![]() |
Lembaga El-Nilein – Sejumlah pengguna media sosial Facebook
mengeluhkan tidak bisa mengakses aplikasi tersebut pada Senin (4/10) sekitar
pukul 17.39 Waktu Sudan atau 22.39 WIB.
Tidak hanya itu, media sosial yang diakuisi oleh Facebook juga
mengalami down system, yaitu Instagram dan WhatsApp. Para pengguna
mengeluhkan bahwa down system ini sangat menganggu karena menghambat
beberapa pekerjaan dan sistem komunikasi. “Dampaknya yang pasti koordinasi
menjadi sedikit rumit,” kata M. Syahiduddin sebagai Menteri Sekretaris PPI
Sudan.
“Kalau aku, sih, biasa aja, ya. Karena kasus down system
udah sering kejadian apalagi dengan aplikasi besar-besar. Tapi ya pasti kecewa
karena aplikasi ini yang sekarang memang lagi jadi acuan netizen, jadi agak
sepi aja.” ungkap Randu Rahmatan Hanif, salah satu mahasiswa Indonesia di
Sudan.
Sempat diduga down system ini disebabkan adanya insiden di
wilayah Gabra – Khartoum, karena di tahun sebelumnya Sudan juga sempat
memutuskan internet. Namun dilansir dari CNN Indonesia, down system ini
diakibatkan karena ada gangguan besar-besaran yang terjadi di pusat dan
berdampak pada seluruh pengguna tiga paltform tersebut di seluruh dunia.
Ini bukan kali pertama down system terjadi, tepat 3 April
2014 silam operator seluler Indosat mengalami gangguan, sebagian pelanggan
tidak bisa berkomunikasi lewat seluler karena jaringan sinyal yang terganggu, akibatnya
jaringan Indosat lumpuh dan seluruh ISP yang menggunakan Indosat juga
bermasalah. Kejadian serupa juga sempat terjadi pada tahun 2011, yang
mengakibatkan jaringan Google tumbang selama 30 menit.
Sejauh ini, langkah paling mutakhir yang diambil oleh pengguna tiga
akun media sosial yang mengalami down system tersebut adalah dengan
beralih ke Telegram. Apalagi sebagian besar warga Indonesia di Sudan merupakan pengguna
WhatsApp yang memiliki grup-grup penting yang harus dikordinasikan.
“Tapi Alhamdulillah masih ada aplikasi Telegram, yang dengannya
mahasiswa secara perlahan namun pasti beralih ke Telegram, ini menurutku hal
yang sangat baik, karena memaksa mahasiswa memakai Telegram sebagai media
sosial alternatif demi menunjang kebutuhan belajar, organisasi, dan pribadi.”
ungkap Muhammad Mufid selaku Wakil Presiden PPI Sudan kepada penulis.
Faradilla selaku Direktur Lembaga El-Nilein mengungkapkan bahwa down system ini juga berdampak pada
media seperti El-Nilein, sarana penyebaran tulisan menjadi lebih terbatas namun
akan ada solusinya, “Tapi gapapa, sih. Nantang. Akan ada inovasi di masa kepepet ini. Kalau perbaikan bakal
memakan waktu cukup lama, walaupun jangan sampai, tinggal nanti kita inisiasi
penyebaran infonya lewat media sosial yang ada. Nanti kita masifkan di Telegram
dan Twitter. Itu cukup. Pokoknya tetap tenang. Nikmati aja. Santuy, lah.”
Faradilla menambahi di akhir sesi wawancara.
Menghadapi down system, mahasiswa
Indonesia yang berada di Sudan beralih ke Telegram untuk penyebaran dan
penerimaan informasi selama tiga aplikasi tersebut belum pulih. Beberapa
organisasi termasuk El-Nilein juga menanggapi kejadian ini dengan langsung
membuat grup di Telegram, jika kemungkinan perbaikan down system akan memakan waktu yang tidak sebentar.
Setelah 6 jam mengalami down
system, sekarang ketiga aplikasi tersebut sudah normal kembali kendati
masih belum diketahui pasti penyebab down
system ini. “Telegram masa ramenya
dari habis maghrib sampe jam 1 doang wkwk. Sisanya kembali jadi gudang film.” cuit
Billy, salah satu mahasiswa Indonesia di story
WA-nya.
Jadi Sobat El-Nilein, cukup tiga platform itu aja yang bisa down
system, hati kita jangan, apalagi iman.
Nailul
Rohmatul Muwafaqoh
Mahasiswa
Internasional University of Afrika
0 Comments
Posting Komentar