![]() |
Film animasi anak, Nussa, akan tayang perdana di Bucheon International Fantastic
Film Festival (BIFAN). Informasi ini diumumkan oleh Rumah Produksi Visinema di laman Instagram-nya
pada 16 Juni lalu. Dia mengatakan bahwa film Nussa berkesempatan untuk tayang
di dunia pada 25th Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) dan
terpilih sebeagai film untuk kategori Family Section, festival akan
berlangsung dari tanggal 8 sampai 28 Juli 2021 mendatang.
BIFAN sendiri merupakan festival film skala internasional yang
diselenggarakan setiap tahun di kota Bucheon, provinsi Gyeonggi, Korea
Selatan. Pertama kali digelar pada tahun 1996 silam dan berlangsung sampai sekarang.
Dalam laman Instagram-nya, Visinema juga menambahkan, “Merupakan
sebuah kebanggan bagi kami karena #FilmNussa berkesempatan untuk dinikmati dan
diapresiasi oleh penonton Asia dan dunia.”
Film Nussa mengisahkan tentang seorang anak laki-laki yang terobsesi
menjadi seorang pemain bola hingga astronot. Dalam filmnya, Nussa dikisahkan
sebagai anak yang saleh, berbakti kepada kedua orang tuanya, dan menerapkan
nilai-nilai Islam di kesehariannya.
Di Indonesia, film Nussa sudah ditayangkan perdana di bioskop pada
tanggal 4 Juni 2021 lalu. Dalam persiapannya, Visinema Pictures merilis original
soundtrack film “Nussa” berjudul “Kejutanku” dan dipublikasikan di berbagai
platform. Lagunya pun dinyanyikan oleh pemain film Nussa sendiri.
Namun, film Nussa menjadi pembicaraan hangat lantaran cuitan Eko
Kuntadhi di laman Twitter-nya yang menyebutkan bahwa film Nussa mempromosikan
Taliban ke luar negeri. Eko menuding justru film Nussa mempromosikan Taliban
lantaran pakaian tokoh Nussa dan Rara tidak seperti pakaian anak-anak Indonesia
pada umumnya. Dalam cuitannya, Eko memposting foto Nussa dan Rara dengan
menyertakan caption: “Lelaki pake daster, celana cigkrang, sendal
gunung, topi putih. Pernah ketemu sama orang yang pakaiannya seperti itu di
sini? Dari segerombolan manakah mereka? Coba saja perhatikan sekelilingmu.” Eko
juga menambahkan, “Apakah ini foto anak Indonesia? Pakaian lelaki yang sangat
khas Taliban. Anak Afghanistan.”
Tudingan Eko Kuntadhi ini langsung mengundang banyak kritikan dari
para netizen. Mereka beramai-ramai menuliskan bahwa film Nussa dinilai sangat
membanggakan, karena merupakan karya anak bangsa.
Sebelumnya, trailer film Nussa juga mendapat kritikan pedas dari
Denny Siregar, dia menyebutkan bahwa film yang didanai oleh Angga Sasongko ini
jauh dari gambaran umat Islam di Indonesia. Ia menganggap film tersebut
mempromosikan kearab-araban.
Sontak, Angga langsung menampik kritikan tersebut, dia mengatakan
bahwa proses kreatif dan produksi tidak ada keterlibatan pemuka agama. Cerita
dan skenario film ini digarap Skriptura, divisi IP Development Visinema Group,
produksi animasinya oleh The Little Giantz, dan distribusi serta promosinya
oleh Visinema Pictures.
Namun di balik berbagai sorotan pro kontranya, film Nussa merupakan
film yang mampu menuai banyak rating dan respon positif dari masyarakat. Dilansir
dari balasan Angga kepada cuitan Eko di laman Twitter-nya, dia mengatakan bahwa
film Nussa yang tayang perdana di bioskop 4 Juni lalu mampu mencapai sekitar 2
juta penonton. Selain pencapaian tersebut, film Nussa juga mendapatkan
penghargaan sebagai film animasi pendek terbaik di ajang Festival Film
Indonesia (FFI) pada 8 Desember 2019 silam. Hingga saat ini, film
Nussa menjadi film yang cukup digemari masyarakat karena isinya yang mendidik
dan mengandung nilai moral.
Nailul Rohmatul Muwafaqoh
Mahasiswa International University of
Africa
0 Comments
Posting Komentar