Oleh Ihsan Khoiron
Berbicara mengenai perjuangan dan pengorbanan mengingatkan kita pada sosok suri tauladan kita baginda yang mulia Rasulullah SAW. Dalam perjuangan, ujian dan cobaannya yang datang silih berganti mulai dari dicaci, dihina, dilempar dengan kotoran bahkan diancam untuk dibunuh, semua itu sudah menjadi santapan sehari-harinya. Tetapi tidak sedikit pun mengurangi semangat juangnya untuk menegakkan kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah Muhammad Rasulullah di seluruh muka bumi ini.
Kita harus belajar dari sejarah bahwa Rasulullah SAW yatim sebelum mendekap di gendongan nan manja sang ayah, piatu sebelum usai sesak tangisnya nan mungil, umur 9 tahun menggembala kambing, umur 12 tahun berniaga ke Syam untuk bisnis lintas negara. Maka tak heran lahirlah pribadi yang unggul, mental yang tahan banting manusia yang tidak cengeng. Arti kata, memang semenjak kecil beliau sudah ditempa dan dididik dengan pahit manisnya perjuangan.
Namun jangan lupa setelah pahit tentu ada manis, setelah gelap terbitlah terang, ada ujian tentu ada hasil, dengan semua perjuangan dan pengorbanan itu dibayar mahal dengan sebuah kesuksesan yang saat ini bisa kita rasakan, tokoh no. 1 paling berpengaruh di dunia versi Michel H. Hart di karyanya nan fenomenal, beliau adalah sosok pemimpin yang patut di contoh oleh generasi “zaman now."
Sebuah goresan hadis yang tak luput dari pendengaran kita, Rasulullah SAW bersabda:
ليس صلاة اثقل على المنافقين من صلاة الفجر والعشاء ولو يعلمون ما فيهما لأتوهما ولو حبوا
“Tidak ada sholat yang paling berat bagi orang munafik kecuali sholat shubuh dan isya, kalau mereka tahu keutamaan dari keduanya tentu mereka akan datang untuk melaksanakan sholat itu walaupun dalam keadaan merangkak sekalipun."
Itulah sebabnya kenapa saudara kita yang menghidupkan shubuh berjamaah dan kegiatan kegiatan positif disebut juga sebagai pejuang, karena hal itu sangatlah sulit untuk dilakukan, kecuali bagi orang orang yang beriman terutama bagi para pemuda, yang mana ia harus melawan rasa kantuknya pada waktu itu.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa masa muda adalah masa yang mengebu-gebu, masa yang berapi-api maka dari hal itulah, kita harus ada paksaan, karena dengan paksaan akan timbul suatu kebiasaan, karena syaitan pun memaksa kita untuk ingkar kepada Allah SWT, lantas mengapa untuk kebaikan kita tidak mau memaksakannya?
Orang orang kafir tidak takut kepada umat Islam yang terjun ke medan perang dengan persenjataan yang lengkap, karena mereka tidak kalah canggih dari pada kita. Akan tetapi yang mereka takutkan adalah apabila umat Islam bangkit dan bersatu, yang mana apabila sholat shubuh ramai dihidupkan sebagaimana sholat jumat yang ditegakkan, mereka akan khawatir dan takut karena umat Islam akan bangkit, sebagaimana kebangkitan yang terjadi di Turki dibawah kepimpinan Sultan Recep Tayyip Erdogan.
Imam Abu Atahiyah (wafat 211 H) menegaskan dalam syairnya,
إن الشباب والفراغ والجدة مفسدة للمرء أي مفسدة
“Sesungguhnya generasi muda, kekosongan, harta benda yang melimpah dapat merusak kepribadian manusia dengan berbagai macam kerusakan."
Rasulullah saw menegaskan di dalam sebuah hadis,
من حسن اسلام المرء تركه مالا يعنيه
"Sebaik baiknya Muslim itu adalah meninggalkan segala sesuatu yang tidak bermanfaat baginya."
Para pejuang sekalian, marilah kita bangkit kembali, dengan momentum di penghujung tahun ini mengingatkan kita untuk mengintropeksi diri, bangun dari tidur lelap, bangkit dari rasa lalai, karena kalaulah bukan dengan rahmat Allah SWT dan segenap pengorbanan dan perjuangan orangtua dan para asatidz yang tanpa batas, tentu kita tidaklah akan bisa sampai di titik ini. karena perjuangan dan pengorbanan itu tidak lain dan tidak bukan adalah bermuara dari keikhlasan dan berangkat dari ketaatan kepada Allah SWT.
Selamat berjuang saudaraku para penuntut ilmu dimana pun anda berada terkhusus para pejuang pejuang shubuh yang ada di Sudan, semoga istiqomah, dan sukses menjadi pejuang shubuh nan gagah berani, mudah-mudahan rintangan di musim dingin ini dan aksi haromi yang menakutkan menjadi perantara berkah dalam kehidupan kita kelak nanti.
Akhukumfillah ihsan khairan.
Khartoum : 30/12/2020
0 Comments
Posting Komentar