Oleh Radhiya Afma
Kesiur angin bermanja-manja di wajah yang asyik menengadah
Membawa percikan tipis dari luruhnya air yang dibawa oleh kerumunan awan hitam
Semakin deras air yang turun,
Semakin deras jua doa yang mengaliri jiwa yang separuh menghitam
Mengharap berkah serta rahmat-Nya akan membanjiri hari ini dan seterusnya
Meskipun dosa menjulang, tapi doa tetap lantang saat tangan menengadah
Di tengah jutaan doa yang menggema di kolong langit
Terselip satu doa yang memuat sebuah nama yang sudah terpatri di jantung hati
Nama dari seorang manusia yang sangat diharapkan oleh satu hati
Menua bersama di hari nanti, bukan urusan kedua hati
Melainkan hanya berserah kepada-Nya lah Sang Pemilik Langit
Kalimantan, 10 Oktober 2020
0 Comments
Posting Komentar