"Anak Tiri" Pemprov Bengkulu Terdampak Covid-19: "Sejauh Mana Perhatian Gubernur Rohidin?"


Oleh A. Sya'ban*


Pemerintah Indonesia sudah mulai menerapkan kebijakan "New Normal" dalam menangani pandemi Covid-19 ini. Kebijakan tersebut ditanggapi dengan baik oleh Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah dengan slogan yang khas yaitu "Bengkulu Normal Masyarakat Produktif & Aman Covid-19".


Gubernur Rohidin dalam menghadapi new normal ini menegaskan bahwa Pemprov Bengkulu sudah menyiapkan 5 langkah jitu dalam upaya menuju masyarakat Bengkulu yang produktif dan tetap aman Covid-19 dalam berbagai sektor. Lima langkah itu adalah:

  • pertama, pemetaan di 9 kabupaten 1 kota;
  • kedua, tahap sosialisasi, edukasi dan promosi;
  • ketiga, memastikan sarana prasarana kesehatan tersedia dan mampu menangani kasus kalau terjadi;
  • keempat, mulai penerapan pada posisi kebijakan atau komunikasi publik yang menyeluruh;
  • kelima, baru masuk ke new normal atau masyarakat produktif aman dari Covid-19.

Pemprov Bengkulu sejauh ini sudah banyak memberikan perhatian kepada masyarakat yang terdampak Covid-19, di antaranya penyaluran Bantuan Sosial (bansos) yang tepat sasaran, memfasilitasi pertemuan pimpinan Perguruan Tinggi (PT) dan BEM untuk mencari solusi terbaik atas tuntutan mahasiswa yang terdampak Covid-19, bahkan Gubernur Rohidin juga menghimbau masyarakat akan pentingnya disiplin protokol kesehatan melalui mimbar khutbah.

 

Hemat penulis Gubernur Rohidin sudah sangat bijak dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19, akan tetapi beliau tidak boleh menafikan masyarakatnya yang berada di luar negeri yang juga terdampak Covid-19 misalnya mahasiswa Bengkulu di Timur Tengah, khususnya di Sudan. Jangan sampai penanganan Covid-19 oleh Pemprov Bengkulu ini hanya untuk masyarakat di daerah saja dan kurang memperhatikan masyarakatnya yang di luar negeri, sehingga ada kesan "menganaktirikan" putra-putri daerahnya yang di Timur Tengah.


Mahasiswa asal Bengkulu yang belajar di Timur Tengah, baik di Mesir ataupun di Sudan juga merupakan bagian dari masyarakat Bengkulu. Mereka adalah putra-putri Bengkulu juga, yang harus diperlakukan dan mendapatkan perhatian yang sama dengan masyarakat Bengkulu lainnya. Tidak boleh dianggap sebelah mata, apalagi sampai menganaktirikan mereka!


Informasi yang penulis dapatkan bahwa sejauh ini mahasiswa Bengkulu yang studi di Timur Tengah itu tersebar di 2 negara, yaitu Mesir dan Sudan. Data terkini jumlah mahasiswa asal Bengkulu di Mesir ada 50 orang dan di Sudan ada 17 orang. Jumlah tersebut sebenarnya masih tergolong sedikit dibandingkan dengan provinsi yang lain, akan tetapi kita tetap bersyukur bahwa dari tahun ke tahun ada peningkatan putra-putri Bengkulu yang belajar di Timur Tengah, khususnya di Mesir dan Sudan.


Dua bulan ke belakang, tepatnya pada Jumat, 15 Mei 2020 perwakilan mahasiswa Bengkulu di Sudan sudah memberikan surat kepada Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah terkait dampak Covid-19 agar dapat memberikan bantuan kepada mahasiswa Bengkulu di Sudan yang juga terdampak Covid-19. Walhasil, sampai sekarang sudah hampir 2 bulan lamanya dari laporan tersebut belum lagi ada progres yang nampak dari Gubernur Rohidin untuk mahasiswa di Sudan.


Jadi, kita perlu mempertanyakan sejauh mana kepedulian dan perhatian Gubernur Rohidin terhadap mahasiswa Bengkulu di Timur Tengah, terutama di Sudan. Benarkah kepedulian gubernur Bengkulu dalam penanganan Covid-19 ini masih jauh tertinggal dibandingkan perhatian gubernur lainnya? Yaa, bisa dikatakan benar kalau kita bandingkan dengan kepedulian beberapa Pemprov lainnya misalnya gubernur Riau.


Gubernur Riau memberikan bantuan kepada mahasiswa Riau di Sudan sebesar 300 juta Rupiah, kemudian menyusul bantuan dari gubernur Jawa Timur, Jawa Tengah, dan gubernur Aceh juga turut memberikan bantuan kepada mahasiswa asal Aceh di Sudan sebesar 190 juta Rupiah. Bantuan-bantuan tunai yang di berikan menunjukkan sangat besar perhatian gubernur-gubernur tersebut  terhadap putra-putri daerahnya yang belajar di Sudan.

