Hubungan
antara agama dan kesehatan mental sudah ada pembahasannya dari zaman dahulu
hingga sekarang. Mungkin, dulu manusia hanya berpandangan bahwa suatu penyakit
merupakan intervensi makhluk gaib, sedangkan bagi masyarakat modern yang hidup
dengan kemajuan teknologi semakin pesat, tentu membawa pemikiran manusia pada
keyakinan bahwa suatu penyakit akan terlihat jika ada gejala-gejala biologis
saja.
Di
awal abad 19, para psikolog mulai menemukan bahwa keadaan psikis dapat memberi
pengaruh terhadap fisik, ini dinamakan dengan psikosomatik. Psikis yang
terganggu akan menimbulkan reaksi atau efek negatife pada fisik manusia, begitu
sebaliknya. Hal ini senada dengan hadis Nabi Muhammad SAW tentang hati, yang
jika ia sehat dapat dipastikan sehat pula seluruh tubuh.
Ciri
mental yang sehat adalah dia tidak mudah terpengaruh emosi negatif, baik yang datang
dari dirinya maupun dari luar atau tidak mudah terganggu stresor (faktor-faktor
penyebab stres) karena ia mampu mengendalikan hal tersebut dengan baik.
Sebetulnya faktor luar atau yang dinamakan stimulus itu sifatnya netral, respon
seseorang seperti sedih, kecewa, marah, takut dan hal lainnya merupakan
interpretasi kita saja terhadap hal tersebut yang mana bisa jadi sifatnya
subjektif. Begitu pula sebaliknya seperti rasa bahagia, senang, aman itu juga
berasal dari interpretasi pemikiran kita.
Kondisi
yang stabil (positive feeling) akan mengantarkan pada pikiran yang
positif (positive thingking) dalam islam disebut dengan Husnu ad-dzan,
di dalam kondisi tersebut seseorang akan melahirkan keputusan yang objektif.
Mental yang terganggu akan mudah termakan emosi negatif, dari sanalah akan
membuka celah terganggunya fisik seseorang, di dalam kondisi seperti ini
sebaiknya tidak mengambil atau memutuskan suatu keputusan, karena kondisi labil
(negative feeling) hanya akan melahirkan keputusan yang subjektif.
Kesehatan
mental disebut juga Mental Hygiene atau Mental Health, hal ini
akan mengantarkan seseorang pada kedamaian,
ketenangan, keharmonisan, keserasian, baik itu terhadap dirinya maupun alam
sekitar. Ia cenderung bahagia dan merasa aman dalam kondisi apapun. Ada slogan
yang menyebutkan “Innerpeace is a new success”, bagaimana tidak?
Seseorang yang menjunjung tinggi materi (dalam hal ini harta, tahta, dan
berbagai kesenangan duniawi) ketika semua itu telah didapatkan belum tentu
membawa kedamaian, bahkan berapa banyak orang yang hidup kaya raya tapi
berujung depresi, frustasi, bukan malah bahagia.
Allah
Swt. mempunyai kekasih yang dinamakan Waliyu Allah, jamaknya adalah Auliyau
Allah, mereka adalah orang-orang pilihan-Nya yang dianugrahi innerpeace dalam
hatinya. Bagaimanapun kondisinya ia tetap Laa khoufun Alaihim wa laa hum
yahzanuun, tak pernah takut akan masa depan akan bagaimana dan seperti apa,
dan tidak pula bersedih hati atas apa yang telah atau sedang terjadi. Para wali
Allah ini adalah manusia seperti kita, yang menjunjung tinggi hakikat
penciptaannya di muka bumi. Sungguh karunia yang sangat luar biasa yang tak
dapat ditukar atau dibeli dengan apapun.
Sudan
terkenal dengan sebutannya negeri seribu darwis, darwis dalam KBBI artinya
penganut sufi yang sengaja hidup miskin sebagai jalan untuk mencapai
kesempurnaan jiwa. Disana akan banyak ditemui orang yang hidupnya sederhana
sekali, tetapi mereka tetap bahagia, dan mereka punya cara tersendiri dalam
mendekatkan diri terhadap tuhan-Nya. Jika membahas dunia tasawwuf kita akan
menemukan istilah Tazkiyyah An-Nafs atau penyucian diri. Islam merupakan agama
solusi, kesulitan apapun yang dihadapi dapat di atasi, yaitu dengan banyak
mencari informasi. Tidak sedikit firman Allah Swt. yang menganjurkan manusia
agar menggunakan akal yang telah dikaruniakan-Nya dalam hal-hal yang baik dan
berguna, jika belum didapati maka tanyakan pada yang ahli (Q.S An-Nahl:43).
Semua ketaatan, ibadah, dan hal baik lainnya dalam Islam memberikan efek
positif, terhadap pertumbuhan dan perkembangan psikis seseorang.
Sumber : islampos.com |
Yusi Yuliandini
Mahasiswa STIQ Ar-Rahman
Peserta Lomba Menulis Opini El-nilein Minor tema “Kesehatan mental”
0 Comments
Posting Komentar