Srikandi from The East

Oleh Ayu Afriyani

Indonesia merupakan negara maritim yang terbentang dari Sabang di sisi barat Indonesia dan Merauke di sisi timur Indonesia. Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Secara spesifik, suku Jawa pada khususnya merupakan suku dengan populasi terbesar di Indonesia yaitu sebesar 41,7 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Semboyan nasional Indonesia, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika,” yang bermakna "berbeda-beda namun tetap satu," seakan menjadi penyemangat bagi seluruh penduduk Indonesia pada umumnya untuk menjadi acuan bahwa berbeda bukan berarti tidak berhak mendapatkan hak yang sama.

Ini adalah cerita di balik fakta kehidupan negeriku. Semenjak aku lahir di negeri tercinta Indonesia, aku sadar negeri ini kaya, negeri ini adalah bangsa yang besar yang aku percaya dalam benakku negeri ini akan menjadi makmur, tenteram, dan damai diseluruh pelosok bangsa.

Ayu Afriyani, inilah nama lengkapku. Aku adalah salah seorang mahasiswi tingkat 2 semester 3 di salah satu universitas di Kota Hujan, Bogor. Aku mengambil bidang jurusan keguruan dengan spesialisasi Pendidikan Bahasa Inggris. Aku mengambil bidang ini bukan tanpa alasan, berawal dari keprihatinanku akan pendidikan anak–anak pada tingkat dasar maupun menengah di daerah–daerah terluar Indonesia. Aku prihatin akan nasib anak–anak yang berada pada daerah 3T (Terluar, Tertinggal, dan Terisolir) di Indonesia.

Pendidikan merupakan hal yang wajib bagi mereka untuk membentuk karakter bangsa yang cinta akan tanah airnya. Pada usia emas yang seharusnya rasa semangat masih menggelora dalam jiwa mereka untuk memajukan Indonesia. Untuk itu, aku harus dapat mendukung cita–cita anak bangsa agar mereka dapat mendapatkan pendidikan yang baik untuk mengejar mimpinya memajukan Indonesia. Dengan begitu aku dapat turut andil dalam memajukan bangsa sebagai bentuk cinta terhadap ibu pertiwi.

Membicarakan tentang pendidikan memang menarik untuk diperbincangkan, apalagi berbicara masalah pendidikan karakter. Telah kita ketahui bersama bahwa peran karakter sangat penting dalam segala hal terutama dalam pendidikan. Karena pendidikan tanpa karakter bagaikan bangunan yang tidak mempunyai pondasi untuk menunjangnya,  sehingga bangunan  itu tidak akan berdiri  dengan kokoh.

Sebagai penerus bangsa kita seharusnya mempunyai wawasan yang luas untuk bekal masa depan yang lebih cerah. Bukankah presiden pertama kita (Ir. Soekarno) pernah mengatkan bahwa, "Para pemuda adalah ujung tombak dari sebuah bangsa." Maka dari itu kita harus menjadi pemuda yang  mempunyai banyak sekali pengetahuan khususnya di bidang pendidikan. kita mengenal Eyang Habibie (panggilan akrab Bapak B.J. Habibie) yang memiliki semangat untuk dapat memajukan bangsa. Pada masa mudanya telah memiliki segudang prestasi yang membanggakan bangsa, dan sampai saat ini dikenal dengan julukan seorang teknokrat. Sebagai seorang pemudi, aku berambisi untuk dapat memajukan bangsa ini. Teman temanku dikampus bilang aku ini terlalu naif untuk dapat memajukan bangsa, tapi aku terus menyemangati diri ini untuk dapat menggapai anganku, beragam karya telah aku ciptakan semata-mata  agar karya-karyaku dapat bermanfaat untuk orang lain.

Dari sejarah hidup Eyang, aku dapat meneladani bahwa pendidikan merupakan hal yang mutlak dan harus diutamakan. Eyang mengajarkan, tidak ada jalan yang mulus untuk sebuah kesuksesan. Hal inilah yang membuat aku termotivasi untuk dapat menjadi pemudi yang tidak hanya berkarakter tapi juga harus mempunyai semangat yang tinggi untuk menggapai cita–cita.

Caci maki serta sederet cobaan lainnya merupakan sebuah hal yang lumrah ditemui dalam menggapai mimpi. Bahkan, sentimen–sentimen negatif pun berdatangan dari arah yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Tetapi aku tidak pernah takut untuk terus melangkah maju menggapai mimpi ku memajukan bangsa ini. Jangan pernah takut ataupun mundur, karena tiap–tiap diri kita memang diciptakan oleh-Nya untuk menjadi seorang pemimpin. Jadikanlah setiap tantangan yang kita temui sebagai penyemangat kita dalam menggapai asa untuk membuat diri kita menjadi lebih baik.

Seperti halnya filosofi alam, pohon yang besar pasti akan diterpa oleh angin yang besar begitu pun sebaliknya, tekad yang kuatlah yang dapat membuatnya dapat berdiri dengan tegak. Orang bilang, anak petani tidak mungkin dapat memajukan bangsa dengan tangannya sendiri. Tetapi, aku akan buktikan pada mereka bahwa aku akan dapat memajukan bangsa ini dengan keringatku sehingga aku dapat menjadi “Srikandi” dari daerah timur dunia. Inilah janji baktiku pada ibu pertiwi, Indonesia.

Posting Komentar

0 Comments

Formulir Kontak