 

Hal yang sangat luar biasa ialah ada gubernur yang sanggup urunan dengan para pejabatnya mengeluarkan uang dari kantong-kantong mereka sendiri (bukan dari APBD) untuk bisa memberikan bantuan kepada mahasiswanya di Sudan misalnya gubernur Riau. Gubernur Riau Drs. Syamsuar menyampaikan:


"... Sebenarnya dana tersebut bersumber bukan dari APBD Provinsi Riau, namun langsung dari kantong Gubernur dan urunan sedekah pejabat Pemprov serta dari zakat masyarakat Riau yang kemudian dikumpulkan untuk membantu mahasiswa Riau di Sudan agar bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya". (Nasrullah Maruf, 14/05/2020) 


"Cara urunan bantuan tersebut dipilih agar mahasiswa yang terdampak bisa segera terbantu, karena jika melalui APBD akan memakan waktu yang panjang dan proses yang berlarut-larut." tegas Gubernur Syamsuar. Jelas yaa… Tindakan-tindakan para gubernur tersebut menunjukkan sangat besar perhatian dan kepedulian mereka terhadap masyarakatnya yang belajar di Sudan.


Lalu, bagaimanakah perhatian Gubernur Bengkulu Dr. Rohidin Mersyah terhadap mahasiswa Bengkulu di Sudan! Adakah bantuan yang diberikan Pemprov Bengkulu untuk mahasiswa Bengkulu di Sudan? Sampai sekarang belum juga ada bantuan yang diberikan, walaupun sudah disurati oleh perwakilan mahasiswa Bengkulu di Sudan bulan Mei yang lalu. 


Kita tunggu saja hasilnya dalam waktu dekat ini. Semoga Gubernur Bengkulu Dr. Rohidin Mersyah melalui artikel ini agak progres dan lebih perhatian lagi, serta segera memberikan bantuannya kepada mahasiswa Bengkulu di Sudan yang terdampak Covid-19. Kepedulian gubernur Riau bagus untuk dijadikan pertimbangan (ditiru) oleh Gubernur Rohidin supaya dapat segera memberikan bantuan kepada mahasiswa Bengkulu di Sudan. Dengan demikian tidak akan ada kesan Pemprov Bengkulu menganaktirikan putra-putrinya yang kuliah  di Sudan.


Peran Penting Mahasiswa Bengkulu yang Belajar di Timur Tengah terhadap Kemajuan Daerah Bengkulu


Timur Tengah atau kita kenal dengan Negeri Arab sudah tidak asing lagi merupakan tempat orang-orang mendalami ilmu agama. Negara Arab yang menjadi favorit penuntut ilmu agama di antaranya negara Mesir yaitu Universitas Al-Azhar, Saudi misalnya Universitas Islam Madinah, dan juga Sudan seperti Universitas Omdurman kampusnya Ustadz Dr. H. Abdul Somad, MA. yang menyelesaikan pendidikan S3 dan mendapatkan gelar akademiknya Doktor (Dr/Ph.D) di sana.


Pelajar-pelajar lulusan Timur Tengah sudah lumrah kita ketahui bahwa mereka belajar ke negara-negara Arab untuk tafakkuh fiddin (mendalami ilmu agama). Nantinya ketika pulang, mereka bisa berkontribusi untuk meningkatkan spiritual masyarakat dalam memberikan peringatan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Firman Allah SWT yang berbunyi:


۞وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya. (Surat At-Taubah, Ayat 122)


Beberapa tahun terakhir ini Bengkulu mengalami kemajuan terutama di sektor pembangunan daerah misalnya Bengkulu pada tahun ini meraih prestasi peringkat 2 PPD Nasional (Penghargaan Pembangunan Daerah), akan tetapi di sisi lain prestasi negatif juga diraih Provinsi Bengkulu misalnya juara 4 terkorup di Sumatera dan masuk 10 besar provinsi terkorup di Indonesia. 


Nah prestasi negatif di atas perlu kita cermati bersama, bahwa ada ketimpangan yang sangat bertolak belakang di tengah kemajuan yang ada. Hal itu bisa disebabkan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki spiritual keagamaan yang tinggi, hingga dapat menimbulkan buruknya akhlak, moral, dan tingkah laku lainnya seperti korupsi, narkoba, pembunuhan, kasus asusila, dan lain-lain sebagainya.


Salah satu yang bisa andil memberikan pembinaan secara intensif untuk menangani hal tersebut di atas adalah alumni Timur Tengah yang kembali ke daerahnya Bengkulu. Pembinaan bisa melalui pendidikan, lembaga keagamaan, ataupun terjun langsung ke masyarakat sebagai usaha untuk menciptakan kondisi di mana prinsip-prinsip keagamaan diintegrasikan masyarakatnya, baik ke dalam kegiatan pemerintahan, pelayanan publik, dan dalam kehidupan sehari-hari. 


Kalau masyarakat Bengkulu sudah memiliki prinsip-prinsip keagamaan yang diintegrasikan dalam kehidupannya, baik dengan wujud spiritual beragama yang tinggi, berakhlak, bermoral, beretika, dan beradab, dan lain sebagainya, maka apa yang menjadi cita-cita Pemprov Bengkulu akan mudah tercapai, insyaallah.


