Oleh: Faruq Al quds
Beberapa waktu lalu sebelum Presiden US atau Amerika Serikat
diganti, pemerintahan Pakde Trump mengeluarkan kebijakan baru dengan merilis
daftar hitam perusahaan yang mana tidak diperbolehkan para investor Amerika
menanamkan modalnya pada daftar perusahaan tersebut, salah satunya adalah
Xiaomi. Benar, xiaomi masuk dalam list daftar hitam perusahaan yang nantinya
pada bulan November 2021, Xiaomi tidak akan mendapatkan dana investasi dari
investor Amerika. Alasannya sih katanya karena perusahaan-perushaan
tersebut adalah perusahaan militer komunis.
Setelah sebelumnya, Pakde Trump mengeluarkan kebijakan executive
order atau perintah khusus dari presiden US atas keamanan nasional yang berisikan
tentang larangan untuk perusahaan yang ada di AS menjual atau membeli teknologi
dari perusahaan asing tanpa seizin pemerintah, serta yang dimaksud perusahaan
yang dilarang untuk berbisnis dengan perusahaan-perusahaan Amerika adalah
Huawei dan 70 perusahaan yang berafiliasi dengan Huawei.
Xiaomi masih memiliki bernasib lebih mending jika kita
membandingkannya dengan Huawei. Bener-bener pas tagar para fanboy
#mendingxiaomi. Ini dikarenakan Huawei sudah benar-benar tidak bisa
melakukan jual-beli dengan berbagai perusahaan teknologi yang berhubungan
dengan produk mereka, seperti Google, Intel, Qualcom. Sayang sekali Huawei
harus putus cinta dengan mereka. Tetapi nasib Xiaomi masih lebih mending,
karena ia hanya tidak mendapatkan dana investasi dari investor-investor Amerika,
ya walaupun alasanya kurang masuk akal sih, dengan beralibikan
bahwa Xiomi merupakan perusahaan militer milik komunis. Meski peraturan yang
dituliskan untuk Xiaomi baru akan berlaku mulai November 2021 nanti, tapi tidak
ada yang tau nasib setelahnya akan seperti apa.
Kalau dilihat dari sisi penjualannya, Xiaomi menempati urutan
ketiga penjualan smartphone terbanyak di seluruh dunia dengan jumlah
44,40 juta unit, sedang diposisi kedua ada Huawei 51,83 juta unit, dan di
urutan pertama ada Samsung dengan penjualan 80,81 juta unit pada tahun 2020. Huawei
yang sudah kena ban saja bisa mencetak penjualan sebegitu banyaknya dan
menempati urutan kedua, siapa tahu ini akan menjadi berkah untuk Xiaomi. Lalu,
ada di mana posisi perusahaan smartphone Amerika? Produsen smartphone
asal Amerika yakni Apple bertengger di posisi ke empat setelah Xiaomi dengan
penjualan 40,59 juta unit pada waktu yang sama.
Setelah melihat data-data ini, apa jangan-jangan alasan disebutnya
Xiaomi sebagai perusahaan militer komunis itu hanya asal sebut yang bertujuan
untuk menghambat pertumbuhan produsen-produsen smarphone asal China agar
tidak semakin berkembang? Atau memang sejatinya Pakde Trump tidak menyukai hal-hal
yang berbau Made in China? Padahal Apple juga merupakan produk buatan China
kan? Eits, canda Apple. Tapi memang beberapa waktu ke belakang ini,
selama pemerintahan Pakde Trump, hubungan antara US dengan China kian memanas dalam
hal apapun termasuk bisnis. Pakde Trump pernah berkata, ”We can’t continue
to allow China to rape our country.” Ini adalah pernyataan yang
sangat-sangat wow sekali yang menyatakan seakan-akan Pakde Trump ingin
Amerika benar-benar bersih dari China.
Momen pergantian presiden ini seakan menjadi angin segar bagi
China, banyak orang yang berharap saat Om Biden menjabat atau sudah diangkat menjadi
presiden nanti, hubungan antara kedua negara akan menghangat.
Tapi, sayang seribu kali sayang. Meskipun Om Biden saat nantinya
resmi menjabat akan merubah banyak kebijakan yang telah ditetapkan Pakde Trump,
tapi sepertinya Om Biden akan tetap melanjutkan kebijakan yang telah ditetapkan
oleh Trump terkait hal yang berbau tentang China. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa statement para calon menteri baru kabinet Om Biden yang berkata
“kita perlu menghentikan praktik yang kejam, tidak adil, dan ilegal yang
dilakukan oleh China”, kata Janet Yellen, calon Menteri Keuangan AS. Ada lagi
pernyataan dari Lloyd Austin, calon Menteri Pertahanan AS, dia mengatakan bahwa
China merupakan ancaman keamanan signifikan dan jangka panjang bagi AS dan
sekutu serta mitra AS. Ternyata, harapan banyak orang akan ademnya hubungan
China-AS masih sebatas harapan, yang nyatanya pada masa Om Biden dan para
menterinya akan menjadi lebih galak dari pada pemerintahan sebelumnya.
Jika semakin panas hubungan antara keduanya, lalu bagaimana nasib Xioami? Kita tunggu saja.
0 Comments
Posting Komentar