“Maaf, sore ini sepertinya aku sudah
janji dengan seseorang!” ujar Furat kepada Nonna, lalu Nonna pun bertanya
kembali kepada Furat, “Hmhmhm, apakah sebuah kencan? Atau jangan-jangan kau
ingin mencari teman kembali?” seketika seisi kedai teh pun menjadi hening
seperti gelapnya malam kota Gardariki yang diterjang badai salju. di kota Berum
ini Furat memang terkenal sebagai seorang pedagang serta pengembara yang selalu
pergi sendiri tanpa mempunyai partner ataupun menyewa para jasa pengawal
pribadi. “Hentikan
ocehanmu! Memang kau adalah bukti nyata bahwa manusia memang belum berevolusi
secara sempurna, dasar pengikut setia sekte Olin,” ujar Furat
dengan suara yang sangat datar. Walaupun ucapan Nonna tadi terkesan menyinggung
hatinya tapi baginya ucapan tersebut tetap dianggap sebagai angin lalu, bagi Furat
dia adalah seseorang yang sangat dihormati.
 |
Ilustrasi kota Gardariki |
Setelah kembali ke penginapannya untuk mengambil beberapa perlengkapan,
Furat pun segera bergegas untuk pergi ke sebuah kedai teh di wilayah Distrik
3. Kota Berum ini bukanlah sebuah kota yang sangat besar di dalam provinsi
Gurem seperti kota Hans, Juns, Schrebber dan Axx. Sistem pembagian wilayah di kota ini dibagi kedalam 4 kategori
distrik, distrik pertama adalah wilayah khusus para lord dan juga
beberapa keluarga bangsawan dari negeri lain, lalu di distrik kedua adalah
wilayah industri dan tempat tinggal mayoritas penduduk serta terdapat beberapa
penjara-penjara yang dikelola oleh pemerintah, sedangkan di distrik ketiga
adalah wilayah khusus dikarenakan di dalam wilayah ini menjadi pusat
perdagangan yang didalamnya banyak para pedagang lintas batas menjajakan barang
mereka, selain itu di distrik ini banyak orang asing yang tinggal hanya sekedar
untuk beristirahat, dan terakhir adalah distrik keempat, tempat khusus para
tentara-tentara kota.
 |
Ilustrasi kota Berum |
Suasana di dalam kedai ini terkesan sepi, hingga membuat dia berpikir, “Apakah
para penduduk di distrik ini tidak menyukai teh?” Setelah melamun beberapa saat
akhirnya seseorang yang ia tunggu nampak berjalan kearahnya dengan gerakan yang
sangat aneh. “Silahkan duduk, Lord Keli,” ujar Furat yang dibalas dengan
senyuman kecut oleh Lord Keli. “Apakah tuan ingin memesan sesuatu? Akan aku
panggilkan pelayan untuk membawakan menu untuk anda,” seketika perkataan Furat
dibalas olehnya dengan sebuah ungkapan, “Furat, tolong temukan Zwegeri sebelum Sang
Raja ke-10 mendapatkannya! Cepat temukan itu! Waktuku tidak banyak!” dengan
suara memohon dan wajah cemas yang dibungkus ketakutan yang sangat kuat. “Aku
tidak mengerti, Tuan? Apa maksud anda?” ujar Furat dengan nada kebingungan. Setelah
mengatakan hal tersebut tiba-tiba sebuah panah beracun menancap di leher
belakang Lord Keli. “Apa yang terjadi? Woy, Tuan Keli, apakah kau baik-
baik saja?!” lalu panah yang berikutnya hampir saja mengenai Furat akan tetapi
dia berhasil menghindar, nampak seseorang dengan pakaian khas pemburu Iseng
terlihat kabur dengan sangat cepat. Setelah sang pemburu tersebut kabur, Furat
pun mulai memeriksa tubuh Lord Keli, dia menemukan sesuatu yang sangat
mengejutkan di dalam kantongnya. Dia pun langsung mengambil dan menyembunyikan
barang tersebut. Setelah menguburkan mayat Lord Keli di sebuah pemakaman
di luar benteng kota, Furat segera menemui Nonna di rumahnya, “Woy,
Nonna! Aku ingin memperlihatkan sesuatu kepadamu!”. “Hah, sesuatu apakah itu
Furat? Jangan katakan itu adalah sebuah Rubi yang kau dapatkan dari negeri Sarmatia
atau sebuah pedang dari kota Domask yang legendaris itu?”
