Oleh Alka Razaan
Hai, Assalamualaikum sahabat El-Nilein! Tulisan kali ini
saya dedikasikan untuk para mama muda, papa muda dan calon orang tua dimanapun
berada. Semoga di pertengahan bulan suci ini semangat kita masih menggebu untuk
berlomba melakukan kebaikan dan tetap kuat menahan godaan hawa nafsu, aamiin.
Bulan Ramadhan adalah bulan pendidikan, tidak hanya untuk
kita para mukallaf atau orang yang telah dibebani kewajiban beribadah,
Pendidikan untuk anak-anak juga dapat ditanamkan para orangtua di bulan ini,
salah satunya mendidik anak untuk berpuasa.
Meskipun anak-anak belum memiliki kewajiban untuk berpuasa,
menstimulasi anak sejak dini tentu menjadi kewajiban bagi orangtua dalam
menjalankan salah satu rukun Islam, dengan harapan anak dapat tumbuh dalam
karakter positif yang mencintai syariat Islam. Karena mereka yang sejak
dini dibiasakan berbuat baik akan tumbuh dengan kebiasaan itu, begitu pula
kebalikannya, tidak sanggup berbuat baik karena tidak dibiasakan dan mendapatkan
pendidikan yang kurang baik.
Muhammad bin Sirin, Azzuhri, Imam Syafii, beliau adalah contoh
ulama salaf yang mendidik anak-anaknya sejak dini untuk berpuasa. Ada ulama
yang menyarankan untuk dimulai dari usia 7 tahun, ada pula yang menyarankan
sejak usia 4 atau 5 tahun ketika anak mulai mengerti arti puasa. Selain mengajarkan
untuk berpuasa, para sahabat juga mengumpulkan anak mereka ketika hendak
berbuka untuk berdo’a bersama, melatih anak untuk menyampaikan hajat kepada
Allah dan mengharapkan dikabulkannya do’a. Begitu pula dengan i’tikaf, Al-Kasani
dalam kitab Al Bada’i menyampaikan bahwa tidak ada larangan bagi anak-anak
untuk i’tikaf. Tentunya dengan pengawasan dan pengarahan orangtua.
Strategi khusus tentu dibutuhkan orangtua untuk mensosialisasikan
puasa kepada sang anak. Menjelaskan arti dan keutamaan berpuasa adalah hal
dasar yang perlu disampaikan. Bahwa Allah menyiapkan surga Rayyan bagi mereka
yang berpuasa. Bulan dimana pintu surga dibuka selebar-lebarnya dan pintu
neraka dikunci rapat-rapat. Memberi sounding tentang berpuasa 2-3 bulan
sebelum Ramadhan, beruntung jika dapat memulai latihan berpuasa agar anak tidak
terlalu kaget. Anak-anak tentu senang jika diberi iming-iming hadiah, tidak ada
salahnya orangtua menjanjikan hadiah jika sang anak berhasil melewati tantangan
berpuasa, tentunya dengan ditanamkan agar berharap mendapat pahala dari Allah Swt.
Istimewakan anak pada bulan ini, tanyalah mereka perihal
menu sahur dan berbuka yang mereka inginkan, agar mereka semangat makan meski
harus disuapi dan tertidur saat mengunyah makanan. Ajak anak untuk beristirahat
di siang hari dan bermain di sore hari untuk mengalihkan perhatian anak dari
meminta makan. Jika di tengah hari mereka menangis dan merengek, coba dibujuk
dan diberi semangat, karena orangtua bagi anak adalah charger energi
positif, beri pelukan, ungkapkan cinta, dan doakan mereka. Ustadz Khalid Basalamah
mengatakan, ajarkan anak untuk berpuasa penuh bukan setengah hari, ketika tidak
kuat berarti batal dan minta anak untuk menggantinya setelah Ramadhan, agar
anak paham hukum syar’i. Mungkin hal ini dapat diterapkan orangtua
ketika anak menginjak usia 5 tahun. Untuk anak usia 3-4 tahun bisa mulai diajak
puasa beberapa hari sekuatnya sang anak.
Menurut sisi medis tidak ada usia ideal untuk berpuasa,
ketika kondisi fisik dan psikologis anak bagus, sesuai dengan usia pertumbuhan,
dan paham tentang hakikat berpuasa maka tak masalah jika berpuasa, karena
ketika berpuasa tubuh akan mengefisiensikan insulin yang ada di dalam untuk
menyerap gula, dan itu adalah hal baik bagi tubuh. Tentunya didukung dengan
pemberian nutrisi lengkap, beri makanan yang berindeks glikemik rendah agar
lebih lama merasa kenyang seperti beras merah, gandum, kacang-kacangan, jangan
lupakan karbohidrat, protein hewani dan nabati. Ajak anak sahur di akhir waktu
agar durasi berpuasa tidak terlalu lama.
0 Comments
Posting Komentar