Kebencian adalah salah satu sifat yang tidak pernah bisa dilepaskan
dari sifat dasar manusia. Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa manusia sedari
lahir akan membawa 7 dosa besar yang akan melekat dalam hidupnya dan salah satu
dosa tersebut adalah dosa kebencian. Manajemen kebencian selalu tercipta baik
secara sadar maupun tanpa sadar, konteks dan konten kebencian dalam kehidupan
manusia selalu berevolusi seiring waktu dan keadaan yang bersifat dinamis dan
revolusioner. Dalam kehidupan bersosial kebencian menjadi mesin pembanding
antar golongan, sebagai alat propaganda atau bahkan menjadi solusi politik dan
ekonomi. Semua hal ini selalu lekat dengan kehidupan manusia dalam beberapa
peradaban. Kebencian akan selalu terhubung dengan banyak stereotype,
teori stereotyope tersebut selalu dikatkan dengan kondisi biologi, ras, kebudayaan,
agama, dan ekonomi. Golongan-golongan yang terjebak dalam dimensi kebencian
akan selalu memandang lawannya dengan kedendaman, iri, dengki, dan penuh dengan
kecurigaan.
Gerakan kebencian anti Yahudi atau anti Semit hadir dalam sejarah
peradaban manusia dalam beberapa generasi bahkan semenjak kaum Yahudi
terbentuk. Banyak literatur kuno yang menceritakan tentang permusuhan terhadap
kaum Yahudi yang terus berkembang selama beberapa zaman, seperti bagaimana
Fir’aun menjadikan orang-orang Yahudi sebagai alat propaganda politiknya demi
mengamankan kekuasaannya gerakan anti Semit tumbuh subur di zaman tersebut, akibatnya mereka menjadikan orang-orang Yahudi
sebagai musuh bersama yang harus dilawan sehingga membuat mereka tersisih dari
sistem tatanan sosial bangsa Mesir Kuno, sampai akhirnya mereka bereksodus ke daerah Levant. Zaman ke
zaman gerakan anti Yahudi mulai bermetamorfosi menjadi semakin besar tapi
dengan konteks yang semakin berevolusioner sampai akhirnya membuat mereka
terusir dari tanah Levant ke berbagai wilayah lain akibat pengusiran paksa oleh
Kerajaan Babilonia dan juga
kerajaan lainnya. Selang beberapa abad
dari pengusiran nya tak juga membuat gerakan anti Yahudi menghilang bahkan di
tanah migrasinya gerakan anti Yahudi tetap menjadi alat propaganda bagi
berbagai macam golongan. Dalam sejarah peradaban, abad kebangkitan gerakan anti
Yahudi berubah konteks menjadi gerakan anti semitisme yang mana orientasi
subjeknya adalah kaum Yahudi dan juga terhadap berbagai macam gerakan politik
yang bersifat liberal, kosmopolitan, dan internasional, penamaan gerakan anti Semit
ini diprakarsai oleh seorang jurnalis jerman yang bernama Wilhelm Marr pada
tahun 1879, hal tersebut menghasilkan banyak perubahan terutama dalam orientasi partai-partai politik yang dibentuk atas
dasar anti semitisme yang terjadi di beberapa negara seperti Jerman, Prancis
dan Austria, dan puncak dari gerakan anti semitisme tersebut membuat sebuah
peristiwa yang akan dikenang dalam perjalanan sejarah umat manusia yaitu
tragedi Holocaust yang di lakukan oleh Hitler dengan mesin partainya yang
bernama Partai Nazi.
Apakah pasca Perang Dingin propaganda anti Semit menjadi padam?
Tidak, pasca berakhirnya Perang Dingin berbagai macam kebijakan pemerintah Sekutu
terkhususnya Amerika semakin agresif dengan meningkatnya dukungan terhadap
Israel terkhusus masalah perampasan tanah Palestina oleh Israel yang mana hal
tersebut oleh dunia internasional menjadi sebuah perampasan hak-hak manusia
merdeka. Absennya peran PBB dan juga penggunaan hak veto oleh Amerika untuk
melindungi Israel dari sanksi dunia internasional semakin membuat gerakan anti Semit ini menjadi
tak terkendali hingga melahirkan berbagai macam teror terhadap kaum Yahudi di
berbagai macam wilayah dan juga gerakan kebencian melawan Barat.
![]() | |
Sumber: osci.org |
![]() |
Sumber: aljazeera.com |
Lalu timbul pertanyaan bagaimanakah gerakan anti Semit ini bergerak
di zaman modern? Seperti kita tahu gerakan anti Semit kembali berevolusi menjadi
lebih radikal dengan terbentuknya negara Israel yg secara de jure
merupakan wilayah Palestina akan tetapi secara de facto merupakan
wilayah Sekutu pasca kekalahan Imperium Utsmani dan perjanjian Sykes-Picot.
Pasca pembentukan negara Israel banyak sekali terjadi gerakan anti Semit di belahan
dunia seperti gerakan Intifadha, perang Arab dan
Israel dan berbagai macam teror yang terjadi yang didasari atas nama perjuangan
melawan Yahudi dengan salah satu aksi yang terkenal adalah Peristiwa Munich yang terjadi
selama olimpiade musim panas pada tahun 1972. Evolusi anti Semit selama
beberapa tahun telah berubah menjadi gerakan anti Barat di
berbagai macam wilayah hal tersebut dilandaskan oleh kondisi politik yaitu peristiwa
Perang Dingin yang mana
berbagai negara Muslim lebih berpihak terhadap Blok Komunis
dikarenakan mereka mempunyai musuh bersama yaitu Amerika, Israel, dan Sekutu, bagi
beberapa negara Muslim menjadikan Israel sebagai seorang penjajah di tanah Palestina.
Gerakan-gerakan anti Semit ini akan terus berevolusi seiring perkembangan zaman selama
semua pihak yang bertikai tidak bisa membuat sebuah solusi yang baku dan juga
revolusioner, perjanjian perjanjian yang bersifat win-win solution harus mulai ditinggalkan jikalau semua pihak tidak ingin mewariskan
kebencian masa lalu ataupun luka sejarah bagi generasi mendatang, oleh karena
itu peran penengah yaitu negara-negara pemegang hak veto adalah mutlak, absennya sang pemegang
kunci akan selalu membuat pintu terkunci.
Oleh: Ilyas Jundullah (mahasiswa International University of Africa)
0 Comments
Posting Komentar