Sudan adalah negara yang terletak di timur laut benua Afrika. Sebelum terjadi referendum yang memisahkan Sudan menjadi dua bagian di tahun 2011, Sudan menjadi negara terluas di benua ini. Perang sipil yang cukup lama antara Sudan utara dan selatan telah menjadikan eksistensi militer menjadi kuat. Sejak kemerdekaannya pada 1 Januari 1956 sampai 1989, tercatat terdapat 4 transisi kekuasaan yang dilakukan dengan cara kudeta.
Kudeta 1958
Dipimpin oleh Jenderal Ibrahim Abbud, tentara Sudan melancarkan kudeta pada 17 November 1958 untuk menggulingkan pemerintahan sipil yang dipimpin oleh Perdana Menteri Abdullah Khalil. Degenerasi, Kekacauan, dan ketidakstabilan negara menjadi alasan Ibrahim Abbud melakukan aksi ini. Setelah itu, dewan negara dan kabinet diberhetikan, parlemen dan semua partai politik dibubarkan, dan konstitusi ditangguhkan. Di bawah kepemimpinan Ibrahim Abbud pemerintah saat itu menjadi pemerintahan militer.
Kudeta 1969
Pada 25 Mei 1969, Jenderal Jaafar Nimeiry dan 9 perwira lainnya melakukan kudeta terhadap rezim Ibrahim Abbud dengan dukungan Partai Komunis Sudan, kelompok nasionalis Arab, dan kelompok-kelompok agama konservatif. Aksi kudeta tersebut didasari oleh politisi sipil yang dianggap telah melumpuhkan proses pengambilan keputusan, gagal menangani masalah ekonomi, masalah-masalah dalam negeri, dan telah meninggalkan Sudan tanpa konstitusi permanen.
Kudeta 1985
Dimotori oleh Jenderal Abdul Rahman Suwar Al Dahab pada 6 April 1985 aksi kudeta terhadap presiden Jafaar Nimeiry berhasil menggulingkannya dari kursi kepemimpinan. Setelah itu ia membentuk pemerintahan militer sementara sampai 1986. Ia menyerahkan kekuasannya kepada Ali Ahmed Mirghani sebagai presiden dan Sadiq Al Mahdi sebagai perdana menteri yang dipilih melalui pemilu ketiga pada April 1986.
Kudeta 1989
Situasi politik yang memburuk dan pemberontakan rakyat di Sudan Selatan yang menjadi-jadi mendasari pengudetaan pemerintahan presiden Ali Ahmed Mirghani yang dipilih secara demokratis pada tahun 1986. Dipimpin oleh Brigadir Jenderal Omar Al Bashir dengan dukungan National Islamic Front yang dipimpin oleh DR. Hasan Atturobi berhasil melakukan aksi kudeta tak berdarah pada 30 Juni 1989. Hari ini kemudian diperingati sebagai Tsauroh Inqodz Al Wathani (Revolusi Penyelamat Nasional). Omar Al Bashir menjadi presiden sejak tahun 1989 sampai sekarang
Selain ke empat kudeta tersebut terjadi juga beberapa aksi pengudetaan yang gagal seperti Kudeta Bendera 1960, Kudeta kelompok Arrosyid Al Thohir 1963, kudeta Hasyim Al Atho 1971, kudeta Hasan Husein 1975, Kudeta Muhammad Nur Sa’d 1977, Kudeta Ramadan 1990, dan Kudeta Maret 2004.
Penulis : Yahya Ayyash
Sumber gambar : liputanenam.com
Penulis : Yahya Ayyash
Sumber gambar : liputanenam.com
1 Comments
Very good, menambah wawasan ttg negara rantauan kita ini...
BalasHapusSaya baru tau ada susan 😂
Sudanese association in indonesia
Kuweis
Posting Komentar