalam kehidupan
menjadi satu hal yang dapat menimbulkan polemik. Polemik yang ada bisa jadi
berubah menjadi konflik, bisa juga sebaliknya tergantung bagaimana individu tersebut
menyikapi setiap kejadian dan permasalah yang terjadi. Hal ini tentu tidak
dapat lepas dari dasar pegangan hidup yang dipakai oleh manusia itu sendiri,
salah satunya adalah agama sebagai kepercayaan yang dianut dan dipatuhi setiap
aturan serta perintahnya.
Islam sebagai salah satu agama yang menjunjung
tinggi perdamaian dengan selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu cinta
akan kedamaian dan senantiasa mengupayakan terjadinya kedamaian menjadi salah satu
dari sekian kunci kesehatan mental pada setiap pribadi insan manusia. Resignasi yang merupakan suatu proses penyerahan diri seorang hamba
kepada Tuhannya berdampak pada bagaimana cara individu tersebut menghadapi
setiap masalah yang dihadapi.
Resignasi memang berarti penyerahan tapi bukan berarti disamaartikan
dengan sikap keputusasaan. Dengan resignasi, manusia akan lebih positif dalam
menghadapi sebuah permasalahan. Sebagaimana dalam buku yang berjudul Psikologi
Agama karya Dr. Jalaluddin, yang menyebutkan bahwa kesehatan mental dapat
terjadi jika jiwa seseorang berada dalam keadaan tenang, aman, dan tentram. Menurutnya, salah satu upaya yang
dapat ditempuh oleh seseorang untuk menemukan ketenangan antara lain melalui
penyesuaian diri secara resignasi
(penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan). Karena di setiap tingkatan
kehidupan, manusia tidak dapat lepas dari adanya hubungan dengan hal lain
sebagaimana predikat yang disandangnya yaitu sebagai makhluk sosial. Sejalan
dengan hal tersebut, dalam syariat Islam, manusia juga berhubungan dengan tiga
aspek lain yaitu; manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan hubungan
manusia dengan Tuhan.
Adaptasi sebagai sikap bagaimana cara manusia
mampu bertahan hidup dengan mencari solusi dari berbagai permasalahan yang
terjadi dan resignasi sebagai evaluasi final dari usaha yang telah dilakukan,
menjadi dua hal penting sekaligus kunci dari kesehatan mental pada manusia. Keduanya
merupakan perpaduan serasi yang mampu menjadi solusi sekaligus sikap yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadikan kesehatan mental
seseorang lebih hygiene dan tidak mudah terdistraksi.
Tadarrosatul Hikmiyah
Mahasiswa UIN
Sunan Ampel Surabaya
Peserta Lomba Menulis Opini El-Nilein Minot tema "Kesehatan Mental"
0 Comments
Posting Komentar