“Mengapa orang Sudan berbicara dengan sangat cepat?”
Pertanyaan itu kerap muncul di pikiran masyarakat Indonesia
yang sedang berada di Sudan. Entah mengapa orang-orang Sudan ini berbicara
dengan sangat cepat. Yang diajak berbicara pun membalasnya seperti tidak mau
kalah cepat.
![]() |
Sumber: Hisham Karouri |
Tahun pertama kali keberadaanku di Sudan, pertanyaan itu
terus terngiang-ngiang di benakku. Kesulitan kerap aku temui ketika mendengar
penjelasan dosen asal Sudan di kampus.
“Apa yang ia katakan?”
“Ia berbicara dengan menggunakan bahasa apa?”
“Ini dosen lagi ngajar atau kumur-kumur, sih?”
Mari kita analisis. Berikut ini faktor-faktor inilah yang
menjadi penyebab mereka berbicara dengan sangat cepat.
- Masyarakat Sudan terbiasa dengan kata ‘cepat’
Aku menemukan fenomena tersebut ketika kakiku baru beberapa
hari berada di Sudan. Ketika menyeberang jalan, beberapa kali aku hampir
tertabrak oleh kendaraan yang lewat. Mereka berkendara dengan cepat sekali. Pun
ketika ada orang yang ingin menyeberang, mereka seolah tidak peduli. Kendaraan
tetap melaju kencang. Mungkin ini salah satu faktor, kata ‘cepat’ menjadi sifat
masyarakat Sudan.
Sayangnya, Sudan memiliki suhu yang cenderung 'hangat'.
Matahari seolah ada dua di Sudan. Keadaan ini yang membuat masyarakat Sudan
enggan memiliki motor pribadi karena suhu di jalanan yang begitu panas. Mereka
tidak akan kuat. Jika masyarakat Sudan sudah dikenalkan dengan motor sejak dini,
dan lebih khusus lagi dibina menjadi seorang pembalap motor, aku yakin Valentino
Rossi akan sering kecewa karena ia dikalahkan oleh pembalap Moto GP asal Sudan.
Mengendarai riksyah saja bisa begitu kencang, apalagi
menjadi pembalap Moto GP?
- Efek terlalu sering mengonsumsi teh manis.
Kita sama-sama mengetahui bahwa masyarakat Sudan begitu hobi
meminum teh manis. Pagi hari? The manis. Siang hari? Teh manis. Nongkrong di
malam hari? Teh manis. Berbuka puasa? Teh manis. Gubar? Tetap teh manis. Belum
lagi kalau lihat bibi syai menuangkan gula ke gelas teh pembelinya. Masya Allah,
banyaknya mengundang diabetes untuk mampir.
Tapi, apa hubungannya teh manis dengan kecepatan berbicara?
Eits, jangan salah. Kalau kita berpikir lebih dalam,
teh berasal dari Tiongkok yang awal mulanya dijadikan sebagai obat. Kalau
melihat Tiongkok saat ini, masyarakatnya berkembang luar biasa. Ekonomi
bergerak sangat cepat, bahkan bisa dikatakan salah satu negara dengan ekonomi
terkuat di dunia. Pertumbuhannya sangat pesat. Masyarakatnya pun sangat
produktif. Produk-produk Tiongkok berkembang dengan cepat hingga tersebar di
seluruh dunia.
Jadi bukan tidak mungkin jika teh manis menjadi penyebab
masyarakat Sudan berbicara dengan cepat. Sudah tidak heran, kan?
- Nilai Mata Uang Pounds Sudan yang ‘cepat’ banget naik turunnya. Hiks.
Berapa sekarang harga 1 dollar Amerika jika dikonversikan ke
mata uang Sudan? Entahlah. Naik turunnya begitu cepat. Seingatku, tahun 2013
itu 1 USD hanya sekitar 7 pounds. Akhir 2017, 1 USD mencapai 25 pounds Sudan.
Periode 2018-2019 entah apa yang terjadi, 1 USD pernah mencapai sekitar 60
Pounds Sudan. Cepat sekali berubahnya seperti cepatnya jadwal perubahan masuk
kuliah di kampus negeri Sudan. Bisa saja
itu yang menyebabkan warga Sudan berbicara begitu cepat seperti ekonomi negara
yang cepat sekali naik turunnya.
Itulah faktor-faktor yang menyebabkan warga Sudan begitu
cepat ketika berbicara. Jangan kaget ketika mendengar mereka berbicara seperti
itu. Belum lagi terkadang logatnya seperti memarahi lawan bicaranya. Patut
diketahui bahwa itu hanyalah budaya belaka. Itu terjadi karena murni budaya yang
mungkin saja disebabkan 3 faktor tersebut.
Mobil-mobil di Sudan berjalan sangat cepat. Kendaraan umum
berjalan cepat. Masyarakatnya berjalan dengan cepat. Ekonomi naik-turun dengan
cepat. Warga berbicara dengan cepat. Mahasiswa-mahasiswa Indonesia di Sudan pun
banyak yang menikah cepat. Rupanya, semua hal di Sudan memang berjalan dengan
cepat. Kecuali ijroat.
Oleh: bukibukan
0 Comments
Posting Komentar