![]() |
Sudan akan memasuki fase musim keduanya yaitu, musim dingin yang
paling dinantikan, karena jenuh akan mandi keringat setiap waktu akibat
teriknya matahari. Nah, pada fase ini biasanya akan booming satu
nama buah favorit seluruh masyarakat Sudan, baik itu untuk kalangan muda maupun
tua, warga asing maupun lokal, hingga burung-burung pun ikut antusias melahap
buah yang satu ini. Ada yang tahu buah apakah itu? Yups, bravo! Buah itu
bernama ruthob!
Satu bulan terakhir ini, ruthob alias kurma muda sudah semerbak
harum namanya di kalangan warga negara asing maupun masyarakat lokal yang
tinggal di Sudan. Terkenal akan kerenyahan dan rasa manisnya yang tak
terlupakan, ruthob menjadi buah favorit semua orang. Kaya akan jenis dan warna,
mulai dari hijau, merah, hingga kuning, ruthob juga memiliki banyak khasiat dan
dapat diolah menjadi beberapa olahan, di antaranya yang sangat terkenal di
kalangan masyarakat Sudan adalah susu kurma muda dan rujak ruthob.
Menjadi salah satu dari fase kematangan kurma, ada beberapa
pertanyaan yang muncul dari benak penulis akan ruthob. Apakah ruthob merupakan
buah kurma mangkal? Atau apakah sebelum menjadi kurma, tingkat
kematangan kurma hanya melalui fase ruthob?
Tanpa berpanjang lebar, mari kita simak penjelasan dari salah satu
pakar kurma yang berasal dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir.
Sudarsono, M. Sc.
Menurutnya, ada 5 fase atau tingkat kematangan kurma yaitu;
hababouk, kimri, khalal, ruthob, dan tamr. Dikutip dari Kompas.com, Rabu
(29/3/20) ia menjelaskan, “Dalam budidaya kurma, perkembangan buah kurma secara
umum dapat dikelompokkan ke dalam lima kelompok, yaitu hababouk, kimri, khalal,
ruthob, dan tamr. Pembudidaya kurma dapat memilih panen buah kurmanya sesuai
dengan perkembangan buah, dan biasanya sesuai dengan permintaan pasar, atau
tujuan penjualnya. Ia juga menambahkan bahwa, buah kurma yang dipanen pada
tahapan ruthob, cocok untuk dipasarkan pada pasar lokal. Sedangkan, jika untuk
keperluan ekspor, lebih baik kurma dipanen pada fase tamr.
Fase Kematangan Buah Kurma
- Hababouk: calon buah baru
Fase ini adalah calon buah baru yang mulai berkembang setelah bunga kurma berhasil diserbuki dan tidak rontok. Biasanya diperlukan waktu beberapa minggu untuk mengetahui penyerbukan yang dilakukan berhasil atau sampai bisa menjadi hababouk.
Kimri: buah yang masih berwarna hijau
Pada tahapan ini, bentuk buah kurma sudah mulai membesar daripada hababouk, dan sudah membentuk tubuh buah, tetapi masih berwarna hijau, serta buahnya yang masih terasa pahit dan sepat jika dikonsumsi.
Khalal: kurma mentah
Khalal biasa sering disebut dengan kurma mentah karena sudah bisa dipanen dan dimakan, tetapi tidak bisa disimpan terlalu lama. Jika ingin menyimpannya, harus dimasukkan ke dalam freezer agar buah tidak mengalami fermentasi. Pada tahap ini juga, buah sudah berubah warna menjadi kekuningan, lalu kemerahan, hingga merah tua, serta memiliki tekstur buah yang sangat renyah jika dimakan.
Ruthob: kurma berwarna kecokelatan
Kurma ruthob warnanya sudah berubah menjadi kecokelatan atau kehitaman, tergantung varietas kurmanya. Dalam fase ini, ruthob memiliki rasa manis jika dikonsumsi, dan juga memiliki kandungan vitamin yang tinggi. Cara penyimpanan ruthob ini, juga perlu penanganan khusus layaknya khalal. Ruthob perlu disimpan di suhu dingin, jika ingin disimpan untuk waktu yang lama, karena ia masih berpotensi untuk mengalami fermentasi.
Tamr: Kurma kering
Tahap ini merupakan fase terakhir dari perkembangan kurma. Dalam tahapan ini warna buah sudah berubah menjadi cokelat atau kehitaman, dan memiliki kadar air yang benar-benar rendah, sehingga dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama. Tamr sering kita jumpai di pasaran, dan digemari oleh banyak orang karena teksturnya yang lembut, tidak memiliki serat, serta kandungan gula dalam buah yang juga meningkat.
Itu tadi lima tahapan kematangan kurma, mulai dari yang berwarna
hijau dan kecil hingga berwarna hitam dan mengkerut. Semoga informasi ini
bermanfaat, dan selamat menikmati surga kurmamu kawan!
Laili Maya Ramadani
Mahasiswa International University of Africa
0 Comments
Posting Komentar