![]() |
Beberapa hari lalu
mahasiswi International University of Africa yang berdomisili di asrama
dihebohkan dengan kejadian kebakaran yang terjadi di salah satu kamar asrama.
Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran yang berkepanjangan bagi penduduk asrama,
mereka menjadi sangat awas dan waspada dalam melakukan sesuatu yang berhubungan
dengan listrik dan api, terlebih bagi para korban yang tertimpa musibah
tersebut. Pasalnya, kejadian serupa terhitung telah terjadi 2 kali di gedung
yang sama pada tahun ini.
Tak jarang, kekhawatiran berkepanjangan muncul akibat
adanya suatu kejadian yang menimpa. Peristiwa buruk yang terjadi, sangatlah
mendasari adanya kekhawatiran tersebut, bahkan bisa mencapai rasa takut yang
berlebih, sehingga membuat orang yang mengalaminya merasa tidak nyaman dan
tidak aman. Kondisi tersebut yang biasa dikenal dengan istilah trauma.
Trauma sendiri merupakan dampak emosional akibat kejadian
buruk yang telah dirasakan. Dilansir dari ecmhc.org,
trauma merupakan pengalaman emosional yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk
mengingat memori kejadian buruk di masa silam. Biasanya, kejadian-kejadian
buruk yang bisa menimbulkan trauma adalah kejadian-kejadian yang bisa megancam
nyawa. Namun, situasi yang menyebabkan kewalahan dalam perasaan tertentu atau
justru malah merasa terpinggirkan juga bisa menjadi penyebab trauma. Selain
kejadian buruk yanga dirasakan, trauma juga bisa disebabkan karena adanya
masalah pada pengalaman personal hingga kekacauan lingkungan yang tidak dapat
dihindari. Hanya saja, kejadian yang telah dialami tidak bisa menjadi tolak
ukur dari perasaan trauma, tetapi dapat diukur dari bagaimana cara menerima dan
menanggapi sebuah peristiwa tersebut. Bisa diartikan, dua orang yang berbeda
dalam satu kejadian yang sama, hanya satu dari mereka yang merasakan trauma. Kesehatan fisik dan mental,
serta dukungan dari orang-orang sekitar juga mempengaruhi respon dalam
menghadapi kejadian traumatis.
Tanda-tanda seseorang
mengalami trauma
Respon yang dilakukan setiap orang dalam
menerima dan menanggapi suatu kejadian berbeda-beda, maka tanda-tanda seseorang mengalami trauma pun juga
berbeda-beda, mulai dari gejala fisik hingga psikologis. Tanda-tanda yang
terjadi merupakan hal yang wajar, karena merupakan bagian dari proses alami
tubuh untuk pulih dari trauma yang dirasakan.
Seseorang yang merasakan trauma, biasanya akan mengalami
beberapa tanda dan reaksi, bisa berupa rasa sedih yang mendalam, emosional yang
berlebih, cemas dan stres, rasa khawatir terhadap sesuatu yang ada di
sekitarnya, lelah secara fisik, sangat melindungi siapa pun yang ada di
sekitarnya, sampai rasa takut untuk bepergian karena khawatir akan terjadi
sesuatu pada dirinya.
Umumnya, perasaan trauma dan tanda-tandanya juga bisa
dihilangkan, dan bahkan juga bisa hilang dengan sendirinya karena ada dukungan
dari pihak luar. Namun sayangnya, jika tidak diatasi dengan segera, dari diri
sendiri ataupun dari pihak luar, akan ada beberapa efek yang disebabkan akibat
trauma yang semakin parah seperti; depresi, gangguan kecemasan, hingga
kecanduan rokok, alkohol, dan obat-obat terlarang.
Cara mengatasi trauma
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk
mengatasi trauma, di antaranya adalah;
1.
Terapi
Cara
ini dianggap ampuh untuk mengatasi trauma pada diri sendiri jika sudah tidak
mampu diatasi sendiri atau bantuan orang-orang terdekat. Terapi ini dapat dilakukan dengan
menjalani psikoterapi atau terapi psikologi. Namun dari terapi yang disuguhkan
juga terdapat beberapa hal yang ditawarkan sebagai metode penyembuhan, bisa
berupa bentuk penerimaan dan mengevaluasi terhadap kejadian traumatis yang
dialami (cognitive herbavioral therapy) atau terapi yang memfokuskan
terhadap sensasi yang dirasakan tubuh atas kejadian penyebab trauma (somatic
experiencing).
2.
Penggunaan
obat-obatan
Selain
terapi, trauma juga bisa diatasi dengan penggunaan obat-obatan kimia. Namun
obat-obatan yang dipakai haruslah dengan resep dari dokter dan bukan atas
keinginan pribadi.
3.
Tindakan mandiri
di rumah
Dari
beberapa hal yang disuguhkan untuk mengatasi trauma, poin terakhir menjadi cara
yang paling diminati oleh semua kalangan. Selain lebih mudah, kita juga lebih
tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi ketakutan yang dirasakan atas trauma. Ada banyak sekali hal-hal
yang bisa kita lakukan untuk mengatasi trauma, bisa berupa olahraga secara
teratur, istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan bernutrisi, mengunjungi
tempat-tempat rekreasi, tidak menutup diri, dan tetap bergaul serta
berkomunikasi dengan orang lain.
Dalam keadaan dan kondisi bagaimana pun, perasaan trauma
akan menjangkit jika ada kejadian-kejadian traumatis yang dirasakan. Penerimaan
dan penyikapan secara bijak akan mampu meminimalisir perasaan trauma yang
mungkin bisa terjadi. Tetap jaga kesehatan fisik dan mental ya, sobat
El-Nilein!
Nailul Rahmatul Muwafaqoh
Mahasiswa International University of Africa
0 Comments
Posting Komentar