![]() |
Sumber: terasjabar.co |
Penulis: Nur Wahid*
Islam adalah agama yang universal, abadi dalam segi waktu dan sempurna dalam segi ajaran. Di dunia yang terus berkembang dan permasalahan manusia yang semakin
kompleks, Islam yang dibawa oleh para nabi dan rasul di masa yang lalu, selalu
bisa menjadi solusi atas kehidupan ini. Islam memahami sifat manusia yang
sering salah, dengannya Islam memberi konsep sempurna dalam muamalah dan konsep
hari pembalasan.
Islam tidak menuntut kita untuk menjadi kaku dan jumud akan kehidupan
dunia, meskipun
tidak juga dituntut untuk hanya fokus di sana. Habib
Ja’far pernah berkata, “Dunia tempat meninggal dan akhirat
tempat tinggal.” Allah Swt. menugaskan kita untuk
hidup di dunia, menikmatinya dan menjadikannya ladang amal untuk kehidupan
akhirat dan bisa kembali ke tempat di mana pendahulu kita—Nabi Adam—diciptakan
dahulu kala. Kita sebagai manusia ditugaskan menjadi khalifah di dunia ini,
menjadikannya ramah dihuni dan adil bagi seluruh makhluk Allah Swt..
Dunia ini dikehendaki oleh Allah Swt. untuk dihuni oleh beragam
suku dan golongan serta berbagai pemikiran untuk bisa saling mengenal. Pun dengan berbagai sifat manusia, ada yang
baik dan ada juga yang buruk. Karenanya Islam
yang merupakan agama rahmatan lil ‘alamin, agama yang meyelamatkan
dan agama yang penuh kedamaian bisa menjadi jalan atas semua hal tersebut. Oleh karena itu, kita sebagai seorang Muslim haruslah berusaha
untuk menyebarkan nilai-nilai Islam ke dalam seluruh aspek kehidupan manusia di
seluruh dunia.
Islam membutuhkan lebih dari satu keahlian dan satu pemikiran untuk
membumikannya. Nilai-nilai Islam yang kompleks itu harus sederhanakan supaya bisa lebih mudah diterima dan dipahami oleh khalayak umum.
Dakwah Islam adalah tugas seluruh pemeluk agama Islam, bukan hanya
ditujukan ke orang-orang tertentu saja. Dakwah Islam yang paling dasar adalah dengan
menjadi qudwah atau tauladan ke orang-orang sekitar kita. Seperti halnya ketika kita berdagang, kita bisa menampilkan karakteristik
Islam dalam diri kita sebagai penjual dengan adab dan teori jual-beli Islam. Menjadi penjual yang amanah, jujur, dan adil
kepada seluruh pembeli, hingga mereka merasakan kebaikan Islam itu sendiri.
Kita lihat para pendahulu kita telah mengabdikan dirinya untuk keberlangsungan agama ini. Mereka tidak hanya
berbicara tentang amal ibadah, tapi bagaimana peran mereka menyebarkan konsep-konsep
kebaikan Islam ke khalayak umum, sehingga kebaikan Islam bisa terima dan
dirasakan oleh semua orang. Islam di Jawa tidak akan sekental sekarang kalau
para wali hanya berdakwah melalui mimbar dan menafikan pembelajaran kehidupan.
Para wali dan pendahulu berhasil menanamkan nilai-nilai Islam ke kehidupan
masyarakat Jawa. Islam menyerasikan keberagaman sehingga
kehidupan menjadi nyaman dan terhindar dari adanya diskriminasi atas perbedaan.
Konsep ummah wasathiyyah bukanlah sekedar konsep dalam
gagasan, tapi telah tertulis dan terbukti secara aktual di dalam sejarah. Kuntowijoyo
menerjemahkan nilai ajaran Islam di dalam ilmu sosial menjadi teori yang
berbeda dengan ilmuwan lainnya, Ia menggunakan istilah "Ilmu Sosial Profetik",
sehingga menjadikan dunia ilmu sosial lebih berwarna. Para pejuang di era
penjajahan Indonesia berusaha dengan taruhan jiwa dan raga mereka untuk
memasukkan nilai Islam dalam konstitusi negara karena berkeyakinan bahwa Islam
akan bisa menjawab seluruh permasalahan bangsa dan negara.
Kita sebagai pemuda harus melanjutkan perjuangan mereka semua karena
perjuangan tidak akan pernah selesai sampai ajal menjemput kita semua. Di
zaman ini, saatnya bagi kita untuk berjuang mempertahankan dan mendekap nilai-nilai Islam supaya tidak terkikis oleh perkembangan zaman.
*Mahasiswa International University of Africa (IUA) Sudan
0 Comments
Posting Komentar