tanya Nonna dengan nada tertarik. Ia pun menjawab, “Benda ini lebih berharga
dari kedua hal tersebut. Bahkan benda ini bisa menentukan takdir dunia kita!” Furat
mengatakan hal ini dengan nada tegang sembari mengeluarkan sebuah batu berwarna
biru yang bermotif tulisan Ellel kuno. “Dari mana kau dapatkan benda terkutuk
ini? Apakah kau mengambilnya dari salah satu
9 raja terkuat? Cepat katakan!” seketika Nonna pun mulai mengacungkan pedangnya ke leher Furat. “Dengar
penjelasanku dulu!” setelah Furat berkata hal tersebut, dia pun mulai
menyarungkan pedangnya kembali, “Jelaskan dari mana batu terkutuk ini!”. Furat
pun mulai berbicara dengan Nonna tentang pertemuan dia dengan seorang bangsawan
tertinggi dari negeri Mordakh, negeri yang saat ini Furat tinggali
selama satu
tahun belakangan ini. “Furat! Apakah akhirnya takdir mulai bergerak melawan keinginan
kita?”, “Aku pikir daripada melawan, mungkin lebih tepatnya kita dipaksa untuk
memenuhi takdir kita!” jawab Furat dengan nada datar khasnya.
 |
10 Pahlawan melawan Najacci |
“Baiklah,
kita harus mulai bersiap untuk menemukan Zwegeri sebelum Sang
Raja ke-10 mendapatkannya.
Furat cepat kirimkanlah surat ke Aduntarri, katakan kita akan menemuinya pada hari
Bulan kedua di Korak Aserdus.” Sistem perhitungan hari yang
berlaku di dunia ini terbagi menjadi beberapa katagori, untuk perhitungan
tersebut dibagi menjadi 7 bagian yang di mulai dari Hari Matahari – Bulan – Tiw
– Wodin – Thor – Freya – Halki, sedangkan untuk perhitungan Korak dibagi
menjadi 12 bagian yang pertama di mulai dari Korak A’aas – Amunki – Alalus – Aserdus
– Arinna – Tarhunt – Aserdus – Nara – Rundas – Tarawa – Hatepuna – Inara,
sedangkan perhitungan Godini menggunakan bilangan angka yang saat ini
bertepatan dengan Godini yang ke 1000, sistem perhitungan Godini dimulai
setelah berakhirnya Umlo Okhulu di antara 10 Pahlawan Besar yang
bertarung dengan Najacci di Lembah Marduk yang konon kejadian tersebut berada
di negeri Samartia kuno. Selama peristiwa tersebut,
menurut legenda hampir menghancurkan seluruh dunia ini. Sedangkan yang selamat dari
peristiwa tersebut mulai membangun kembali peradaban mereka kembali dan
sebagian dari mereka ada yang menjadi pengikut 10 Pahlawan
tersebut. Setelah kemenangan besar melawan Najacci, para 10 Pahlawan mengikat
perjanjian yang salah satunya adalah berisi pembagian kekuasaan atas dunia ini
dan traktak perdamaian yang harus diperbaharui setiap 1002 tahun sekali.
Mereka pun mulai membagi daerah mereka ke dalam beberapa
wilayah,
yang kelak di masa depan wilayah tersebut menjadi 9 negara terkuat. (bersambung)
Oleh: Ilyas Jundullah
0 Comments
Posting Komentar