Manuskrip
adalah tulisan tangan yang ditulis pada zaman dahulu yang masih ada sampai saat
ini. Berbicara tentang manuskrip, tentunya yang ada dalam benak kita adalah
sesuatu yang kuno atau
usang. Lebih dari itu, meskipun usang ditelan zaman, namun esensi dari
manuskrip itu sendiri masih memiliki relevansi terhadap persoalan yang ada pada
zaman sekarang.
Sebagai
contoh, banyak seorang filolog yang mengkaji manuskrip untuk mendapatkan suatu
peradaban keilmuan yang berada di berbagai pelosok Nusantara. Kajian keilmuan
tersebut banyak meliputi tentang budaya, sastra, bahasa, politik dan lain-lain.
Tidak sedikit didalam manuskrip yang membahas tentang konsep dalam beribadah
kepada tuhan yang meliputi sholat, dzikir, dan berdoa.
Dalam
islam kita tidak hanya diwajibkan untuk melaksanakan sholat saja, akan tetapi
kita dianjurkan untuk memperbanyak doa dan dzikir pada Allah dalam kondisi
apapun, khususnya waktu setelah sholat. Hal ini pula lah yang melatarbelakangi
terbuatnya manuskrip ini agar kita bisa mengetahui doa-doa yang diajarkan oleh
ulama terdahulu yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis.
Adapun
pembahasan pada manuskrip ini adalah tentang kumpulan-kumpulan doa yang terdapat
di dalam
Al-Qur’an yang biasa digunakan oleh penulis pada zaman dahulu. Dan doa-doa
tersebut pun masih kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam waktu dzikir
setelah sholat, dzikir sendirian, maupun dalam dzikir berjamaah.
KONDISI
NASKAH
Judul
naskah manuskrip ini adalah tentang “Ayat Qur’an Pilihan” yang tentunya isi
yang terkandung dalam manuskrip ini mengenai tentang ayat-ayat Qur’an pilihan
yang dijadikan sebagai doa sehari-hari. Naskah ini kondisinya masih sangat
bagus, tulisannya pun masih sangat terbaca dan mudah untuk dipahami, ditulis
menggunakan tinta hitam dalam kertas HVS bergaris yang memiliki 38 halaman yang
mana setiap halamannya terdiri dari 12 baris, akan tetapi didalam naskah ini
tidak dicantumkan nomor halamannya. Selain itu, kondisi naskah ini dijilid
menggunakan benang dan covernya berupa kertas berwarna biru.
Untuk
naskah ini, tidak diketahui siapa penulisnya dan pemiliknya, karena tidak
tercantum di dalam cover maupun isi naskah tersebut. Naskah ini ditulis dengan
3 bahasa yaitu bahasa Arab untuk penulisan ayat-ayatnya dan juga bahasa Sunda
dan Jawa sebagai penjelasannya. Jadi manuskrip ini sangat mudah dipahami oleh
orang-orang Jawa dan Sunda.
ISI
KANDUNGAN NASKAH
Dengan
kondisi naskah yang masih bagus dan tulisannya jelas, tentunya ini memudahkan
penulis untuk mengkaji isi yang terkandung didalam naskah tersebut. San sesuai dengan judulnya,
naskah ini memang mengandung banyak sekali doa-doa pilihan yang dijadikan doa
sehari hari.
Pada
halaman awal naskah ini tertulis surat Al-Baqoroh ayat 255 atau yang biasa
disebut dengan ayat kursi, yang berbunyi: Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qoyyum, laa ta’khudzuhuu sinatuu
walaa naum lahuu maa fii samawaati wamaa fiil ard,man dzalladzi yasfa’u
‘indahuu illa biidznih ya’lamu maa baina aydiihim wamaa kholfahumwa laa
yuhiithunaa bi syaiin illa bimaa syaa, wasi’a kursiiyuhussamawaati wal ard wa
laa yauuduhu hifzhuhu maa wahuwal ‘aliyyul ‘adzim..
Sedangkan
didalam halaman selanjutnya yaitu berisi tentang kumpulan-kumpulan doa yang
digunakan sehari-hari. Di antaranya adalah;
- Doa selamat
“Allahumma inna nasaluka salaamatan
fiddin, wa ‘aafiyatan fil jasad wa ziyadatan fiil ilmi wa barokatan fii rizqi
wa tawbatan qoblal maut warahmatan ‘indal maut wamaghfirotan ba’dal maut.
Allahumma hawwin alayna fii syakarotil maut wannajaata minannar wal ‘afwa ‘indal
hisab.”
- Doa tolak bala
“Allahummadfa’nal balaaa’ wal wabaaa.“
- Doa meminta umur panjang
“Allahumma thowwil umuurona wa shohih
ajsaadana.“
- Doa kebaikan dunia dan akhirat
“Rabbanaa atina’ fiddunyaa hasanah wa
fiil akhirotii hasanah waqinaa adzab annar.“
Selain
doa, dalam naskah ini terdapat sebuah nasehat tentang etika dalam berbicara
yang tertulis di halaman belakang naskah ini. Tulisan tersebut tertulis dalam
bahasa Sunda yang berbunyi: Iyeu
fasalmertelakeun syarah alkalamhartna nya ayana nga esepkeun kana loba omongan,
ngalobakeun omongan anu henteu loba mangfaat ayana maneh peteng ati jeung sok
paeh ati. Hartina ayana manah henteu aya karep kahadean jeng matak loba
kasalahankarana didawuhkeun ku Kanjeng Nabi SAW dina hadits: “man katsuro
tho’mughu katsuro saqtuhu wa man katsuro saqtuhu katsuro dzunubzhu.”
HIKMAH
BELAJAR MANUSKRIP
Setelah
mempelajari dan mengkaji mengenai manuskrip, banyak sekali hikmah yang dapat
kita ambil diantaranya adalah membuktikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa
yang memiliki intelektualitas tinggi, mengapa demikian? Karena ini terbukti
dari berbagai macam keilmuan dan tulisan-tulisan yang sangat melimpah tersebar
di berbagai
pelosok nusantara dan salah satunya dituangkan dalam bentuk manuskrip.
Selain
itu kita dapat mengetahui sejarah-sejarah masa lampau yang berkaitan dengan
kehidupan bermasyarakat, keanekaragaman budaya yang tersebar di Nusantara,
keagamaan dan filosofi ajaran yang ada pada masa lampau.
Manuskrip
tidak hanya membahas tentang isi kandungan teksnya saja, tetapi lebih jauh dari
itu dengan belajar manuskrip kita bisa mengetahui asal usul dari manuskrip itu
sendiri mulai dari penulisannya, media penulisannya maupun tempat penyebaran
manuskrip tersebut.
0 Comments
Posting Komentar