![]() |
Setelah kurang lebih
20 tahun berperang melawan invasi Amerika yang telah menggulingkan pemerintahan
Taliban di Afganistan pada tahun 2001 dan menunjuk Hamid Karzai sebagai
pemimpin sementara bentukan NATO dan Amerika.
Tepat pada Minggu, 15 Agustus 2021, kelompok militan Taliban memasuki
Kabul, ibu kota Afghanistan. Mengutip dari Association
Press, Pemerintahan Ashraf Gani sudah mengaku kalah dari Taliban dan
mempersiapkan transisi serta transfer kekuasaan kepada pihak Taliban. Pasca
berkuasanya kembali Taliban setelah 20 tahun berperang, akankah Afghanistan
menjadi lebih baik?
Mengutip dari laman
berita internasional www.nytimes.com.
Zahibullah Mujahid juru bicara Taliban berkata, "Kami tidak ingin
Afganistan menjadi medan perang lagi, mulai hari ini dan seterusnya, perang
sudah berakhir." Berbeda dengan Taliban yang dua dekade ke belakang telah
dikenal dunia dengan sikapnya yang konservatif, seperti melarang perempuan
bersekolah dan bekerja, serta menerapkan hukum rajam dan cambuk. Seolah
menyadari agar eksistensi mereka diakaui dan dicintai masyarkat
Afghanistan dan dunia
menyuarakan agar Taliban harus benar-benar merubah sikapnya dari koservatisme
menjadi lebih moderat. Langkah itu pun dirancang dengan janji-janji Taliban
yang disampaikan pada konferensi pers pada Selasa (17/8/2021) di Kabul, ibu
kota Afganistan. Diantara janji-janinya adalah;
Menjalin hubungan damai dengan negara-negara lain
Berjanji tidak akan balas dendam dengan lawan-lawanya
di Afganistan
Menghormati hak-hak perempuan, dengan membolehkan
mereka bekerja, belajar, dan aktif bermasyarakat dalam koridor syariat.
Berinteraksi dengan komunitas internasional untuk
pertumbuhan insfartuktur ekonomi
Tentu untuk mewujudkan
semua itu, Taliban tidak mampu berdiri sendiri, dia harus mempunyai kekuatan
luar yang mendukung semua visi misinya dalam membentuk era baru Afganistan,
terutama dalam segi ekonomoi, politik, dan militer. Dalam hal ini, jauh sebelum
Taliban menguasai Kabul, mereka sudah membuka hubungan internasional dengan
berbagai negara di antaranya; Iran, Rusia, dan China. Membuka hubungan dengan
tiga negara tersebut merupakan suatu langkah cerdik yang dilakukan Taliban.
Rusia sebagai salah
satu negara adidaya setelah Amerika yang mungkin akan menyokong dari segi
kekuatan militer. Begitu juga China, negara maju dan pesat ekonominya. Kedua
negara tersebut juga merupakan anggota dewan keamanan PBB, hal ini tentu bisa
menjadi jalan mulus bagi Taliban untuk mendapat pengakuan dunia.
Apakah Afghanistan akan lebih baik di bawah kekusaan Taliban?
Apakah perang akan benar-benar berakhir di
Afghanistan?
Mari kita perhatikan, dan jangan lupa mendoakan,
semoga kebaikan dan kedamaian mereka, kita mendapatkan.
Asep Sunandar
Mahasiswa Internasional University of Africa
0 Comments
Posting Komentar