Masyarakat Bengkulu yang tidak hanya mementingkan hal yang bersifat duniawi saja, melainkan juga mengutamakan hal yang bersifat ukhrawi. Bengkulu yang maju, sejahtera, bermartabat, dan berdaya saing tinggi, insyaallah bisa terwujud. Hal tersebut juga tidak terlepas dari peran mereka yang belajar agama di Timur Tengah yang nantinya mengabdi di Bengkulu.


Alumni Timur Tengah di Bengkulu memang masih sedikit, akan tetapi mereka sudah banyak berkontribusi dalam berbagai bidang terutama di ranah pendidikan. Kontribusinya bisa dilihat mulai dari keterlibatan di pesantren modern misalnya Pondok Pesantren Ihyaul Quran Bengkulu (Ponpes IQ), adanya pesantren Quran misalnya Pesantren Quran Alfida (PQA Bengkulu), dan keterlibatan di lembaga keagamaan lainnya.


Kontribusi alumni Timur Tengah di Provinsi Bengkulu juga merambah ke dunia kuliner misalnya Arabian Food Baba Ahmed yang menjual masakan kuliner khas Timur Tengah, selain menikmati sajian kulinernya yang maknyus (lezat sekali) juga ada sajian pesan-pesan keagamaan yang tidak kalah maknyusnya.  Pemilik Arabian Food ialah dai kondang Ustadz Adi Sucipto, Lc atau kita kenal UAS Bengkulu yang merupakan alumni Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir.


Pemaparan di atas sudah cukup menyadarkan kita akan peran penting mahasiswa Bengkulu di Timur Tengah yang nantinya akan pulang ke daerahnya Bengkulu. Kita berharap ada perhatian dan kepedulian yang lebih dari Gubernur Rohidin untuk mahasiswanya di Timur Tengah terutama mahasiswa Bengkulu di Sudan, karena kondisi Sudan dalam empat tahun terakhir ini cukup memprihatinkan, apalagi ditambah dengan pandemi Covid-19 ini.


Penting juga untuk kita ketahui bahwa ada kepedulian yang bersifat sukarela dan ada juga kepedulian yang sudah merupakan tanggung jawab atau kewajiban yang harus ditunaikan! Semoga kita tetap bijak dalam memberikan penilaian dan tanggapannya. Semoga pandemi ini segera berakhir dan kita bisa menjalankan aktivitas sebagaimana mestinya.


Salam dari mahasiswa Sudan untuk Gubernur Bengkulu Dr. Rohidin Mersyah, barakallahu fiikum 'semoga Allah memberikan keberkahan kepada Pemprov Bengkulu dan seluruh masyarakatnya di manapun mereka berada'. Bengkulu Camkoha



Note : Info lebih lanjut bisa menghubungi mahasiswa Bengkulu di Sudan :

  1. +62 895-3023-9888 (Aqso Fiyandi)
  2. +249 99 541 0110 (Raja Juliansah)



Daftar Pustaka

  1. Jaringan Rmol, Rilis KPK Bengkulu "Juara" Empat Terkorup di Sumatera, dalam rmolbengkulu.com, dikutip pada 3 Juli 2020.
  2. Pemerintah Provinsi Bengkulu, Visi dan Misi, dalam bengkuluprov.go.id, dikutip pada 4 Juli 2020.
  3. Permana, Alfrido Ade, Dipimpin Rohidin Pemprov Bengkulu Raih Peringkat 2 PPD Nasional, dalam bengkuluinteraktif.com, dikutip pada 3 Juli 2020.
  4. Rakyat Bengkulu, Arabian Food Baba Ahmed, dalam myedisi.com, dikutip pada 4 Juli 2020.
  5. Nasrullah Maruf, Muhammad, Gubernur Riau Urunan Hingga 300 Juta untuk Mahasiswanya di Sudan, dalam kumparan.com, dikutip pada 4 Juli 2020.
  6. Bengkulu, Kominfonews, Fasilitasi Pertemuan Pimpinan PT dan BEM, Gubernur Rohidin Minta Kesepakatan Cepat Tertuang dalam Regulasi, dalam facebook.com akun @Kominfonews Bengkulu, dikutip pada 3 Juli 2020.
  7. Bengkulu, Kominfonews, Jadi Khatib Shalat Jumat, Gubernur Rohidin Imbau Jamaah Pentingnya Disiplin Protokol Kesehatan, dalam facebook.com akun @Kominfonews Bengkulu, dikutip pada 3 Juli 2020.
  8. Bengkulu, Kominfonews, Bengkulu Normal Aman Covid-19, Pemprov Bengkulu Siapkan 5 Langkah Jitu, dalam facebook.com akun @Kominfonews Bengkulu, dikutip pada 3 Juli 2020. 
*Mahasiswa Bengkulu pada KIIFAL di Khartoum, Sudan dan juga owner media literasi "PLAS Pusat Bacaan Cendikia"

Posting Komentar

0 Comments

Formulir Kontak