![]() |
Sebuah negara adalah area yang memiliki
batas geografis yang jelas serta aktifitas politik, di lain sisi negara juga
harus memiliki masyarakat dan juga perangkat-perangkat pemerintahan. Akan
tetapi, untuk menjadi sebuah negara atau disebut sebagai negara harus
mendapatkan pengakuan dari PBB (Persatuan Bangsa Bangsa).
Selain itu, banyak wilayah di dunia yang
tidak dimiliki oleh negara manapun dan belum ada satu negara pun yang mengklaim
nya, termasuk zona bebas.
Dataran padang pasir yang dikelilingi
pegunungan batu tanpa akses ke jalan mauupun ke laut, itulah deskripsi dari BIR
TAWIL (بير طويل) salah satu tempat di bumi yang belum dimiliki
siapaun atau negara manapun.
Bir Tawil sendiri terletak di antara Sudan
dan Mesir yang merupakan area perselisihan. Bir Tawil sendiri memiliki 2060
meter persegi, akan tetapi baik Sudan ataupun Mesir tidak ada yang menginginkan
wilayah Bir Tawil.
Mesir menginginkan Hala’ib yaitu daerah yang
kaya. Mesir menginginkan garis perbatasan horizontal lurus dengan Sudan, yang mana
garis ini menjadikan Hala’ib masuk ke dalam kedaulatan Mesir dan memotong Bir
Tawil ke area Sudan.
Akan tetapi, sudan menginginkan garis
perbatasan yang bergerigi sehingga Hala’ib dapat masuk ke dalam kekuasaan Sudan
dan memberikan Bir Tawil. Klaim atas wilayah Bir Tawil dari Mesir ataupun Sudan
dapat menghilangkan hak mereka untuk memasukan Hala’ib sebagai teritorialnya.
Yang sebenarnya Mesir dan Sudan perebutkan bukanlah
untuk mengklaim Bir Tawil tetapi untuk mengklaim Segitiga Hala'ib yang terletak
di timur laut Bir Tawil. Segitiga Hala'ib lebih berharga daripada Bir Tawil,
dan kedua negara tidak mau melepaskannya. Sementara Bir Tawil dianggap tak
berharga dan hanya dianggap sebagai lahan kosong.
Negara-negara disekitar Bir Tawil mungkin tidak mengklaim Bir Tawil
sebagai wilayah kedaulatannya, akan tetapi ada beberapa orang yang telah
menyatakan sebagai penguasa Bir Tawil.
Heaton adalah seorang Amerika yang mengatakan dan mengklaim Bir
Tawil adalah daerah kekuasaannya sebagai “Kerajaan Sudan Utara”, Dixit seorang
India mengklaim Bir Tawil sebagai “Kerajaan Dixit”, dan Zhikharev seorang Rusia
menyebut Bir Tawil dengan “Kerajaan Bumi Tengah”.
Ketika Dixit mengklaim dirinya sebagai
“Raja Bir Tawil”, Heaton menyebutnya sebagai pembohong. Akhirnya, baik Heaton
dan Dixit berbicara secara pribadi dan memutuskan untuk bekerja sama untuk
membangun Bir Tawil. Di lain sisi Zhikharev datang dengan menyatakan baik
Heaton dan Dixit memalsukan kunjungan mereka ke Bir Tawil. Pertarungan antara
ketiga pria ini masih berlangsung, meskipun klaim mereka tidak memiliki arti
resmi.
Untuk mencapai Bir Tawil sendiri dapat
menggunakan 2 cara, yang pertama menyewa mobil Jeep dari ibu kota Sudan,
Khartoum, kemudian mengikuti jalan menuju Shendi ke Abu Hamed, yaitu sebuah
pemukan bekas kerajaan kuno.
Cara kedua yaitu dari Mesir dan berangkat
melalui kota paling selatan di Aswan, lalu melewati hamparan padang pasir
tandus di antara Danau Nasser dan Laut merah, akan tetapi sebagian wilayah
tersebut adalah terlarang dan memerlukan izin dari pihak militer.
Jadi apakah kamu tertarik memiliki wilayah
kedaulatan sendiri? Apakah kamu ingin pergi ke Bir Tawil dan mendeklarasikan
negaramu?
Nb. El-Nilein rihlah ke Bir Tawil gak siii
Zaid Abdul Aziz
Mahasiswa Internasional University of Afrika
0 Comments
Posting Komentar