![]() |
Khartoum, Selasa (17/8) film pendek berjudul Mahakarya Pusaka resmi
diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia di Sudan. Film terbaru yang merupakan
karya dari Asbaq Film ini ditujukan untuk menyemarakkan hari kemerdekaan
Indonesia yang ke-76. Bertajuk Gala Premiere yang diadakan di Kids Park El Mansiah,
Khartoum, acara tersebut berlangsung meriah. Mengundang para mahasiswa
Indonesia dan beberapa pejabat KBRI Sudan, keseruan acara mulai terasa ketika
Gala Premiere dihibur oleh band yang menyanyikan beberapa lagu nasional dan
lagu daerah.
Dilanjutkan dengan pembukaan
secara seremonial dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan tilawah Al-Qur’an.
Ma’rifat Dzaki, selaku Sutradara film Mahakarya Pusaka mengungkapkan
kebahagiaanya setelah menyelesaikan pembuatan film ini. “Kami harap ada karya
dan proyek terbaru ke depanya dari teman-teman sekalian dan bisa dikembangkan
lebih bagus lagi, dengan tujuan menumbuhkan kecintaan terhadap Republik
Indonesia,” ungkap Ma’rifat dalam sambutanya.
Setelah beberapa
pembukaan dilaksanakan, para tamu disuguhkan dengan pemutaran perdana film
Mahakarya Pusaka yang sudah ditunggu-tunggu penayangannya pada beberapa bulan
terakhir ini. Antusiasme yang tinggi dengan pujian dan tepuk tangan meriah dari
para penonton turut menjadikan malam tersebut terasa meriah. Film bertajuk
nasionalisme yang merupakan persembahan karya mereka untuk negeri tercinta, Indonesia,
disambut positif, dan pesan yang disampaikan dalam film tersebut dapat
ditangkap oleh setiap tamu yang hadir.
Film Mahakarya pusaka
sendiri merupakan film yang mengusung tema berbeda daripada proyek Asbaq film
sebelumnya. Dengan mengangkat tema drama-musikal, Mahakarya Pusaka benar-benar
membutuhkan perjuangan selama proses syuting film. Dengan melibatkan kelompok
paduan suara dan pemain angklung, film ini memberikan warna baru dan kualitas
yang patut diacungi jempol. Selain itu, Mahakarya Pusaka juga lebih membutuhkan
banyak pemeran dan banyak perlengkapan. Totalitas dari para kru film pun
akhirnya terbayar manis.
“Film kali ini sangat
beda, di mana sebelumnya lebih bermain acting, pada film tersebut lebih
bermain seni,” kesan Yusron Kamal, selaku salah satu pemeran film. Ketika ditanya
mengapa tertarik bergabung di film yang mengusung nasionalisme ini, dia
mengungkapkan bahwa sebagai warga Indonesia yang sedang jauh dari negeri
tercinta, rasanya memiliki feel tersendiri ketika turut serta dalam mahakarya
tersebut. “Kita yang lahir dan tumbuh di negeri yang sudah memberikan
segalanya, sepertinya aneh jika kita tidak memiliki rasa nasionalisme,” imbuh
Yusron yang juga sempat bermain di proyek Asbaq film 2017 silam.
Hal yang paling menarik
dari film ini adalah perjuangan, kesungguhan, dan kreativitas setiap kru dan
para pemeran yang terlibat dalam menyukseskan pembuatan film ini di tengah
terbatasnya fasilitas dan tempat. Dengan semangat demi menyuguhkan sebuah karya
fenomenal untuk bangsa, mereka rela mengorbankan waktu dan tenaga untuk keberhasilan
film Mahakarya Pusaka.
Gala Premiere malam itu akhirnya diakhiri dengan apresiasi dan penyerahan sertifikat kepada pihak-pihak yang turut serta mendukung film Mahakarya Pusaka. Mulai dari para pebisnis, KBRI Khartoum, hingga para ketua kekeluargaan yang hadir dalam acara tersebut. Harapanya, film drama-musikal Mahakarya Pusaka ini mendapat apresiasi yang lebih tinggi dari seluruh warga Indonesia secara luas, agar masyarakat menyadari meskipun sedang jauh dari Indonesia, putra-putri bangsa tetap bisa mengekspresikan kecintaannya terhadap negara mereka, Indonesia.
Sumber gambar : Dokumentasi tim Mahakarya Pusaka
[Hasan Albanna]
0 Comments
Posting Komentar