Sumber:
aromasian.com
Halo sobat literasi
El-Nilein!
Apa kabar semuanya?
Bagaimana liburan di masa pandemik ini, sudah seberapa produktifkah sobat
semuanya selama liburan?
Ngomong-omong kalian kangen nggak
si dengan suasana di negeri kita tercinta? Pastinya kangen dong? Karena di negeri
kita Indonesia banyak sekali hal-hal yang membuat kita selalu merindukannya,
seperti cuacanya yang lebih adem dari Sudan, suasana ketika turun hujan, kawasan
pantainya yang indah nan menawan, serta keindahan alamnya yang membentang luas
dari Sabang sampai Merauke, dan pastinya makanan khasnya yang menawarkan sejuta
kerinduan. Saya berani jamin sobat-sobat semua pasti kangen banget
dengan masakan khas nusantara, betul?
Berbicara
tentang masakan memang tidak akan pernah habis ditelan zaman. Bagi kita warga
Indonesia tentunya merasa bangga dengan masakan nusantara yang jauh lebih enak
dibandingkan dengan masakan khas Sudan. Itulah sebabnya mengapa kita selalu
merindukan masakan khas nusantara.
Oh iya pada tau
nggak nih? Masakan khas Indonesia pernah dinobatkan sebagai makanan terenak
didunia loh.. Tepatnya di tahun 2011 CNN International melansir 50
makanan terenak di dunia dan Indonesia menempati peringkat pertama dalam
kategori makanan terenak di dunia, yang mana diwakili oleh masakan khas Minang
yaitu rendang. Masakan khas Sumatera Barat ini menempati urutan pertama dalam daftar
world’s 50 most delicius food versi CNN. Bukan hanya itu ditahun 2018 Rendang
secara resmi ditetapkan sebagai salah satu hidangan nasional Indonesia.
Untuk lebih
mengenal lebih dekat makanan khas Minang ini, mari kita bahas bersama lebih
dalam tentang hal-hal menarik seputar rendang.
Rendang adalah
makanan yang berbahan dasar daging yang diolah dengan berbagai macam
rempah-rempah dan dimasak dengan waktu yang cukup lama. Tidak tanggung-tanggung
untuk menghasilkan masakan rendang yang enak membutuhkan waktu berjam-jam (biasanya
sekitar 4 jam), sehingga nantinya masakan ini hanya menyisakan
potongan-potongan daging dan dedak dari endapan bumbu-bumbu yang telah
mengering.
Masakan rendang
merupakan masakan khas daerah Sumatera Barat yang sudah turun temurun diwariskan
dari orang-orang terdahulu di wilayah setempat. Masakan ini merupakan masakan
tradisi suku Minangkabau yang dihidangkan dalam berbagai momentum, mulai dari ritual
adat hingga hidangan sehari-hari.
Masakan Rendang
diyakini sudah ada sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya. Seorang
sejarawan di Universitas Andalas, Sumatera Barat, Prof. Dr. Gusti Asnan mengungkapkan
bahwasanya Rendang mulai tersebar luas sejak orang Minang mulai merantau dan
berlayar ke berbagai belahan bumi Nusantara termasuk negeri Malaka pada abad ke-16.
Bila diklasifikasikan, rendang terbagi menjadi 2 macam yaitu rendang kering dan
rendang basah.
1.
Rendang kering
Rendang jenis
ini adalah rendang sejati dimana dalam tradisi memasak di Minang memakan waktu
berjam-jam hingga santan dan bumbu lainnya benar-benar meresap dan kering,
sehingga warnanya akan berubah menjadi cokelat kehitaman dan memiliki daya
tahan yang lumayan lama. Rendang kering dapat bertahan 3 minggu, bahkan
sebulan. Sementara jika dibekukan dalam freezer mampu bertahan hingga 6
bulan.
Rendang jenis
ini lebih akrab dengan sebutan Kalio, yaitu rendang yang dimasak dengan waktu relatif
singkat, sehingga santan dan bumbu lainnya belum mengering sempurna. Sementara warnanya
pun relatif lebih coklat terang keemasan. Rendang jenis ini bagus untuk
disimpan dalam suhu ruangan yang rendah, namun sayangnya hanya bisa bertahan
dalam waktu kurang dari 1 minggu.
Bagi sobat-sobat El-Nilein yg ingin mencoba sendiri di
rumah, berikut bahan yang dibutuhkan untuk membuat Rendang spesial Minang.
Bahan-bahan
yang dibutuhkan:
-
500 gr Daging sapi segar dengan
melebar
-
4 gelas santan kental
-
1 sdt asam kandis
-
1 lembar daun kunyit
-
1 batang serai yang sudah dimemarkan
-
1 lembar daun jeruk
-
20 gr cabai keriting
-
6 siung bawang merah
-
3 siung bawang putih
-
3 butir kemiri, sisir halus
-
½ sdt kunyit bubuk
-
1 ruas jari jahe
-
2 ruas lengkuas, memarkan
-
2 sdt garam
Cara
membuatnya:
1. Haluskan bumbu rendang yang terdiri
dari cabai keriting, bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit bubuk, dan
jahe, sisihkan.
2. Siapkan wajan, masukkan daging sapi,
tuang santan, masukkan bumbu beserta asam kandis, daun kunyit, serai, dan daun
jeruk, aduk hingga merata.
3. Nyalakan api, masak rendang dalam
api sedang sambil diaduk.
4. Apabila santan sudah mendidih,
masukkan garam dan aduk kembali.
5. Masak rendang hingga santan meresap
dan air menyusut. Apabila daging masih belum empuk, tambahkan lagi santan sisa
perasan kedua, masak daging hingga empuk, menghitam, dan kering.
Namun
dikarenakan di Sudan sangat sulit untuk menemukan bumbu-bumbu yang diperlukan,
maka bisa juga kita menggunakan bumbu instan yang kini sudah tersedia banyak di
supermarket-supermarket yang didatangkan dari Indonesia. Dan apabila kesulitan
menemukan santan di Sudan bisa juga diganti dengan susu, namun pastinya tidak
seenak dengan rendang asli tapi cukuplah buat mengurangi rasa rindu terhadap
masakan khas Minang ini.
Oleh: Sultan Taharuddin (Mahasiswa Syariah Universitas Internasional Afrika)
1 Comments
kangen Rendang🤤
BalasHapusPosting Komentar