Pemaknaan yang Sempurna


 

Manusia adalah makhluk yang merdeka, memiliki keinginan, tetapi juga difasilitasi dengan otak untuk berpikir. Meskipun begitu, manusia masih sering melakukan kesalahan apalagi oleh beberapa orang yang mendewakan otaknya dan mengesampingkan ajaran agama yang telah sempurna memaknai manusia.

Patut disadari, dakwah Islam itu bersih dan suci hingga melampui ambisi pribadi. Lebih tinggi dari keuntungan materi, mengesampingkan nafsu, menuju garis yang dijelaskan Allah. Islam bukan agama ritual yang memalingkan diri dari dunia, tapi mendidik moral dan krama sosial.

Islam bukanlah hanya sekedar ajaran, tetapi juga komunitas (umat) tersendiri dengan tujuan, kepentingan dan sistemnya sendiri. Agama Islam bukan agama individual, tetapi ia merupakan kolektivitas. Islam menuntut pemeluknya untuk berdaya dan berdikari. Dengan wasilah organisasi massa, berguna menguatkan posisi kita, serta menyelaraskan jalan dan pikiran agar tujuan lebih mudah didapatkan.

Allah menginginkan manusia menyeru kepada kebaikan dan melarang terhadap keburukan. Secara tidak langsung, Allah meminta manusia selalu mendapat cahaya dan menjadi cahaya yang menyinari lingkungannya, tidak mengandalkan kerumunan besar untuk merasakan eksistensi diri, dan terus memberi makna kehidupan di mana pun berada.

Perlu dipahami, bahwa ajaran Islam bukan sekedar penjalanan tanpa arti. Dipermisalkan dengan salat Jumat, karena syarat sahnya adalah 40 makmum (menurut Imam Syafii), memaksa orang membuat masjid desa sehingga menyatukan kelompok-kelompok dari langgar kecil. Lalu dipermisalkan juga dengan zakat, umat Islam dituntut untuk memahami kondisi orang-orang di sekitarnya dengan mengetahui fakir dan miskin dalam masyarakat. Yang mana dalam hal ini Islam menuntut kita untuk peka akan lingkungan sekitar.

            Islam bisa menjadi jawaban dalam permasalah sosial, asalkan kita sebagai pemeluknya bisa memaknai ajaran ini dengan sebaik-baiknya. Seberapa pun tingginya ilmu kita, itu masih sebatas teori selagi masih kita pendam dalam pikiran. Masyakat menunggu kita untuk menanti jawaban dalam pengaplikasian ajaran dalam berkehidupan.

            Dalam masalah ini, kita butuh keilmuan tingkat tinggi, bukan hanya dengan bersandar dari satu dua kitab dan beberapa cerita studi kasus. Perlu adanya pemahaman ilmu agama dan ilmu sosial, yang mana pen-tasawur-an ini bukan hal main-main yang bisa dilakukan oleh seluruh orang. Semakin tinggi kelimuan seseorang, maka makin sempurna pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan.

            Dengan pemahaman seperti ini, diharapkan dapat mengembalikan eksistensi umat Islam dan menyadarkan masyarakat luas akan keramah-tamahan Islam yang sopan, santun, serta penuh etika.

Seperti ungkapan Georgr Berard Shaw, “Alahkah butuhnya dunia dengan sosok seperti Muhammad, memecahkan persoalan pelik sambil meneguk kopi.” (Risalah An-Nur)

 

Sumber:

Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam

Ustaz Rahmat Abdullah, Untukmu Kader Dakwah

 Sumber gambar : jalandamai.org

Nur Wahid

Mahasiswa International of Africa

 

Posting Komentar

0 Comments

Formulir Kontak