Oleh: Lailatul Maghfirah
Cinta adalah suatu kata yang sangat
banyak memiliki makna. Di dalam bahasa Arab kata cinta memiliki banyak makna,
ada yang memaknai sebagai makna al-mahabbah (kasih sayang), ash-shabwah
(kerinduan), asy-syauqu (rindu), al-wuddu (kasih yang tulus), dan
makna lainnya. Bagaimana jika kata cinta berpasangan dengan kata sejati? Apa
makna cinta sejati? Apakah layaknya cinta antara sepasang insan yang mengaku
saling mencinta dan berjanji akan hidup mati bersama? Jika kita melihat KBBI,
cinta diartikan sebagai suka sekali atau kasih sayang. Sedangkan sejati adalah
asli atau sebenarnya. Maka, secara sederhana arti dari cinta sejati adalah
kasih sayang sebenarnya.
Definisi cinta sejati ini, maka
hanya Allah-lah yang memiliki. Manusia bisa memberikan cinta namun cintanya
hanyalah terbatas. Sedangkan cinta Allah tak terbatas kepada setiap hambaNya. Allah
berikan dengan penuh cinta-Nya. Allah Swt
berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 156, ''Rahmat (kasih sayang)-Ku meliputi segala
sesuatu.”
Adalah Allah yang Maha Dekat kepada setiap hamba-Nya, sebagai
bentuk dari pembuktian cinta sejati itu. Di dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah
ayat 186, Allah berfirman, “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu
(Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaKu. Hendaklah mereka itu memenuhi
(perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran.”
Selain itu, Allah juga berfirman, “….Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat
(rahmat-Nya) dan mengabulkan (doa hamba-Nya).” (QS Hud [11]: 61).
Allah adalah Maha Dekat, yaitu Al-Qariib. Allah akan
mengabulkan setiap doa hamba-Nya. Jawaban Allah dari sebuah doa adalah selalu
iya. Yaitu, iya Allah kabulkan, iya tapi nanti di surga, dan iya namun
digantikan dengan yang lebih baik. Allah-lah yang terbaik dalam setiap
perencanaannya. Ibnu Qoyyim berkata, “Andaikan kamu tahu bagaimana Allah
mengatur urusan hidupmu, pasti kamu akan meleleh karena cinta kepada-Nya”. Sebagai
hamba, maka berhusnuzan adalah yang terpenting serta tak lelah dalam berdoa.
Berdoa ibarat mengayuh sepeda, percayalah suatu saat akan membawa kita ke arah
yang kita tuju. Setahap demi setahap kita akan sampai di tujuan.
Di dalam sebuah hadis qudsi “Allah
ta’ala berfirman, Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku, Aku bersamanya ketika
ia mengingat-Ku, Apabila ia mengingat-Ku di dalam dirinya, maka Aku akan
mengingatnya di dalam diri-Ku.” Hadis ini mengajarkan kita bahwa jika yakin
dalam berdoa, maka Allah akan mengabulkan.
Cinta Allah akan semakin besar, jika
kita melakukan hal-hal yang Dia sukai dan menjauhi larangan-Nya. Seperti beramal
saleh, melaksanakan sholat, menunaikan zakat, berkata baik, berbakti kepada
orang tua, tersenyum, menjaga kebersihan, berlomba-lomba dalam kebaikan, orang-orang
yang bertawakal, orang-orang yang sabar, dan masih banyak lagi. Selama kita
berada dalam kebaikan dengan diiringi tulus dan ikhlas karena-Nya. Karena
Allah, untuk Allah. Allah lagi, Allah terus, Allah selamanya. Allah kuatkan
dalam firman-Nya, disebutkan dalam banyak ayat-ayat-Nya, seperti: “…Dan
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” (QS
Al-Baqarah[2]: 195), “…Sungguh Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan
orang-orang yang menyucikan diri” (QS Al-Baqarah[2]: 222), “.. maka
sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertakwa” (QS Ali Imran [3]:76), “…Dan Allah menyukai orang-orang yang
sabar” (QS Ali Imran [3]:146), “…Sungguh
Allah menyukai orang-orang yang bertawakal” (QS Ali Imran [3]:159), dan
firman lainnya yang hendaknya kita menjadi salah satunya agar Allah semakin
mencintai kita sebagai hamba-Nya. Serta yang terpenting agar meraih luas-Nya
ampunan-Nya dan ridho-Nya kepada kita. Jadilah salah satu dari golongan yang
Allah cintai.
Menjadi salah satu golongan yang
Allah cintai merupakan bukti dari balasan kita sebagai hamba atas cinta-Nya,
atas kasih sayang-Nya, ataupun atas ampunan-Nya yang selalu berlimpah kepada
kita. Walaupun, sebenarnya Allah tak membutuhkan balasan itu. Karena Allah
berdiri sendiri. Namun, apa yang kita kerjakan, sejatinya akan kembali ke diri
sendiri. Untuk itu, teruslah, berlari menuju Allah. Bagaimanapun jika prosesnya
terasa lambat, tapi ingatlah selalu kalimat ini berlarilah menuju Allah. Dalam
penggalan sebuah hadis qudsi, “Allah berfirman, jika ia (hamba) mendekat
kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku
sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan
berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari-lari kecil.” (HR.
Al-Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2679). Hadist ini memberikan makna bahwa
Allah akan selalu menyambut hamba-Nya yang ingin mendekat pada-Nya. Karena ini
bulan Ramadhan, segeralah menuju Allah, memohon ampunan pada-Nya, meraih ridho-Nya,
serta berbuat baik sebanyak-banyaknya.
0 Comments
Posting Komentar