Cinta Sejati

Sumber: pxhere.com
Oleh: Lailatul Maghfirah

Cinta adalah suatu kata yang sangat banyak memiliki makna. Di dalam bahasa Arab kata cinta memiliki banyak makna, ada yang memaknai sebagai makna al-mahabbah (kasih sayang), ash-shabwah (kerinduan), asy-syauqu (rindu), al-wuddu (kasih yang tulus), dan makna lainnya. Bagaimana jika kata cinta berpasangan dengan kata sejati? Apa makna cinta sejati? Apakah layaknya cinta antara sepasang insan yang mengaku saling mencinta dan berjanji akan hidup mati bersama? Jika kita melihat KBBI, cinta diartikan sebagai suka sekali atau kasih sayang. Sedangkan sejati adalah asli atau sebenarnya. Maka, secara sederhana arti dari cinta sejati adalah kasih sayang sebenarnya. 

Definisi cinta sejati ini, maka hanya Allah-lah yang memiliki. Manusia bisa memberikan cinta namun cintanya hanyalah terbatas. Sedangkan cinta Allah tak terbatas kepada setiap hambaNya. Allah berikan dengan penuh cinta-Nya. Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 156, ''Rahmat (kasih sayang)-Ku meliputi segala sesuatu.”
 
Adalah Allah yang Maha Dekat kepada setiap hamba-Nya, sebagai bentuk dari pembuktian cinta sejati itu. Di dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 186, Allah berfirman, “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaKu. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran.” Selain itu, Allah juga berfirman, “….Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan mengabulkan (doa hamba-Nya).” (QS Hud [11]: 61). 

Allah adalah Maha Dekat, yaitu Al-Qariib. Allah akan mengabulkan setiap doa hamba-Nya. Jawaban Allah dari sebuah doa adalah selalu iya. Yaitu, iya Allah kabulkan, iya tapi nanti di surga, dan iya namun digantikan dengan yang lebih baik. Allah-lah yang terbaik dalam setiap perencanaannya. Ibnu Qoyyim berkata, “Andaikan kamu tahu bagaimana Allah mengatur urusan hidupmu, pasti kamu akan meleleh karena cinta kepada-Nya”. Sebagai hamba, maka berhusnuzan adalah yang terpenting serta tak lelah dalam berdoa. Berdoa ibarat mengayuh sepeda, percayalah suatu saat akan membawa kita ke arah yang kita tuju. Setahap demi setahap kita akan sampai di tujuan. 

Di dalam sebuah hadis qudsi “Allah ta’ala berfirman, Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku, Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku, Apabila ia mengingat-Ku di dalam dirinya, maka Aku akan mengingatnya di dalam diri-Ku.” Hadis ini mengajarkan kita bahwa jika yakin dalam berdoa, maka Allah akan mengabulkan. 

Cinta Allah akan semakin besar, jika kita melakukan hal-hal yang Dia sukai dan menjauhi larangan-Nya. Seperti beramal saleh, melaksanakan sholat, menunaikan zakat, berkata baik, berbakti kepada orang tua, tersenyum, menjaga kebersihan, berlomba-lomba dalam kebaikan, orang-orang yang bertawakal, orang-orang yang sabar, dan masih banyak lagi. Selama kita berada dalam kebaikan dengan diiringi tulus dan ikhlas karena-Nya. Karena Allah, untuk Allah. Allah lagi, Allah terus, Allah selamanya. Allah kuatkan dalam firman-Nya, disebutkan dalam banyak ayat-ayat-Nya, seperti: “…Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” (QS Al-Baqarah[2]: 195), “…Sungguh Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan orang-orang yang menyucikan diri” (QS Al-Baqarah[2]: 222), “.. maka sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertakwa” (QS Ali Imran [3]:76), …Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar” (QS Ali Imran [3]:146), “…Sungguh Allah menyukai orang-orang yang bertawakal” (QS Ali Imran [3]:159), dan firman lainnya yang hendaknya kita menjadi salah satunya agar Allah semakin mencintai kita sebagai hamba-Nya. Serta yang terpenting agar meraih luas-Nya ampunan-Nya dan ridho-Nya kepada kita. Jadilah salah satu dari golongan yang Allah cintai.

Menjadi salah satu golongan yang Allah cintai merupakan bukti dari balasan kita sebagai hamba atas cinta-Nya, atas kasih sayang-Nya, ataupun atas ampunan-Nya yang selalu berlimpah kepada kita. Walaupun, sebenarnya Allah tak membutuhkan balasan itu. Karena Allah berdiri sendiri. Namun, apa yang kita kerjakan, sejatinya akan kembali ke diri sendiri. Untuk itu, teruslah, berlari menuju Allah. Bagaimanapun jika prosesnya terasa lambat, tapi ingatlah selalu kalimat ini berlarilah menuju Allah. Dalam penggalan sebuah hadis qudsi, “Allah berfirman, jika ia (hamba) mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari-lari kecil.” (HR. Al-Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2679). Hadist ini memberikan makna bahwa Allah akan selalu menyambut hamba-Nya yang ingin mendekat pada-Nya. Karena ini bulan Ramadhan, segeralah menuju Allah, memohon ampunan pada-Nya, meraih ridho-Nya, serta berbuat baik sebanyak-banyaknya.

Posting Komentar

0 Comments

Formulir Kontak