Motivasi Surat Al-Ashr


Hati adalah salah satu bagian paling penting yang ada di tubuh manusia. Di sanalah emosi manusia bermuara. Sifatnya yang mudah sekali berubah-ubah tidak jarang membuat manusia gagal mencapai sesuatu yang dicita-citakannya.

Misalnya saja putus asa yang merupakan sebuah emosi saat hati dihadapi pada keadaan super sulit dan tidak tahu solusinya. Hal ini tidak jarang ditemui dan bahkan diri kitapun pasti sering merasakannya. Jika rasa putus asa ini tidak cepat diatasi maka yang muncul adalah kerugian yang sangat besar diantaranya adalah kerugian waktu. Karena waktu merupakan harta yang sangat berharga dan jika hilang atau pergi, ia takan bisa dikembalikan lagi.

Di samping itu, agama Islam yang dibawa oleh Baginda Nabi Muhammad Salallahu’alaihi wasallam adalah merupakan agama yang sangat sempurna. Di dalamnya tidak hanya persoalan ibadah dan muamalah saja yang dibahas, melainkan persoalan personal manusiapun tidak luput dari perhatian agama Islam.

Untuk menyikapi persoalan kerugian waktu ini, Islam telah membahas dengan lugas di dalam Al Quran pada surat Al Ashr,

وَالْعَصْرِ (١) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِن (٣)

Artinya: “Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan menasihati untuk kesabaran”.

Imam Ibnu Katsir di dalam kitab Tafsir Al Quran Al ‘Azhim mengutip pekataan dari Imam Asy Syafi’i saat mengomentari surat ini, beliau berkata,

لو تدبّر الناس هذه السورة لوسعتهم
“Andai manusia mau merenungkan surat Al Ashr ini, maka itu telah mencukupi mereka”

Di dalam surat ini Allah mengisyaratkan kepada kita bahwasannya manusia adalah dalam keadaan merugi, kecuali bagi mereka yang mengamalkan 4 perkara:

Pertama, beriman. Imam As Sa’di menerangkan tentang makna perintah untuk beriman kepada Allah di dalam surat ini bahwasannya iman tersebut tidak akan didapat kecuali dengan ilmu. Hal ini senada dengan perkataan Imam Al Bukhori yang menamai salah satu bab dalam kitabnya Sohih Al Bukhori dengan “Berilmu sebelum berkata dan beramal”. Oleh karena itu jelas bahwa orang yang berilmu akan selamat dari kerugian.

Kedua, beramal saleh. Masudnya adalah mengamalkan ilmu yang sudah dia perlajari dalam rangka melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya, yang berkaitan dengan hak Allah maupun hak manusia. Dengan ini maka manusia akan terbebas dari kerugian di dunia maupun di akhirat.

Ketiga, menasehati dalam kebenaran dan kebaikan. Tujuannya adalah untuk saling memotivasi, menasehati, mendorong untuk beriman dan beramal saleh. Karena ilmu yang kita dapatkan seyogianya juga kita berikan kepada orang lain, agar sama-sama mendapatkan manfaatnya.

Keempat, menasehati dalam kesabaran. Dalam segala hal kita dituntut untuk selalu menjaga kesabaran baik untuk mendapatkan hal yang bersifat dunia maupun akhirat. Terlebih lagi jika hal tersebut berkaitan dengan ketaan kita kepada Allah.

Saat mempelajari ilmu, mengamalkannya dengan melaksankan perintahNya dan menjauhi laranganNya, bersabar dalam menerima setiap takdir yang telah Allah tetapkan kepada setiap ciptaanNya, baik itu takdirnya membahagiakan maupun yang menyedihkan, maupun ketika bersabar dalam mengajak orang lain kepada kebaikan tersebut.

Oleh karena itu Imam As Sa’di juga menjelaskan, “Dua hal yang pertama (yaitu iman dan amal saleh) adalah untuk menyempurnakan diri manusia. Sedangkan dua hal berikutnya adalah untuk menyempurnakan orang lain”.

Beliau juga menambahkan, “Seorang manusia akan menggapai kesempurnaan jika melakukan empat hal ini. Itulah manusia yang dapat selamat dari kerugian dan mendapatkan keberuntungan yang besar” (Tafsir As Sa’di, hlm 981).

Keempat hal ini adalah nasehat yang sangat berharga bagi setiap muslim untuk bisa menyempurnakan dirinya dan orang lain, agar bisa mengkontrol hati dan emosi dirinya dan terlepas dari belenggu kerugian yang kapan saja bisa mendatangi dirinya. 

Penulis: Abu Abdillah
Gambar: http://bersamadakwah.net/

Posting Komentar

0 Comments

Formulir Kontak