![]() |
Sumber: thedrum.com |
Internet dan penyebarannya telah mengubah banyak aspek
fundamental dalam kehidupan manusia, tentang bagaimana seseorang menjalani
hidupnya, berinteraksi dengan lingkungan dan orang-orang sekitarnya,
bertransaksi satu sama lain, juga dengan cara ia mencari hiburan di sela-sela
waktunya. Beberapa dekade lalu, yang termasuk sarana-sarana hiburan ialah
bioskop, konser musik, teater, atau bahkan tayangan televisi yang kesemuanya
memiliki satu kesamaan; penonton harus mendedikasikan diri untuk mendapatkan
hiburan tersebut. Mereka harus mengenakan pakaian yang sesuai (kecuali
televisi), datang ke tempat hiburan di jadwal yang tepat, menikmati hiburan
tersebut dengan antusias. Tidak setiap saat mereka bisa mendapatkan kesempatan
seperti ini, bukan?
Lalu apa bedanya dengan masa kini, masa yang disebut-sebut
sebagai internet and digital era?
Mari kita kembali sejenak menelusuri sejarah dan lini masa
dunia hiburan (entertainment). Dan jika kita membandingkan digital
era dengan tahun dan dekade sebelumnya, maka dunia hiburan modern Amerika
Serikat cukup mewakili untuk dijadikan representasi perbandingan ini.
Setiap tiga dekade atau bisa dibilang tiap generasi, Amerika
Serikat selalu mengalami perubahan masif dalam prakteknya. Dimulai dari
transisi film bisu yang dimeriahkan ikon legendaris Charlie Chaplin ke film
bersuara. Dari hiburan hitam putih menjadi warna-warni. Dari eksklusifitas
produksi film menjadi tayangan broadcast televisi di era 50-an. Kemudian
mulai banyaknya konten interaksi antar host seperti talkshow dan reality
show hingga era internet.
Maka apa bentuk perubahan masif yang akan atau bahkan telah
mengubah wajah entertainment dunia?
Munculnya layanan streaming yang diprakarsai oleh
YouTube yang diikuti jejaknya oleh Netflix, Hulu, dan Disney di bidang audio
visual serta munculnya fenomena podcast yang sedikit banyak membersamai radio
broadcast di bidang audio, telah terbukti dapat menantang status quo
industri hiburan sebelumnya. Netflix contohnya, telah tumbuh menjadi raksasa
yang menghabiskan 12 juta dolar untuk menghibur lebih dari 158 juta pelanggan
tetap di seluruh dunia dan terus bertambah hingga saat ini. Layanan streaming
musik dan podcast seperti Spotify telah mengambil alih pangsa industri
musik konvensional yang sebelumnya didominasi jual beli album atau lagu.
Bahkan para mogul industri hiburan lama pun turut terjun ke
perebutan pasar streaming ini. Disney meluncurkan layanan streaming yang
bertarif lebih murah dari popcorn ukuran besar yang biasa dijual di
bioskop-bioskop untuk akses ke film-film Marvel, Pixar, Disney, dan Star Wars franchise.
WarnerMedia telah mengumumkan HBO Max yang menawarkan 10.000 jam hiburan,
termasuk di dalamnya serial televisi Friends dan South Park,
ratusan film-film Warner, dan berbagai film dokumenter dari CNN.
Munculnya internet menjadi salah satu penyebab krusial
perubahan ini.
Dibandingkan dengan era-era sebelumnya, aktivitas manusia di
era memuncaknya internet dan digitalisasi ini lebih kompleks dan beragam dengan
tanpa mengabaikan efisiensi dalam rangkaian aktivitas itu sendiri. Seseorang
dapat berkabar dengan orang lain di belahan bumi berbeda, seseorang dapat
mengakses informasi dengan cepat hanya bermodalkan sentuhan jari tangan.
Kemudahan ini juga tentunya didapatkan di sektor hiburan.
Seperti yang sudah dinyatakan di awal tulisan, bahwa untuk
mengakses hiburan pada masa dahulu diperlukan dedikasi yang seringkali sudah
tidak relevan di masa sekarang. Dengan kesibukan dan berbagai distraksi yang
dialami manusia era digital, kebebasan untuk memilih, menghentikan, melanjutkan,
dan mengeksplorasi konten entertainment adalah satu hal yang wajib ada
dalam memenuhi kebutuhan hiburan mereka.
Lebih lanjut lagi, layanan hiburan modern era digital juga dapat
mengakomodasi fenomena short attention span yang disebabkan oleh
banyaknya informasi yang masuk serta kecenderungan multitasking yang
lazim didapati di keseharian sekarang ini. Kemudahan akses secara waktu dan
tempat serta personalisasi minat pengguna yang dapat diatur sesuka hati menjadi
daya tarik utama layanan.
Dengan segala perubahan fundamental yang terjadi maka patut
kita ingat kembali bahwa pada akhirnya, industri apapun itu termasuk industri
hiburan, adalah seni tentang cara-cara menarik penikmat dan pelanggan potensial
dengan cara mengakomodasi keinginan-keinginan mereka yang selalu berubah
seiring bergantinya generasi.
Wallahu a’lam
Oleh: Ismail Musyafa Ahmad
0 Comments
Posting Komentar