Cinta Seputih Susu


Oleh Iffah Zehra*

Dan kamu sudah pergi, lalu bilang:
“Kita tidak bisa bersama. Mungkin ada yang terbaik.”
Dan mataku pun langsung perih
dan berubah jadi genangan air susu. 

Cinta itu masih kujaga.
Karena, kuingin, bersamamu.
Bersama menggugurkan kekurangan.
Hanya dirimu yang bertahta di hati dengan sepenuh jiwa.

“Aku masih menyayangimu,” katamu.
Kata-katamu terdengar indah sekali,
dan sangat kecil, seolah-olah ia tersangkut
dari tenggorokanmu.

Terkadang aku merasa diriku kaleng
dengan volume susu kental di dalamnya.
Seakan-akan aku pasti dituang bagimu jika kau butuh
kapan saja…

“Aku sulit melupakanmu,” katamu.
Hampir berhasil meledakkan getaran hatiku.
Tapi aku sama sekali tak mengerti.
Aku begitu sedih.

Karena suaramu
Mirip dengan suara ibumu.
Dan mendengarnya
menghancurkan setiap sel dalam otakku.

Singapura, 21 Juni 2020

*Sekretaris Pelaksana Millennial Connect PPI Dunia 2020

Posting Komentar

0 Comments

Formulir Kontak