Terbius Pesona Keindahan Alam Gunung Bromo

Keindahan Bromo memang tiada habisnya. Mata akan dimanjakan oleh sunrise di pagi hari, Bunga Edelweiss yang menawan, dan mengabadikan momen dengan latar keindahan alamnya yang tidak akan membuatmu menyesal datang ke sana, tentunya Bromo mempunyai daya tarik tersendiri untuk sebuah kata ungkapan keindahan. 
 
Menariknya, Bromo merupakan sebuah gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia. Dan berada pada empat wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang. Berada pada ketinggian 2.329 mdpl yang tentunya itu menjadi daya tarik tersendiri untuk dapat melihat berbagai macam pemandangan yang memanjakan mata dari atas ketinggian.

Sumber: dokumentasi pribadi penulis

Untuk dapat sampai pada puncak gunung Bromo, dan nantinya dapat menikmati sunrise, tentunya pengunjung harus sudah berada di pos 1 pada pukul 1 atau 2 dini hari.  Adapun  beberapa tahap dan jalur yang harus di tempuh pengunjung, bermula pada pos 1, Di sana kita akan disuguhi dengan deretan pedagang asongan serta beberapa penjual kupluk dan sarung tangan yang menjajakan dagangannya . Pada pos 1, butuh beberapa waktu untuk rehat sejenak kira-kira 15 menit untuk mendinginkan mesin, lalu kemudian melanjutkan perjalanan melewati jalan beraspal yang menanjak dan berkelok-kelok, umumnya orang-orang yang datang ke Bromo menyewa Jeep dan ada juga yang hanya mengendarai motor.

Dalam perjalanan dari pos 1 menuju pos 2 kita akan disuguhi pemandangan yang cukup mencekam dengan gelapnya malam, namun jika di siang hari pemandangan yang kita lihat akan jauh berbeda, sangat indah untuk sebuah ungkapan pengapresiasian ciptaan Allah, Amazing bahasa gaulnya. 

Di sepanjang perjalanan, kita hanya disuguhi lampu kendaraan yang menyala dan permukaan jalan yang terlihat dari pantulan cahaya kendaraan tersebut, cukup asyik rasanya dengan tikungan tajam dan tanjakan yang ekstrim yang kami lalui di tengah dinginnya malam berbaur nyanyian mesin kendaraan.

Selang 50 menit tibalah di pos 2, kami pun berhenti sejenak untuk membeli tiket masuk dengan 2 opsi pilihan tiket, Bromo atau Semeru, dan kami membeli tiket wisata alam Bromo beserta biaya masuk kendaraan dengan bertuliskan tiket Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Kami pun melanjutkan perjalanan ke atas, dan masih dengan medan yang cukup menantang dan semakin menanjak, rasanya motor bebek yang kami kendarai seakan-akan ingin menangis dan mundur karna tak sanggup

Selang beberapa waktu, tibalah kami di pos 3 pada pukul 4 dini hari dan cuacanya sangat dingin serasa di kutub utara, kami pun rehat sejenak sambil menyalakan api unggun dengan posisi membentuk lingkaran mengelilingi api sembari menikmati suasana dan kondisi yang cukup bersahabat, memandang ke sekeliling dan mengamati setiap detail keindahan alam sekitar kami. Sungguh sangat menakjubkan gumamku dalam hati.

Tak lama berselang, api pun kami padamkan dan kemudian melanjutkan perjalanan untuk melewati padang savana dan pasir berbisik, di tengah perjalanan dengan permukaan jalan yang didominasi pasir dan rumput yang kadang kala ban motor kami terpeleset, jatuh bangun di atas rumput dan pasir yang lunak, rasanya begitu asyik, dan benar-benar sebuah perjalanan yang menantang.

Pada pukul 04.30 sampailah pada titik penanjakan yang kemudian kami memarkir kendaraan dan mulai menanjak gunung dengan jalan bertangga yang di selimuti pasir Gunung Bromo, sembari melihat ke sekeliling yang begitu ramai dengan hiruk-pikuk pengunjung yang datang dari berbagai daerah termasuk turis-turis mancanegara. Sesampainya di puncak gunung, kami mengamati dengan lagak serius namun santai betapa tidak terpampang pemandangan yang sangat indah di hadapan kami yang cukup untuk menelan ludah untuk sebuah ekspresi takjub

Sebuah pengalaman yang tak ternilai untuk sebuah perjalanan di tengah dinginnya lereng gunung Bromo bernyalakan unggun di pagi buta, yang kemudian disapa dengan warna keemasan  terhiaskan indah di pojok langit sebelah timur, sungguh sapaan alam yang begitu ramah di pagi itu.

Sumber:dokumentasi pribadi penulis

Ditambah deretan bunga Edelweiss yang dijajakan oleh petani untuk diperjualbelikan di kaki Gunung Bromo, lalu-lalang Jeep, dan kuda-kuda  gagah yang menghentakkan kakinya menambah keelokan suasana di pagi itu, sungguh menakjubkan bukan?

Mungkin anda harus mencoba untuk berkunjung ke Gunung Bromo, dan rasakan sendiri keindahan alam serta rasa takjub berbaur asyiknya nuansa petualang di alam bebas, apakah anda tertantang untuk mewujudkannya?

Good luck and see you next time.

Oleh: Suprianto

Posting Komentar

4 Comments

  1. Kapan kapan buat tulisan bagaimana keindahan senja perjalanan kesana kak, atau mungkin pas di atas puncak gunung bromo, kakak sempat melihat senja yang indah itu😁😆

    BalasHapus
  2. Wiiiihh bagus👏👏
    Ditunggu pengalaman selanjutnya😊

    BalasHapus
  3. Masyaa Allah, ditunggu tulisan selanjutnya😊

    BalasHapus
  4. Subhanallahh.. kak riant... semangat kak buat artikelnya lg yg lebih seruuu!! Uwwuuww

    BalasHapus

Posting Komentar

Formulir Kontak