Upgrade Your Idol!

Oleh Nailul Muwafaqoh

Kalau boleh tanya, siapa sih idola kamu? Pasti punya kan, entah itu laki-laki atau perempuan, penyanyi atau bukan, aktris atau aktor, semuanya pasti punya.

Dalam hidup idola itu seakan wajib dimiliki, karena tidak mungkin kita melakukan sesuatu tanpa ada contoh, ibaratnya idola itu menjadi panutan dalam hidup. Pun tidak salah jika seseorang punya idola, tapi akan menjadi salah jika dia mengidolakan sosok yang salah, which means, idola yang ia pilih menjadikannya semakin jauh dari Allah, semakin jauh dari syariat Islam, bahkan saking ngefansnya, dia sampai tidak rasional dalam bertindak, misalnya, dia rela buat menyelesaikan drama sampai 16 episode daripada baca Al-Qur’an, sampai-sampai sholatnya pun ketinggalan, atau rela uangnya habis untuk beli tiket konser daripada sedekah.

Now, let’s ask ourselves, “Apakah kita sudah memilih idola yang benar? Siapa yang kita gandrungi selama ini? Apakah sudah maksimal dalam mencontoh idola yang kita pilih?”

Dalam Islam ada seseorang yang bisa kita jadikan teladan, kita jadikan idola, kita jadikan contoh dalam setiap melakukan perkara, yaitu Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam.

Rasulullah adalah teladan sepanjang zaman. Meskipun tidak ada drama orisinal yang mengisahkan beliau, tapi Rasulullah tetap menjadi sebaik-baik teladan. Teladan yang mengingatkan kita kepada Sang Pencipta, menuntun kita untuk selalu berbuat baik, dan beribadah kepada Rabb.

Rasulullah menjadi idola bukan tanpa bukti, tapi Allah sudah menyebutnya dalam Al-Quran surat Al-Ahzab [33]: 21,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُوْلِ الّلهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا الّلهَ وَالْيَوْمَ الْأخِرَ وَذَكّرَ الّله ذِكْرًا كَثِيْرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah” (Qs. Al-Ahzab [33]: 22)

Ayat ini sekaligus menjadi bukti otentik bahwa Rasulullah lah sebaik-baik suri tauladan bagi Muslim dalam menjalani hidupnya.

Bebicara masalah idola, apakah pernah terbayang, seumpama idola bertemu dengan kita, nyapa kita, ingat nama kita, waah pasti luar biasa sekali, bukan? Tidak terbayang senangnya  seperti apa!

Nah, sekarang Rasulullah yang ingat kita, Rasulullah sendiri yang memanggil kita di hari pembalasan kelak, menyebut nama kita, hendak memberi Syafa’at buat kita! Tidak dapat terlukiskan betapa bahagia dan senangnya hati kita. Belum lagi nanti Allah juga ingat sama kita, nama kita dipanggil, tidak ada yang kurang dan tidak ada yang kelupaan.

Kalau orientasi hidup sudah tertuju pada akhirat, kesenangan dunia tidak akan membuatnya lalai, ia akan selalu mengingat Allah, menjadikan Rasulullah sebagai idola dan teladan bagi hidupnya. Dia melakukan semua perbuatannya hanya demi investasi abadi, yaitu bekal untuk akhirat.

Idola yang salah sangat berpengaruh terhadap hidup kita, banyak sekali kerugian-kerugian yang akan didapat kalau kita mengidolakan sosok yang tidak tepat. Di antaranya adalah

Gangguan psikologis

Gangguan psikologis yang dimaksud disini adalah gangguan yang akan menimpa pada diri sendiri. Kadang, psikologis seseorang bisa terganggu apabila ada sesuatu yang menimpa pada idolanya. Biasanya kasus yang paling umum adalah ketika sang idola telah menemukan pendamping hidup, terutama bagi para penggemar yang masih jomblo, sebab dia berpendapat bahwa hal itu seharusnya tidak dilakukan oleh idolanya, karena anggapan dia seharusnya sang idola menikah dengannya bukan dengan orang lain.

  • Berkhayal

    Saking ngefansnya, hal ini bisa memicu seseorang terus mengingat sang idola dan membayangkannya.

  • Keras hati

    Karena terlalu menyukai idolanya, orang lain pun dianggap remeh. Dia akan terus membela idolanya, menganggap bahwa idolanya yang paling sempurna, sampai-sampai tetap membela idolanya walaupun itu salah.

  • Lupa diri
    Biasanya kalau sudah ngefans, aturan akan mudah dilanggar. Sekali ketemu idola langsung minta foto, peluk, teriak histeris tidak karuan saking senengnya, sampai-sampai dia lupa sama batasan-batasan yang seharusnya selalu dijaga.
  • Tidak rasional

    Demi ketemu dengan idolanya rela beli tiket konser, atau beli barang yang sama dengan idola yang harganya selangit. Tapi suka perhitungan kalau untuk sedekah dan kebaikan.

  • Menyia-nyiakan waktu

    Kalau udah nonton sang idola, waktu terbuang percuma cuma buat melototin idola di layar laptop/HP, lupa sholat, lupa mantan, lupa makan.

  • Fanatisme sama idola

    Saking ngefansnya, dia mencontoh apapun yang dilakukan idola. Sampai-sampai sesuatu yang dilarang pun dilakukan.

Anas bin Malik bercerita: “Pernah seseorang laki-laki datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu dia bertanya: “Wahai Rasulullah, kapan hari kiamat?” Beliau bersabda: Apa yang telah kamu siapkan untuk hari kiamat?” Orang tersebut menjawab: “Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya kamu bersama orang yang engkau cintai.” Anas berkata: “Kami tidak pernah gembira setelah masuk Islam lebih gembira disebabkan sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam “sesungguhnya kamu bersama yang engkau cintai, maka aku mencintai Allah, Rasul-Nya, Abu Bakar dan Umar, dan berharap aku bersama mereka meskipun aku tidak beramal seperti amalan mereka.” (HR. Muslim)

Kita pasti tidak mau dikumpulkan bersama mereka yang ternyata dari sikap, perilaku, dan gaya hidupnya sudah jauh dari ajaran Allah dan Rasul-Nya? Jadi, cari idola atau panutan terbaik sepanjang masa, yang tidak akan menyesatkan dunia akhirat, dan yang berpengaruh positif buat hidup kita, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kalau ada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kenapa cari idola yang lain?

Posting Komentar

0 Comments

Formulir Kontak