![]() |
Kebakaran
hutan yang terjadi di Turki sejak hari Rabu (28/7), merambat dengan cepat ke
beberapa desa dan tempat tujuan wisata. Otoritas Turki telah mengevakuasi pengunjung hotel dan pemukiman di
sejumlah desa. Tercatat ada lebih dari 100 turis Rusia telah di evakuasi dari
ancaman kebakaran hutan yang berkobar dahsyat di resor Bodrum. Evakuasi melalui
jalur laut oleh penjaga pantai Turki dengan dibantu sejumlah kapal pribadi dan
kapal pesiar dipilih untuk memudahkan akses pemadam kebakaran menuju titik api
dengan ditutupnya area kebakaran.
Sebanyak 4000
personel dengan ratusan armada diterjunkan untuk memadamkan api yang
berkobar minggu ini. Setidaknya 77 rumah rusak di provinsi Antalaya dan lebih
dari 2.000 hewan ternak mati, ungkap Menteri pertanian dan kehutanan Turki,
Bekir Pakdemirli. Kebakaran yang terjadi di 21 provinsi termasuk beberapa
provinsi di Mediterania, setidaknya merenggut 6 korban jiwa, 271 orang terluka
dan ribuan orang diungsikan dari rumah mereka, menurut Otoritas Manajemen
Bencana dan Darurat (AFAD).
Kondisi cuaca yang panas dan kering membuat
kebakaran semakin melebar, ucap Pakdemirli pada hari Kamis. Suhu yang mencapai
37 derajat celsius (98,6 derajat Fahrenheit), kelembapan yang tidak lebih dari
14% serta angin dengan kecepatan sekitar 50 kilometer/jam (31 mph) memperparah
penyebaran api. Hingga Minggu pagi, sekitar 107 dari 112 kebakaran yang
terjadi dalam lima hari terakhir telah berhasil dipadamkan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah
mengunjungi beberapa area terdampak kebakaran hutan pada Sabtu kemarin, dengan memantau
skala kerusakan dari helikopter dan menetapkan sejumlah area pemukiman warga
yang terdampak kebakaran hutan di lima provinsi Turki sebagai zona bencana. Erdogan mengatakan 50 juta lira Turki (USD5,91 juta) telah
dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak di daerah-daerah yang mengalami
kehancuran dan kerusakan properti. Dia juga mengatakan, Turki memobilisasi
segala cara untuk mengendalikan kobaran api dan pemerintah Turki juga akan memberikan
kompensasi dana kepada individu terdampak kebakaran hutan.
"Kami akan terus mengambil semua
langkah untuk menyembuhkan luka rakyat kami, mengkompensasi kerugian dan
meningkatkan peluang untuk lebih baik dari sebelumnya," tambah Erdogan
dalam sebuah tweet pada hari Sabtu. Dia juga mengatakan "Kami tidak dapat
berbuat apa-apa mengenai nyawa yang telah melayang, tapi kami dapat mengganti
segala sesuatu yang sudah hangus terbakar,".
Kebakaran hutan merupakan hal lumrah di Wilayah
Mediterania dan Aegea Turki selama musim panas dan kering. Erdogan mengatakan
pihak berwenang sedang menyelidiki kemungkinan "sabotase" yang
menyebabkan kebakaran.
Hikmet Ozturk, seorang pakar kehutanan dari yayasan Turki yang
berfokus pada pengendalian erosi tanah, sebuah organisasi non-pemerintah yang
berkerja menjaga hutan, mengatakan pada CNN bahwa 95% api di Turki disebabkan
oleh manusia dan penyebarannya diperparah oleh perubahan iklim. Area kebakaran
yang berada di cekungan Mediterania merupakan salah satu area yang paling
sensitif terhadap risiko dari perubahan iklim, kata Ozturk. "Kondisi cuaca
musim panas yang panas dan kering di wilayah ini, berarti risiko kebakaran
sudah tinggi, dan perubahan iklim meningkatkan risiko itu," katanya.
Kebakaran
terjadi yang tak lama berselang dengan banjir parah yang melanda Eropa barat
beberapa minggu terakhir. Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah
memperingatkan bahwa perubahan iklim akan membuat peristiwa cuaca yang ekstrem,
termasuk hujan lebat dan banjir bandang.
Amatullah
Amalia Nur Santoso
Mahasiswi
Omdurman Islamic University
0 Comments
Posting Komentar