Kunang-Kunang Bulan

Di suatu tempat, sebelum di ujung sungai sana. Sebuah jembatan coklat abu-abu yang terbuat dari batu dan kayu, sangat indah bentuknya, memanjakan mata siapa saja. Angin sejuk sepoi-sepoi tidak pernah berhenti bertiup di atas jembatan sana. Air sungai di bawahnya pun jernih, jika seseorang meminum air itu, konon cerita hidupnya akan dipenuhi dengan segala kebaikan, umurnya akan panjang. Sebenarnya banyak cerita tentang jembatan coklat abu-abu itu. Konon katanya, saat senja sempurna jingga keemasan, sungai di bawahnya pun ikut berubah, bagai pita jingga keemasan yang terjulur panjang karena matahari terbenam di sisi yang satunya.
 
Konon cerita pula, saat senja sempurna jingga keemasan, dari atas jembatan kau bisa melihat kereta senja yang terbang di atas awan, di kanan kirinya banyak ikan pari mengepak seperti burung. Warnanya pun elok, biru atasnya dan putih bawanya, dari siripnya seperti memercikkan butiran emas yang mengkilap. Tapi, bukan itu yang paling dicari para turis pengunjung jembatan coklat abu-abu. Jembatan ini tidak hanya cantik dan indah kala senja saja, melainkan dari pagi sampai pagi lagi. Keelokannya selalu ada setiap waktu.

Sumber: pampamcuapcuap.wordpress.com

Kunang-kunang bulan. Itulah yang banyak para turis cari. Kunang-kunang tersebut hanya muncul ketika ada orang meninggal bertepatan dengan bulan purnama. Masyarakat sekitar percaya, jika ada orang mati saat malam bulan purnama, di jembatan coklat abu-abu akan berterbangan kunang-kunang di situ. Ada yang bilang itu adalah wujud dari si mayit, jumlahnya dua puluh sebanyak jari si mayit. Ada pula yang percaya kalo itu adalah para malaikat yang akan mengantar si mayit sampai ke alam baka sana. Bila si mayit adalah orang saleh, maka kunang-kunang yang muncul adalah kunang-kunang yang begitu indahnya, kelipnya warna-warni seperti bintang di langit, bahkan warna yang belum pernah kau lihat pun ada di sana

Tapi bila si mayit adalah pendosa yang berat, mati dalam keadaan bejat. Kunang-kunang yang muncul adalah kunang-kunang hitam. Hitamnya legam, seram, lebih pekat dari gelap malam tanpa bulan bintang. Cahaya bulan sekalipun lenyap bersamaan munculnya kunang-kunang tersebut

Kunang-kunang bulan keluar dari dasar sungai yang mengalir di bawah jembatan coklat abu-abu. Terbang ke atas jembatan, seperti ingin menggapai bulan. Seperti ruh yang ingin segera mencapai Nirwana. Tapi, berbeda cerita bila kunang-kunang bulan yang muncul adalah kunang-kunang hitam. Ia muncul seperti ingin menutup bulan. Seperti ruh yang tidak ingin masuk ke dalam samsara

Aku dengar cerita dari Kakek Liom, orang yang rumahnya paling dekat dengan jembatan coklat abu-abu, kalau jembatan tersebut dibangun dari doa dan air mata seorang pelacur yang tobat. Kata Kakek Liom, batu yang menyusun jembatan coklat abu-abu adalah air mata dari sang pelacur. Kayu penyusun jembatan coklat abu-abu adalah kuku-kuku dan gigi dari sang pelacur yang ditanam di dalam tanah yang akhirnya tumbuhlah pohon besar menjulang ke langit. Kakek Liom melanjutkan, syarat diterimanya tobat dari si pelacur adalah ia membangun jembatan dari bahan-bahan tersebut sendirian. Setelah ia membangun jembatan itu sendirian selama 20 bulan tanpa tidur semalam pun, ia pun meninggal. Tuhan melihat semuanya. Ia terima tobatnya. Si pelacur berubah menjadi kunang-kunang bulan yang begitu cantiknya. Ia terbang menuju bulan, nirwana di mana Tuhan sedang duduk menantinya

Nuka, nama gadis itu. Gadis yang membangun jembatan dengan air mata dan doanya. Tuhan pun melihat semuanya. Ia menerima tobatnya. Ia jadikan Nuka sebagai mempelai purnama. Yang dulunya paling banyak noda, kini bersenang ria sorai di dalam nirwana

Malam ini malam purnama. Aku sengaja datang kemari, ingin melihat kunang-kunang bulan. Tapi, aku lupa, syarat kunang-kunang bulan itu muncul adalah nyawa orang saleh. Ah, apa aku boleh berharap ada orang saleh mati hari ini? Tuhan, tidak maukah kau mengabulkan harapku malam ini?


Dari tempat senja kembali pulang
Tempat bulan tak mau terbenam
Tempat pagi yang selalu membawa biru


Omdurman, 8 April 2020

Faruq Al Quds

Posting Komentar

1 Comments

  1. Oh, pelacur yang menjelma jadi kunang² cantik itu bentuk ampunan tuhan berwujud nyata .
    Tapi sepertinya hal ini hanya buah khayal dan hidup dalam khayalan.
    Mantab, imajinasi refleksi dongeng .
    Sepotong senja untuk pacarku😁💕

    BalasHapus

Posting Komentar

Formulir Kontak