Penuhi Sedekah di Bulan Penuh Berkah


 Oleh Nabila Ghifarina*

Mendengar kata “sedekah” banyak orang yang masih saja mengaitkannya dengan sejumlah nominal uang, padahal Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan bahwa sedekah tak melulu tentang mengeluarkan uang atau harta benda lainnya.

Jika sedekah hanya bisa diberikan dalam bentuk uang atau harta berharga, bagaimanakah cara orang miskin bersedekah? Sedangkan untuk makan saja mereka merasa sulit, apalagi harta yang tak dimilikinya, tentu tak bisa dilakukan.

Bersedekah tidak harus kaya atau menunggu kaya, orang yang tak punya harta juga bisa bersedekah. Sebab sedekah tidak mengharuskan berupa barang. Non materi juga bisa kita sedekahkan.

Bagi sebagian orang, bersedekah dengan uang terlihat lebih afdal daripada bersedekah dalam bentuk lain semisal tenaga. Seperti, memasukkan uang sepuluh ribu dalam kotak amal lebih terasa sedekahnya daripada membersihkan masjid dan sekitarnya. Atau, memberikan uang lima ribu rupiah kepada pengemis akan lebih baik daripada berperangai baik kepada tetangga. Tapi, tahukah kita bahwa sedekah tanpa uang bisa jadi nilainya lebih tinggi daripada sedekah dengan uang. Sedekah membersihkan tempat wudhu masjid akan jauh lebih bermanfaat daripada memasukkan uang sepuluh ribu ke dalam kotak amal.

Bagaimana bisa?

Misalkan, sudah tiga bulan tempat wudhu di masjid A belum disikat, lumut ada dimana-dimana sehingga dapat membahayakan jamaah hingga suatu hari terjadilah hal yang sama sekali tidak diinginkan. Salah satu jamaah terpeleset serius hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Karena hal tersebut takmir masjid memutuskan untuk menyewa jasa cleaning service untuk membersihkan dan membuat tempat wudhu menjadi wangi kembali. Tarif untuk membayar jasa tersebut juga tidak sedikit, anggap saja seratus ribu rupiah per meter persegi, dan itu sudah termasuk toilet. Sehingga total masjid membayar jasa cleaning service lebih dari tujuh ratus ribu rupiah! Jumlah yang sangat besar bukan? Padahal, sebetulnya masjid tidak perlu mengeluarkan dana sebanyak itu seandainya kita berinisiatif membersihkan tempat wudhu tersebut rutin sepekan dua kali. Namun, inilah yang terjadi di hamper setiap masjid atau tempat lain. Terkadang, kita merasa gengsi untuk turun tangan bekerja, dan menganggap bahwa sedekah uang merupakan bentuk afdal dari sedekah.

Disebutkan dalam sebuah hadis dari Abu Dzar, yang artinya:

“Sesungguhnya sebagian dari para sahabat Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Nabi shallaallahu ‘alaihi wasallam: “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, pahala mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka.”

Nabi shallaallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu sesuatu untuk bersedekah? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiap-tiap tahmid adalah sedekah, tiap-tiap tahlil adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah kemungkaran adalah sedekah dan persetubuhan salah seorang diantara kamu (dengan istrimu) adalah sedekah.”

Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya ia mendapat pahala?” Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa. Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal,ia mendapat pahala.” (HR. Muslim no. 2376)

Hadis di atas menunjukkan bahwa sedekah bukan hanya dengan harta sehingga orang-orang yang kurang beruntung dari segi finansialnya juga bisa bersedekah. Rasulullah telah memberikan alternatif pada umatnya untuk bersedekah meskipun tanpa menggunakan uang atau materi lainnya. Lalu apa saja alternatif itu?

