Oleh Malla Hasyimi
Dan bukan usia
yang membersihkan waktu
Sekawanan kupu pada hari Ahad itu
bersiap mengabarkan lelayu menghantarkan
duka paling pilu
belum siap meneduhkan perih luka
belum sempat berkata aamin pada doa
setelah mengembara berlaksa aksara
kelopak kesuma menggurat tarih berkidung pujangga
kau arif tersenyum sembari berkemas
melambaikan ucapan selamat tinggal
pada dunia yang fana
‘dalam dirimu mengalir sungai yang panjang
darah namanya, dalam diriku menggenang telaga darah
sukma namanya’
Sekawanan kupu pada hari Ahad itu
bersiap mengabarkan lelayu menghantarkan
duka paling pilu
belum siap meneduhkan perih luka
belum sempat berkata aamin pada doa
setelah mengembara berlaksa aksara
kelopak kesuma menggurat tarih berkidung pujangga
kau arif tersenyum sembari berkemas
melambaikan ucapan selamat tinggal
pada dunia yang fana
‘dalam dirimu mengalir sungai yang panjang
darah namanya, dalam diriku menggenang telaga darah
sukma namanya’
Tak akan
benar-benar ada kemarau bagi persemaian baka
jika ruh di sajak hujan bulan Juni senantiasa menyala
sebab dadamu menyimpan luas langit
yang menampung berbagai macam kesedihan berhulu
lalu kau tulis dalam sajak, setulus angin yang menjadi nafasmu
Eyang..
barangkali hidup adalah doa-doa panjang
menjamui malam tak membutuhkan syarat
sampai akhirnya lengkung hening fajar menggema isyarat
yang belum sempat di ucapkan tanah
kepada jasad yang memeluknya di tiang lahat
Topi patmu kini tergeletak pasrah
mengerang sunyi sebab kehilangan
yang semoga hanya sementara merajai pikiran
Sebab namamu telah tergurit di batu nisan
kematian tak pernah menjadi sekat, bagi yang tabah berguru
pada kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu,
tak akan hentinya kami haturkan doa
semoga engkau senantiasa rahayu di haribaan-Nya
Khartoum,19 Juli 2020
jika ruh di sajak hujan bulan Juni senantiasa menyala
sebab dadamu menyimpan luas langit
yang menampung berbagai macam kesedihan berhulu
lalu kau tulis dalam sajak, setulus angin yang menjadi nafasmu
Eyang..
barangkali hidup adalah doa-doa panjang
menjamui malam tak membutuhkan syarat
sampai akhirnya lengkung hening fajar menggema isyarat
yang belum sempat di ucapkan tanah
kepada jasad yang memeluknya di tiang lahat
Topi patmu kini tergeletak pasrah
mengerang sunyi sebab kehilangan
yang semoga hanya sementara merajai pikiran
Sebab namamu telah tergurit di batu nisan
kematian tak pernah menjadi sekat, bagi yang tabah berguru
pada kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu,
tak akan hentinya kami haturkan doa
semoga engkau senantiasa rahayu di haribaan-Nya
Khartoum,19 Juli 2020
0 Comments
Posting Komentar