Kriminalitas Menghantui WNI di Sudan, RT Arkaweet Bentuk Tim Ronda

 


            Akhir-akhir ini banyak sekali kasus kriminal yang terjadi di ibu kota negeri 2 Nil “Khartoum”, terlebih di daerah komplek Markaz Islami. Mulai dari pencurian, perampokan, demo, pemblokiran jalan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, sampai kasus yang paling membuat hati para WNI di Sudan geram adalah kasus pembegalan yang membuat korban harus dilarikan ke rumah sakit karena ditusuk di bagian dadanya.

            Kasus kriminalitas yang meningkat disebabkan karena krisisnya perekonomian Sudan, anjloknya mata uang Sudan terhadap dolar Amerika dan terjadinya inflasi besar-besaran yang membuat harga bahan pangan, sandang dan kebutuhan lain seperti bensin, listrik dan gas pun melambung tinggi, bahkan presentasi kenaikannya bisa hampir setiap hari atau setiap saat, dan hal ini terjadi di negara yang memiliki julukan lain sebagai negeri seribu darwis.

            Lapangan kerja yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk lokal maupun pendatang, UMR yang sangat kecil sedangkan kebutuhan semakin mahal, membuat orang-orang harus berfikir keras untuk mencari solusi agar terus bertahan hidup di negara yang hampir setiap hari diadakan pemadaman listrik bergilir. Hingga beberapa orang pun mengambil jalan pintas yang berawal dari keterpaksaan dan tanggungan, hingga menjadi hobi bahkan lapangan pekerjaan bagi segelintir dari mereka.

            Telah terjadi pembegalan di Ma’muroh (3/6) oleh 3 pelaku yang mengendarai sepeda motor Suzuki GN 150 tanpa plat motor. Kejadian itu terjadi di daerah Ma’muroh blok 72 pada pagi hari sekitar pukul 07.00 CAT. Tidak ada kerugian finansial ketika itu, tetapi korban harus dilarikan ke rumah sakit setelah ditusuk menggunakan senjata tajam di bagian dada.

            Menurut pengakuan korban, saat itu dia berjalan sendiri menuju suatu lokasi, tiba-tiba ada 3 orang yang mendatanginya. Awalnya korban mengira mereka adalah teman korban (dikarenakan mata korban yang memiliki minus), makanya tidak ada kecurigaan sedikit pun terhadap 3 orang tersebut, setelah semakin dekat tiba-tia pelaku mencoba menyerang dan menodongkan senjata tajam pada korban, sehingga korban pun mencoba melindungi tas yang dia bawa, hingga akhirnya korban pun tertusuk di bagian dada dan 3 pelaku tadi pergi meninggalkan korban.

            Beberapa hari kemudian, kembali terjadi kasus kriminalitas berupa perampokan yang di lakukan oleh 3 pelaku pengendara motor, kejadian itu terjadi di Ma’muroh blok 69 tepatnya dekat masjid Al-Barokah pagi hari di kisaran waktu 07.00 CAT. Kerugian yang dialami korban berupa raibnya satu buah koper yang berisi kurang lebih USD 800 dan beberapa dokumen penting. Diidentifikasikan bahwa pelaku tersebut adalah pelaku yang sama pada kasus pembegalan beberapa hari yang lalu.

            Menurut pengakuan korban, saat itu dia bersama satu temannya dan sedang ke luar rumah membawa koper dengan tujuan pindahan dari rumah menuju asrama kampus. Tiba-tiba 3 orang bermotor menghampiri mereka, dan salah satu dari mereka turun lalu menodongkan senjata tajam pada korban, kemudian korban dan satu temannya menyelamatkan diri dan pelaku pun membawa koper si korban. Untungnya korban selamat dalam kejadian tersebut.

            Kasus di atas hanyalah segelintir dari beberpa kasus kriminalitas yang di alami WNI di Sudan, bahkan mirisnya akhir-akhir ini tak hanya orang-orang asing aja yang menjadi korban, bahkan orang pribumi pun menjadi sasaran kebiadaban pelaku yang disebut juga oleh penduduk lokal dengan sebutan “HAROMI”.

            Melihat keadaan yang semakin tidak kondusif, membuat beberapa orang bahkan takut untuk keluar rumah atau asrama. Maka beberapa orang yang tinggal di kawasan arkawet yang memiliki kepedulain tinggi dan rela berkorban untuk umat, membentuk sebuah grup yang bertujuan untuk menjaga keamanan dan ketentraman.

               Harapan mereka bukanlah upah atau gaji yang banyak, mereka meluangkan waktu dan raga mereka demi keamanan dan ketentraman. Mereka juga berharap agar teman-teman juga meningkatkan kewaspadan mereka terhadap lingkungan sekitar, memahami dan mengerti apa yang sedang terjadi pada akhir-akhir ini.

             Jangan menampakan kemewahan di khalayak ramai, menjahui tempat yang gelap dan membawa teman jika ke luar rumah, dengan tujuan jika terjadi hal yang tidak diinginkan ada yang membantu atau minimalnya ada yang menjadi saksi jika pelaku ditangkap oleh pihak yang berwajib. Selalu berdoa dan meminta perlindungan kepada Allah karena Dia-lah yang Maha Kuat dan Maha Pemberi Perlindungan.

            Harapan mereka yang terakhir, tak lain semoga negeri yang menjadi pijakan para penuntut ilmu syar’i ini kembali ke masa-masa kondusif, kembali ke masa-maka aman, dan kembali ke masa kejayaannya yang dulu pernah digapai.

 

Sumber gambar : nalarpolitik.com 

Lagindut

Mahasiswa International University of Africa

Posting Komentar

0 Comments

Formulir Kontak