1. Bersedekah dengan melakukan kebaikan.
Sebagaimana yang tertera pada hadits Rasul yang artinya, “Setiap kebaikan adalah sedekah.” (HR. Bukhari) maka hal apa yang perlu kita pusingkan ketika kebaikan itu sendiri banyak sekali  macamnya, apalagi jika kita melakukannya di bulan Ramadhan, bulan di mana sejuta kemuliaan dan kebaikan hadir didalamnya, maka insya Allah kita dapat berkah dan pahala yang berlimpah.

2. Tersenyum dan berwajah ceria
Selain dapat membuat wajah terlihat lebih muda, tersenyum juga memiliki nilai sedekah jika memang diniatkan untuk sedekah atau membahagiakan orang lain.

Sebagaimana sabda Rasul dibawah ini:

“Senyummu terhadap saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi, no. 1956)
Oleh karena itu tidak sepatutnya kita mudah meremehkan senyuman atau wajah ceria yang kita beri atau diberikan orang lain kepada kita. Karena bisa saja hal tersebut bernilai besar di hadapan-Nya.

“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apapun, walaupun itu hanya berupa wajah ceria di hadapan saudaramu!” (HR. Muslim no. 2626)

3. Berdzikir
Memperbanyak ucapan takbir, tahmid, tahlil, tasbih, dan istighfar merupakan bentuk sedekah bagi persendian kita. Dzikir-dzikir tersebut bisa bernilai sedekah jika kita niatkan demikian.

“Sesungguhnya setiap anak Adam diciptakan terdiri dari 360 persendian. Barangsiapa yang mengucapkan takbir, tahmid, tahlil, tasbih, dan istighfar kepada Allah. Menyingkirkan batu, duri, atau tulang yang menjalani jalan manusia. Dan beramar ma’ruf nahi munkar maka yang demikian itu dihitung setara dengan 360 persendian, karena sesungguhnya pada hari itu ia berjalan dalam keadaan menjauhkan dirinya dari api neraka.” (HR. Muslim)

4. Berkata yang baik
Sungguh Allah amat pemurah, bahkan sekedar dengan berkata-kata yang baik pun bisa terhitung sedekah.

Berapa banyak kata yang kita ucap dalam sehari? Pastikan yang keluar dari lisan kita adalah perkataan-perkataan baik sehingga dapat membawa keberuntungan bagi diri kita sendiri.

“Perkataan yang baik adalah sedekah.” (HR. Muslim)

5. Setiap langkah menuju shalat
Apa yang membuat kita malas melangkah menuju tempat shalat? Apa karena kita belum tahu bahwa setiap langkah kita menuju shalat terhitung sebagai sedekah.

Tentu banyak hal lain yang bisa kita lakukan selain yang sudah disebutkan diatas, apalagi dalam masa bulan penuh kemuliaan dan keberkahan ini. Memberi takjil orang yang sedang berpuasa pun berpahala. Masya Allah begitu indahnya Islam, karena setiap hal kecil maupun besar dapat berbuah pahala jika kita meniatkannya untuk beribadah kepada Allah Ta’ala.
Maka inilah saatnya memperpenuh sedekah di bulan penuh berkah, karena belum tentu hidup kita akan sampai pada Ramadhan-Ramadhan selanjutnya.

Islam memberikan kompensasi besar dari hal-hal kecil yang kita bisa lakukan untuk perubahan lebih baik. Kompensasi itu bisa didapat di dunia langsung dalam bentuk kesehatan, pekerjaan yang baik, keselamatan dari segala mara bahaya termasuk salah satunya terhindar dari bencana. Sedangkan kompensasi lain akan kita dapatkan di akhirat, di hari di mana tidak ada yang bisa menyelamatkan kita kecuali amal kebaikan yang sudah kita perbuat di dunia.

Jadi, sudah berbuat baik apa sajakah kita untuk bekal di akhirat nanti?

Yuk senantiasa introspeksi diri.

*Alumni Markaz Arabiyah Pare, Kediri

Posting Komentar

0 Comments

Formulir Kontak