![]() |
Siapa sih yang gak tau soal Korea?
Apalagi soal dramanya. Top markotoplah. Selalu bisa membuat penontonnya
larut dalam emosi tokoh utama. Berbagai emosi yang dirasakan saat menonton
drama Korea seperti; greget, nangis, marah, dan tertawa menjadi satu. Apalagi
kalau sedang menontonnya pasti lupa soal dunia dan waktu.
Boleh gak sih nonton drakor? Di
sini kita tidak langsung bisa menghukumi soal itu. Karena siapa kita? Daripada
menghukumi apalagi menyalahkan, yuk kita berpikir bareng!
Pertama, kita liat dari tujuan hidup kita.
Well,
banyak yang bilang, “Nonton drama tuh nambah pengetahuan. Di dramalah
aku tahu soal jadi dokter, pengacara, dan bagian hukum lainnya.” Yap,
ini benar. Gak salah sama sekali, karena memang dalam drama kita dapat
mengambil beberapa ilmu, mulai dari Bahasa hingga budaya.
Tapi, kembali lagi. Untuk apa kita hidup?
Dalam Al-Qur’an surah Adz-Dzariyat ayat 56
disebutkan;
وماخلقت الجن و النس إلا ليعبودون
Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.”
Nah, dari ayat ini jelas. Allah memerintahkan kita untuk beribadah dan lebih
banyak menyebut asma-Nya, daripada menyebut nama oppa-oppa.
Tapi, itu bermanfaat lho. Iya,
bermanfaat tapi berbeda. Ibarat besok ujiannya matematika kita belajarnya
bahasa Indonesia. Kan gak lucu.
Kedua, memaklumkan suatu hal yang salah.
Suka miris sih kalau melihat zaman
sekarang. Ketika sudah gak ada rasa risih dalam diri kita atas hal yang
mungkar. Padahal dulu, ketika melihat tulisan ‘Babi’ di depan toko yang menjual
daging babi kita merasakan risih. Sekarang?
Dalam drama, kita melihat orang memakan
daging babi, meminum alkohol, bahkan berciuman, seakan menjadi hal ‘yang biasa’
kita lihat. Di mana rasa risih itu hilang? Seakan kita mulai terbiasa akan
suatu hal yang salah. Awalnya hanya sekedar, lama-lama bisa jadi bukit lho…
Kemudian, bagaimana jika sudah terlanjur
cinta? Rasanya kalau gak nonton sehari aja ada yang kurang. Apa bisa
kembali? Bisa banget. Dalam fase merubah diri, kita gak bisa tuh
langsung mengambil langkah seribu. Yang sebelumnya belum pernah salat dhuha
sekalinya salat langsung delapan rakaat. Ini bukannya salah sih, tapi
seringkali hal yang seperti ini mengakibatkan pelaku trauma dalam beribadah.
Maka cukup bagi kita untuk menikmati perubahan itu, sedikit demi sedikit.
Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah
jangan fokus membenci, fokuslah mencintai. Musuh ketika membenci diri kita, maka
ia akan mempelajari tentang kehidupan kita. Mulai dari kita bangun sampai tidur
lagi. Jadi, ketika kita fokus membenci, bukannya hilang dari pikiran tapi malah
dipikirin terus. Maka biarkan itu hanya sekedar masa lalu, dan mulailah untuk
hidup baru.
Dulu kita tahu soal drama, pastinya kita
berkenalan dulu kan? Entah lewat kawan atau mantan. Nah, kali ini kita harus
berkenalan lebih dalam tentang idola kita sesungguhnya, yap siapa lagi
kalau bukan Rasulullah. Cari semua hal tentang beliau, baik itu kehidupan maupun
tingkah laku beliau. Dijamin deh bakal jatuh cinta.
Perbanyak membaca sirah Nabi gak
kalah seru kok. Ciptakan habbit yang lebih baik dari sebelumnya. Pergunakan
waktu yang lebih berfaedah.
Sumber: Buku “Pernah Tenggelam” karya Fuadnaim
Kuni Abida Kamila
Mahasiswa International University of Africa
2 Comments
Knp mesti drakor ya dahal ada dracin, ada film barat juga��
BalasHapusPenggemar dracin/film barat juga banyak��
HapusPosting Komentar