Khartoum - Persatuan Pelajar Indonesia di Sudan berhasil menyelenggarakan seremoni wisuda kelulusan Mahasiswa Indonesia di Sudan untuk progam Sarjana dan Pacasarjana Tahun Akademik 2020/2021 yang terintegrasi secara offline dan di siarkan secara live di channel Youtube PPI Sudan, bertempat di Muntada Hall pada Sabtu, 21 Februari 2021.
Seremoni wisuda
sekaligus Seminar Wawasan Kebangsaan Bela Negara kali ini merupakan salah satu
bentuk sinergitas antara Panitia Wisuda PPI Sudan dan KBRI Khartoum. Meski di selenggarakan
secara offline acara berjalan sangat tertib mengikuti ketentuan dan standar
protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah Sudan. Diikuti oleh 75 wisudawan
Progam Sarjana dan 3 wisudawan Progam Pascasarjana dari beberapa universitas di
Sudan seperti University of Gezira, University of the Holy Qur’an and
Islamic Science, Internasional University of Africa, Omdurman Islamic
University dan Khartoum International Institute for Arabic Language
dengan tujuan untuk mengapresiasi para pelajar yang telah berhasil menuntaskan
masa studinya di Sudan, juga sebagai motivasi dan menanamkan semangat dalam
diri pelajar Indonesia di Sudan untuk bersungguh-sungguh menimba ilmu juga
memberikan insight baru mengenai potensi dan peluang yang dimiliki
bangsa Indonesia serta peran yang dapat diambil oleh para alumni negara Timur
Tengah bagi kemajuan bangsa dan negara.
Pada kesempatan kali ini, acara di hadiri langsung oleh Duta Besar Indonesia untuk Sudan dan Eritrea Drs.
Rossalis Rusman Adenan, M,BA, Prof. Dr. Omarel-Sayed Wadebder (Rektor Universitas
Al-Quran al-Karim Omdurman), Prof. Dr.El Badriy el-Amin Mohammed Utsman (Wakil
Rektor Bidang Kurikulum dan Kebudayaan Universitas Internasional Afrika), Prof.
Dr. Ahmed Mohammed al-Hassan Rukain (Dekan Riset Ilmiyah Universitas Islam
Omdurman), dan juga dihadiri secara virtual oleh Dr. KH. Hidayat Nur Wahid, M.A
(Anggota Majlis Tingi Liga Dunia), dan Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Pd.D (Dirjen Dikti Kemendikbud RI).
“Perubahan zaman mempengaruhi ancaman
suatu negara, terlebih Indonesia. Jika dulu ancaman lebih banyak bersifat tradisional dan infasi militer, namun kerana
globalisasi dan perkembangan teknologi, maka karakteristik ancaman berubah
menjadi non militer. Ancaman dapat datang dari luar seperti terorisme, serangan kebencian, radikalisme, perang proksi,
human track, dll. Sebagian besar ancaman tersebut berhubungan dengan
pelemahan aspek modal SDM suatu bangsa yang dapat mempengaruhi
modal sosial, moral, dan psikologis bangsa tersebut. Dan semua pada gilirannya
akan mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk menghadapi semua itu kita
harus mempunyai kesadaran bela negara yang tinggi, pemahaman dan penghayatan
yang tinggi terhadap empat pilar konsensus dasar bangsa Indonesia dan
meningkatkan rasa memiliki dan cinta pada negara” tutur Bapak Dubes RI dalam
sambutannya.
Pada kesempatan yang sama Dr. H. Muhammad Hidayat Nur
Wahid, Lc., M.A menyampaikan “Membangun
peradaban Indonesia yang banyak tantangan ini, sangat di pentingkan untuk
mempunyai pemahaman akan pentingnya berilmu dan mempunyai akhlak yang baik. "Selain
berilmu juga harus mempunyai akhlak moralitas yang unggul. Siapkanlah ilmu
pengetahuam untuk pulang berkiprah di Indonesia. Meski di Sudan banyak
prihatinnya. Namun jadikan keprihatinan itulah kunci kesuksesan. Bersabarlah
dalam proses penempaan dan pulanglah berkiprah di Indonesia". Tandas ketua
MPR 2014 tersebut.
Dalam orasi ilmiahnya Dirjen Dikti Kemendikbud RI, Bapak
Prof. Ir. Nizam menyampaikan bagaimana tantangan mahasiswa sebagai investasi
bangsa untuk menuju Indonesia yang lebih maju. “Pembangunan Indonesia maju
sejahtera adalah masalah membangun sumber daya manusia yang unggul, dan bukan
hanya kecanggihan teknologi. Indonesia berpeluang menjadi negara maju dengan
penghasilan tinggi karena bonus demografi dan peluang dari resolusi industri
ke-4. Peluang tersebut hanya dapat terwujud melalui pengembangan SDM unggul dan
inovasi. Merdeka belajar sebagai kebijakan untuk menyiapkan SDM unggul, Pelajar
Pancasila yang tangguh, kreatif produktif namun tetap memiliki kesantunan
timur. Dan Perguruan tinggi harus menjadi
mata air bagi pembangunan bangsa dan negara demi menuju negara yang maju,
demokratis yang berkeadilan, dan makmur sejahtera. Gotong
royong antar pelaku dan penerima manfaat Pendidikan menjadi kunci membangun
pendidikan tinggi ke depan. Mewujudkan SDM yang unggul demi Indonesia lebih
maju. Selamat kembali ke tanah air selamat mengabdikan diri untuk Indonesia.
Insyaallah kita bisa!”
Penampilan angklung yang merupakan salah
satu alat musik tradisional
kebanggaan Indonesia ikut meramaikan acara tersebut. Dengan membawakan lagu
‘Padamu Negeri’ grup angklung ‘Sanggar Nusantara’ kebanggaan PPPI Sudan
berhasil menyita perhatian para tamu yang hadir sehingga menambah khidmat dan haru. Acara di
pungkasi dengan doa dan penyerahan cinderamata oleh Bapak Dubes Republik Indonesia
kepada para Rektor Universitas, dan foto bersama.
Reporter : Malla Hasyimi
1 Comments
Nah,ini baru bener beritanya.
BalasHapusPosting Komentar