![]() |
Sumber: Nhac Nguyen/AFP via Getty Images |
Khartoum (El-Nilein) - Berdasarkan data yang dikumpulkan Johns Hopkins University,
tercatat hingga saat ini pasien global positif Covid-19 berjumlah lebih dari
2,97 juta penduduk dunia dengan jumlah kematian sekitar 206.000 jiwa dan jumlah
pasien yang telah sembuh berkisar 868.000 jiwa.
Dalam data-data di atas, beberapa negara mengalami
pendataran kurva grafik kasus Coronavirus yang berarti mulai meredanya
penyebaran wabah pandemi di wilayah masing-masing.
Di Turki, pada hari Minggu (26/4) tercatat 99 korban jiwa
baru, jumlah terkecil kematian pasien Covid-19 perhari dalam dua pekan ke
belakang, seperti yang diumumkan Menteri Kesehatan Turki, Fahrettin Koca, di
akun Twitter pribadinya.
Kemudian dikutip dari Aljazeera, Perdana Menteri Italia,
Giuseppe Conte, mengumumkan fase kedua lockdown akan dimulai pada 4 Mei
mendatang. Di fase kedua ini, bar dan restoran diijinkan untuk melayani pesanan
takeaway, warga diperbolehkan untuk keluar rumah dan beraktivitas di
wilayah sekitar. Bidang industri seperti pabrik dan konstruksi juga dapat
melanjutkan aktivitas dengan syarat pemberlakuan protokol kesehatan dan social
distancing. Lebih lanjut lagi, museum dan galeri seni akan dibuka pada 18
Mei, begitu pula tim-tim olahraga diperbolehkan untuk melanjutkan kembali
aktivitas latihan.
Conte menyatakan, “Kami mempersiapkan diri untuk tantangan
yang sangat rumit. Kami masih tetap hidup dalam virus ini, dan kami telah
melakukan segala pencegahan yang bisa dilakukan.”
Sama seperti Italia, Selandia Baru turut menurunkan tingkat
intensitas pemberlakuan lockdown setelah melalui satu bulan swakarantina
yang dianggap terketat di dunia (BBC News). Penurunan intensitas ini
berarti pembukaan kembali parlemen dan majelis-majleis pemerintah, beberapa aktivitas
sekolah, layanan pengiriman dan pengantaran, juga industri kerja.
Di sisi lain, otoritas pemerintah Selandia Baru tetap
memperingatkan bahwa penurunan lockdown tidak berarti akhir total dari
kasus-kasus Coronavirus baru. Warga tetap diharapkan agar menghindari
kontak sosial dan tetap di rumah di mayoritas waktu.
Dilansir AFP pada Kamis (23/4) lalu, Vietnam juga
terlebih dahulu meringankan ketentuan social distancing setelah menjadi
salah satu negara yang ketat dalam menjalankan prosedur kesehatan menangani Coronavirus,
dimulai dengan penutupan akses keluar masuk dari China sejak awal Februari.
Setelah tidak ada kasus baru dalam enam hari berturut-turut,
pemerintah Vietnam mengijinkan beberapa toko dan layanan untuk dibuka kembali.
Oleh: Ismail Musyafa Ahmad
0 Comments
Posting Komentar