Rasulullah Tegas Terhadap Nepotisme


Oleh M. Ismail

Kunci sukses di zaman sekarang katanya ada tiga, bekerja keras, cerdas, dan orang dalam. Peran orang dalam yang memberikan keistimewaan khusus kepada keluarganya, kerabatnya, atau orang yang menguntungkannya. Beralasan, ‘tidak enak karena keluarga atau kerabat,' alasan itu mengakibatkan mereka yang berbakat lebih mudah tersingkirkan oleh mereka yang dekat. Islam melarang keras aksi nepotisme sebagaimana Rasulullah mencontohkannya.

Di antara sahabat-sahabat yang saleh seperti Abu Bakar Ash-Shidieq, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Utsan bin Affan, Abdurrahman bin Auf yang saleh dan dijamin masuk surga. Sebagian dari sahabat yang lainya juga ada yang bermaksiat atau berbuat dosa, seperti salah satunya Fatimah dari suku terkenal saat itu, Makdzum namanya. Orang ini terkenal sekali dengan kedudukannya dan rupanya kebiasaan mencuri. Dia masuk Islam dan tradisi orang-orang Arab Quraisy, kalau ada orang mencuri tidak dipotong tangannya kalau dia memiliki kedudukan yang tinggi, dan ini turun-temurun di kalangan ahli maksiat.

Melihat kondisi Fatimah, salah satu sahabat mencari seseorang yang bisa mendekati dan bernegosiasi kepada Rasullah tentang hukuman mencuri yang ditimpa Fatimah, agar dia tidak dihukum. Musyawarah satu dan lainya, hingga bertemulah dengan Usamah bin Zaid. Dia dan ayahnya Zaid bin Haritsah dikenal dengan kekasih Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, seketika Usamah disuruh masuk menghadap Rasulullah S.A.W untuk bernegosiasi,

“Ya Rasullah ada seseorang yang terkenal dari kota Mekkah, dia wanita punya jabatan, dia terkena hukum mencuri, kira-kira boleh gak dipotong tangannya?” Rasulullah tidak menjawab pertanyaannya, akan tetapi ia naik ke atas mimbar dan mengumpulkan semua sahabat dan orang-orang di sekitarnya. Saat sudah terkumpul dan beliau sudah menyampaikan salam dan tahmid, beliau berkata, “Telah sampai kepada saya ada seseorang diantara kalian karena punya jabatan yang tinggi, mencuri dan tidak mau diterapkan hukum Allah. Ketahuilah jika Fatimah binti Muhammad mencuri, maka akan saya potong tangannya!”

Betapa tegasnya Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam terhadap nepotisme pada zamannya. Sebagai teladan umat Islam, beliau menegaskan tidak ada perbedaan hukum Islam hanya karena posisi jabatannya atau hubungan di antara keduanya. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang melakukan nepotisme, entah dalam hal kecil ataupun hal besar. 

Posting Komentar

0 Comments

Formulir Kontak