Sawakin diambil dari kosa kata bahasa arab sakana-yaskunu yang bermakna menetap/tinggal. Ada pendapat lain yang mengatakan berasal dari kata suq yang berarti pasar. Penulis Mesir, As Syathiri Al Bushaily menuliskan bahwa asal kata Sawakin berasal dari lafaz Mesir lama Syawakhin ( شواخن )yang memiki arti terminal Syewa ( شوا ), nama kerajaan Islam di Habasyah pada 1285 masehi.
Sawakin merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Laut Merah. Kota ini berjarak sekitar 60 Km dari Portsudan atau dapat ditempuh sekitar 9-10 jam dengan bis dari Khartoum. Dulu, kota ini merupakan pelabuhan utama Sudan sampai kekalahan Al Mahdi melawan Inggris. Di tangan Inggris, pembangunan Portsudan lebih diutamakan.
Makanya jika berkunjung ke Portsudan, kamu akan melihat bekas-bekas bangunan berarsitektur khas Inggris yang mudah didapati di Portsudan.
Sawakin saat ini dijadikan sebagai tempat wisata bersejarah dan pelabuhan sekunder untuk Portsudan. Di sana, kita bisa menyaksikan beberapa bangunan yang sudah direkontruksi dan sebagian besar tinggal puing-puing bangunan yang berasal dari koral. Pada 17 Januari 2018 sebagai pengaruh dari meningkatnya hubungan Sudan dan Turki, Turki diberi hak untuk mengatur Sawakin karena pernah menjadi wilayah kekuasaan Turki Utsmani atau Ottoman.
Kolonialisme Ottoman di Sawakin dimulai pada 1517 masehi di bawah kekuasaan Sultan Salim 1 setelah sebelumnya diduduki dinasti Al Funj dalam waktu yang tidak lama. Sebagai wilayah yang strategis, Sawakin berperan cukup vital karena menghubungkan perdagangan antara penduduk lokal dengan pedagang Eropa, Afrika dan Timur Tengah serta jalur haji bagi penduduk Sudan dan beberapa negara di sekitar Sudan. Di bawah kendali Sultan Salim, Sawakin mengalami keterpurukan karena kebijakannya membatasi pedagang Eropa melewati laut merah atas keinginan mereka untuk menguasai wilayah tersebut.
Akhir pengaruh kekuasaan Ottoman di Sawakin ketika memanasnya hubungan Mesir dan Ethiopia yang berakhir perang dan menyulutnya Revolusi Al Mahdi melawan Inggris. Revitalisasi Sawakin berupa pembagunan rumah-rumah baru, rumah sakit, masjid, pabrik hingga gereja yang dilakukan Ismail Pasha, cucu dari Gubernur Mesir Muhammad Ali Pasha yang masih berkebangsaan Turki gagal diselesaikan akibat keadaan tersebut.
Untuk menuju ke Sawakin, kamu bisa naik bis tujuan Portsudan dari Terminal Mina Al Barri di Khartoum atau Suq Sya’bi di Omdurman. Setelah sampai di Portsudan kamu bisa melanjutkan dengan naik amjad atau taksi ke arah Sawakin dari Mauqif Muwasholat/Amjad dengan membayar sekitar 60/80 Juneih perorang dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Setelah sampai di terminal Sawakin, kamu bisa naik reksyah atau berjalan kaki menuju ke sana.
Sebagai tempat wisata sejarah, Sawakin tidak begitu ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun luar negeri. Fasilitas dan perhatian pemerintah yang kurang mendukung membuat Sawakin kurang terawat dan diminati. Namun setelah tanggung jawab Sawakin diserahkan ke Turki, ada harapan agar Sawakin bukan hanya dapat meningkatkan ekonomi tapi juga agar perhatian terhadap situs-situs bersejarah di Sudan tidak lagi dipandang sebelah mata.
Oleh : Yahya Ayyash
Sawakin merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Laut Merah. Kota ini berjarak sekitar 60 Km dari Portsudan atau dapat ditempuh sekitar 9-10 jam dengan bis dari Khartoum. Dulu, kota ini merupakan pelabuhan utama Sudan sampai kekalahan Al Mahdi melawan Inggris. Di tangan Inggris, pembangunan Portsudan lebih diutamakan.
Makanya jika berkunjung ke Portsudan, kamu akan melihat bekas-bekas bangunan berarsitektur khas Inggris yang mudah didapati di Portsudan.
Sawakin saat ini dijadikan sebagai tempat wisata bersejarah dan pelabuhan sekunder untuk Portsudan. Di sana, kita bisa menyaksikan beberapa bangunan yang sudah direkontruksi dan sebagian besar tinggal puing-puing bangunan yang berasal dari koral. Pada 17 Januari 2018 sebagai pengaruh dari meningkatnya hubungan Sudan dan Turki, Turki diberi hak untuk mengatur Sawakin karena pernah menjadi wilayah kekuasaan Turki Utsmani atau Ottoman.
Kolonialisme Ottoman di Sawakin dimulai pada 1517 masehi di bawah kekuasaan Sultan Salim 1 setelah sebelumnya diduduki dinasti Al Funj dalam waktu yang tidak lama. Sebagai wilayah yang strategis, Sawakin berperan cukup vital karena menghubungkan perdagangan antara penduduk lokal dengan pedagang Eropa, Afrika dan Timur Tengah serta jalur haji bagi penduduk Sudan dan beberapa negara di sekitar Sudan. Di bawah kendali Sultan Salim, Sawakin mengalami keterpurukan karena kebijakannya membatasi pedagang Eropa melewati laut merah atas keinginan mereka untuk menguasai wilayah tersebut.
Akhir pengaruh kekuasaan Ottoman di Sawakin ketika memanasnya hubungan Mesir dan Ethiopia yang berakhir perang dan menyulutnya Revolusi Al Mahdi melawan Inggris. Revitalisasi Sawakin berupa pembagunan rumah-rumah baru, rumah sakit, masjid, pabrik hingga gereja yang dilakukan Ismail Pasha, cucu dari Gubernur Mesir Muhammad Ali Pasha yang masih berkebangsaan Turki gagal diselesaikan akibat keadaan tersebut.
Untuk menuju ke Sawakin, kamu bisa naik bis tujuan Portsudan dari Terminal Mina Al Barri di Khartoum atau Suq Sya’bi di Omdurman. Setelah sampai di Portsudan kamu bisa melanjutkan dengan naik amjad atau taksi ke arah Sawakin dari Mauqif Muwasholat/Amjad dengan membayar sekitar 60/80 Juneih perorang dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Setelah sampai di terminal Sawakin, kamu bisa naik reksyah atau berjalan kaki menuju ke sana.
Sebagai tempat wisata sejarah, Sawakin tidak begitu ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun luar negeri. Fasilitas dan perhatian pemerintah yang kurang mendukung membuat Sawakin kurang terawat dan diminati. Namun setelah tanggung jawab Sawakin diserahkan ke Turki, ada harapan agar Sawakin bukan hanya dapat meningkatkan ekonomi tapi juga agar perhatian terhadap situs-situs bersejarah di Sudan tidak lagi dipandang sebelah mata.
Oleh : Yahya Ayyash
0 Comments
Posting Komentar